Bismillahirrahmannirahim,
" Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” Allah berfirman, Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat
Kami, dan kamu mengabaikannya, Jadi begitu pula pada hari ini kamu diabaikan.” (QS. Taha: 125-126).
Ayat ini yang membuat hatiku bergetar hebat… TAKUT.
Hati ini sungguh takut. Yaa Rabb, bagaimanakah nasibku di Hari Akhir nanti ? Apakah hamba termasuk ke dalam golongan yang dihinakan, diabaikan oleh-Mu? Dikumpulkan dalam keadaan buta? Betapa mengerikan! Bayangkanlah… Dikumpulkan dalam keadaan buta … Allah mengabaikan , dan kita pun terhalang memperoleh kelezatan memandang wajah Allah! Na’udzubillah…
Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kenikmatan yang sangat besar, mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara, dan juga akal yang dapat berpikir. Bayangkan bila detik ini Allah mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Ya Allah, setelah sekian lama waktu berjalan ..
Sudahkah aku menjadi hamba Mu yang bersyukur ? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mengambil pelajaran dan merenungi ayat-ayat- MU ..
Adakah pertambahan usiaku semakin mendekatkan aku kepadaMU..
Atau malah kugunakan nikmat-nikmat MU untuk bermaksiat .. dan menuruti hawa nafsuku ..,
Padahal setiap ni'mat MU kelak menuntut pertanggungjawabannya …
Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S al Hajj: 46)
Mengapa mata hati menjadi buta ? Karena dalam hati tidak ada cahaya. Bukankah kita dapat melihat karena adanya cahaya? Begitu pun mata hati kita butuh cahaya. Cahaya dari Allah, Sang Pemilik cahaya. CAHAYA DIATAS CAHAYA
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Teringatku dengan sebuah hadits: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila terus begitu, hatinya menjadi hitam.”
Dan Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertobat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita, !
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah…” (QS. Al Baqarah: 74)
Tidakkah hati ini malu ketika membaca ayat ini ?
Adakah hati ku takut kepada Allah? Takut tatkala berbuat maksiat dan dosa? Takut akan azab dan siksa-Nya yang teramat keras?
Adakah qalbuku tenteram dan bergetar manakala ayat-ayat Mu diperdengarkan ..
Adakah aku merasa Allah selalu hadir bersamaku ... mengawasi dengan teliti setiap gerak langkah dan bersitan hatiku ...
Ya Rabbi,
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam karena dosa! Sehingga cahaya ilahi / cahaya kebenaran tidak mampu menembus ke dalam hati yang hitam ini !
Ya Allah, jangan biarkan hati ini menghitam, berkarat, dan kemudian membatu .. Sucikan hati ini ya Rabb, Lembutkanlah ...
Ijinkan aku bersimpuh sujud kepada MU .. Duhai Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni segala dosa kami , ampuni kami yang seringkali lalai… Duhai Rabb Yang Maha Lembut, lembutkan hati kami, sucikanlah hati ini dari segala goresan hitam akibat dosa, limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini, teguhkan hati kami di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu, rindu untuk memandang wajah-Mu… Ya Tuhanku, kumpulkan kami kelak bersama orang-orang yang Engkau ridhai, jadikanlah saat berjumpa dengan-Mu sebagai hari terbaik bagi kami .. Aamin yaa Robbal alamin .
Ayat ini yang membuat hatiku bergetar hebat… TAKUT.
Hati ini sungguh takut. Yaa Rabb, bagaimanakah nasibku di Hari Akhir nanti ? Apakah hamba termasuk ke dalam golongan yang dihinakan, diabaikan oleh-Mu? Dikumpulkan dalam keadaan buta? Betapa mengerikan! Bayangkanlah… Dikumpulkan dalam keadaan buta … Allah mengabaikan , dan kita pun terhalang memperoleh kelezatan memandang wajah Allah! Na’udzubillah…
Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kenikmatan yang sangat besar, mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara, dan juga akal yang dapat berpikir. Bayangkan bila detik ini Allah mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Ya Allah, setelah sekian lama waktu berjalan ..
Sudahkah aku menjadi hamba Mu yang bersyukur ? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mengambil pelajaran dan merenungi ayat-ayat- MU ..
Adakah pertambahan usiaku semakin mendekatkan aku kepadaMU..
Atau malah kugunakan nikmat-nikmat MU untuk bermaksiat .. dan menuruti hawa nafsuku ..,
Padahal setiap ni'mat MU kelak menuntut pertanggungjawabannya …
Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S al Hajj: 46)
Mengapa mata hati menjadi buta ? Karena dalam hati tidak ada cahaya. Bukankah kita dapat melihat karena adanya cahaya? Begitu pun mata hati kita butuh cahaya. Cahaya dari Allah, Sang Pemilik cahaya. CAHAYA DIATAS CAHAYA
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Teringatku dengan sebuah hadits: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila terus begitu, hatinya menjadi hitam.”
Dan Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertobat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita, !
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah…” (QS. Al Baqarah: 74)
Tidakkah hati ini malu ketika membaca ayat ini ?
Adakah hati ku takut kepada Allah? Takut tatkala berbuat maksiat dan dosa? Takut akan azab dan siksa-Nya yang teramat keras?
Adakah qalbuku tenteram dan bergetar manakala ayat-ayat Mu diperdengarkan ..
Adakah aku merasa Allah selalu hadir bersamaku ... mengawasi dengan teliti setiap gerak langkah dan bersitan hatiku ...
Ya Rabbi,
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam karena dosa! Sehingga cahaya ilahi / cahaya kebenaran tidak mampu menembus ke dalam hati yang hitam ini !
Ya Allah, jangan biarkan hati ini menghitam, berkarat, dan kemudian membatu .. Sucikan hati ini ya Rabb, Lembutkanlah ...
Ijinkan aku bersimpuh sujud kepada MU .. Duhai Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni segala dosa kami , ampuni kami yang seringkali lalai… Duhai Rabb Yang Maha Lembut, lembutkan hati kami, sucikanlah hati ini dari segala goresan hitam akibat dosa, limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini, teguhkan hati kami di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu, rindu untuk memandang wajah-Mu… Ya Tuhanku, kumpulkan kami kelak bersama orang-orang yang Engkau ridhai, jadikanlah saat berjumpa dengan-Mu sebagai hari terbaik bagi kami .. Aamin yaa Robbal alamin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar