Seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan ternyata ia bukan hendak bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada
semua peserta yang hadir. Reni pun memulai kisahnya:
Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka ia pun diantar oleh suaminya untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana dan akhirnya Reni dikuret rahimnya.
Sepulangnya dari dokter , Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi bersama suaminya untuk berobat ke dokter.
Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni!
Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami datang untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah Swt atas musibah ini.
Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.
Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka
Hari itu Reni dan suami hendak pergi untuk berkonsultasi dengan dokter. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah keinginan yang hendak ia tunaikan , yakni bersedekah.
Reni meletakkan kepasrahan total kepada Allah. Ya Allah, jikalau telah dekat masa perjumpaanku dengan Mu .. ambillah aku dalam keadaan Engkau ridha kepadaku .. Ampunilah aku ya Allah .. Ampunilah semua dosa-dosaku ... Peluklah saat terakhirku dalam kasih dan cinta Mu ...
Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju kota dimana ia hendak berobat kembali . Setibanya di bandara , Ia berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, bukakanlah jalan bagi ku , kepada siapa sedekah ini yang sedang membutuhkan dan baik aku serahkan . Izinkan aku untuk bersedekah untuk Mu hari ini ya Rabb .. " bisik Reni lirih berdoa.
Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu masuk Rumah sakit hendak dilalui oleh Reni dan suami. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada seorang pria berpakaian lusuh dan berwajah sangat kusut. Ternyata pria itu tengah kebingungan menghadapi biaya pengobatan putranya yang sekarang sedang menunggu tindakan medis. Tak terasa air matanya jatuh , menyaksikan kondisi putranya yang begitu mengenaskan.
Ya Allah, apakah ini jalan doaku yang Engkau tunjukkan kepadaku..
Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan laki-laki tua itu. Maka bapak tua itu dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun bergegas melanjutkan langkahnya bersama suami seakan tidak ingin banyak ditanya .
"Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan ma ? " tanya sang suami. Reni menjawab dengan terguguk menangis . Maafkan mama , pa. Itu adalah tabungan terakhir mama. Seandainya memang ini jalan mama semakin dekat untuk pulang.. mama ingin Allah mengampuni seluruh dosa mama .. dan ridha kepada mama ...
Maafkan segala salah mama ya pa.. mama merasa belum sempurna menjalankan kewajiban mama menemani papa, dan membesarkan anak-anak.. Semoga Allah memelihara keimanan anak-anak kita dengan pertolonagn Nya ...
Pecahlah tangis Reni dan suami .. seakan-akan perpisahan mereka telah semakin dekat.
Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter
Maka Reni dan suami pun kembali ke rumah tanpa hasil memuaskan.
Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya.
Atas izin Allah Swt ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air.
Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter tentang ini.
Saat dokter pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.
Kira-kira 20 menit kemudian dokter datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah. ...!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya.. .?"
Subhanalllah. ... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter tak mampu dijawab langsung oleh Reni.
Tersungkur sujud, Reni teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu itu. Ya Allah .. betapa mulia Nya Engkau , betapa rahmat dan pertolongan Mu ada bersama hamba-hamba Mu yang ikhlas bertaubat dan berserah diri ..
@@@@@@@@@@@@@
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya Sedekah dapat menghapus dosa , sebagaimana air memadamkan api. ” (HR. Tirmidzi)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini , hendaklah disertai dengan taubat atas segala dosa yang dilakukan ...
Subhanallah , Maha Besar Allah
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan
Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka ia pun diantar oleh suaminya untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana dan akhirnya Reni dikuret rahimnya.
Sepulangnya dari dokter , Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi bersama suaminya untuk berobat ke dokter.
Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni!
Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami datang untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah Swt atas musibah ini.
Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.
Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka
Hari itu Reni dan suami hendak pergi untuk berkonsultasi dengan dokter. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah keinginan yang hendak ia tunaikan , yakni bersedekah.
Reni meletakkan kepasrahan total kepada Allah. Ya Allah, jikalau telah dekat masa perjumpaanku dengan Mu .. ambillah aku dalam keadaan Engkau ridha kepadaku .. Ampunilah aku ya Allah .. Ampunilah semua dosa-dosaku ... Peluklah saat terakhirku dalam kasih dan cinta Mu ...
Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju kota dimana ia hendak berobat kembali . Setibanya di bandara , Ia berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, bukakanlah jalan bagi ku , kepada siapa sedekah ini yang sedang membutuhkan dan baik aku serahkan . Izinkan aku untuk bersedekah untuk Mu hari ini ya Rabb .. " bisik Reni lirih berdoa.
Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu masuk Rumah sakit hendak dilalui oleh Reni dan suami. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada seorang pria berpakaian lusuh dan berwajah sangat kusut. Ternyata pria itu tengah kebingungan menghadapi biaya pengobatan putranya yang sekarang sedang menunggu tindakan medis. Tak terasa air matanya jatuh , menyaksikan kondisi putranya yang begitu mengenaskan.
Ya Allah, apakah ini jalan doaku yang Engkau tunjukkan kepadaku..
Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan laki-laki tua itu. Maka bapak tua itu dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun bergegas melanjutkan langkahnya bersama suami seakan tidak ingin banyak ditanya .
"Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan ma ? " tanya sang suami. Reni menjawab dengan terguguk menangis . Maafkan mama , pa. Itu adalah tabungan terakhir mama. Seandainya memang ini jalan mama semakin dekat untuk pulang.. mama ingin Allah mengampuni seluruh dosa mama .. dan ridha kepada mama ...
Maafkan segala salah mama ya pa.. mama merasa belum sempurna menjalankan kewajiban mama menemani papa, dan membesarkan anak-anak.. Semoga Allah memelihara keimanan anak-anak kita dengan pertolonagn Nya ...
Pecahlah tangis Reni dan suami .. seakan-akan perpisahan mereka telah semakin dekat.
Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter
Maka Reni dan suami pun kembali ke rumah tanpa hasil memuaskan.
Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya.
Atas izin Allah Swt ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air.
Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter tentang ini.
Saat dokter pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.
Kira-kira 20 menit kemudian dokter datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah. ...!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya.. .?"
Subhanalllah. ... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter tak mampu dijawab langsung oleh Reni.
Tersungkur sujud, Reni teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu itu. Ya Allah .. betapa mulia Nya Engkau , betapa rahmat dan pertolongan Mu ada bersama hamba-hamba Mu yang ikhlas bertaubat dan berserah diri ..
@@@@@@@@@@@@@
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya Sedekah dapat menghapus dosa , sebagaimana air memadamkan api. ” (HR. Tirmidzi)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini , hendaklah disertai dengan taubat atas segala dosa yang dilakukan ...
Subhanallah , Maha Besar Allah
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar