Bismillahirahmannirahim,
Saudaraku fillah,
Ketika musibah, sakit dan bencana menghampiri kita, kadang yang dijadikan kambing hitam adalah alam, artinya alam itu murka. Ketika sakit datang, yang disalahkan pula konsumsi makanan, kurang olahraga dan seterusnya. Ketika hambatan-hambatan selalu datang , saat ikhtiar telah dimaksimalkan . Walau memang sebab-sebab tadi bisa jadi benar sebagai penyebab, namun jarang ada yang merenungkan bahwa karena dosa atau maksiat yang kita perbuat, akhirnya Allah mendatangkan musibah, menurunkan penyakit atau sebab hal ketidaknyaman dalam hidup kita.
Coba kita renungkan ayat yang akan dibahas berikut ini.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa musibah yang menimpa kalian tidak lain adalah disebabkan karena dosa yang kalian dahulu perbuat. Dan Allah memaafkan kesalahan-kesalahan kalian tersebut. Dia bukan hanya tidak menyiksa kalian, namun Allah langsung memaafkan dosa yang kalian perbuat.”
Karena memang Allah akan menyiksa seorang hamba karena dosa yang ia perbuat, sesuai dengan hukum Nya. Dengan ujian yang Dia datangkan bisa menjadikan sebab dosa-dosanya digugurkan. Demikianlah Allah hendak membersihkan diri seorang mukmin dan memanggil Nya untuk bersimpuh kepada Nya dengan cara kelembutan Nya. Bila Allah hendak biarkan ia sesat, tak akan ada teguran, tak akan ada petunjuk, tak akan ada penggugur dosa di dunia, semua keindahan dunia Allah habiskan baginya di dunia , dan tak ada tersisa amal kebaikan baginya untuk akhirat yang abadi.
Begitulah kasih sayang Allah senantiasa meliputi orang-orang mukmin, lalu malulah kita, ni'mat Allah manalagikah yang hendak didustakan. Dan seberapa besarkah cinta kita kepada Nya ..
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ
“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun” (QS. Fathir: 45).
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, mereka mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni” (HR. Muslim no. 2573).
Dari Mu’awiyah, ia berkata bahwa ia mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه
“Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya” (HR. Ahmad ).
Bisa jadi pula musibah itu datang menghampiri kita karena dosa orang tua. Abul Bilad berkata pada ‘Ala’ bin Badr mengenai ayat,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri”, dan sejak kecil aku sudah buta, bagaimana pendapatmu? ‘Ala’ berkata,
فبذنوب والديك
“Itu boleh jadi karena sebab orang tuamu”.
Seseorang bisa jadi mudah lupa terhadap ayat Qur’an yang telah ia hafal karena sebab dosa yang ia perbuat. Adh Dhohak berkata,
ما نعلم أحدا حفظ القرآن ثم نسيه إلا بذنب
“Kami tidaklah mengetahui seseorang yang menghafal Qur’an kemudia ia lupa melaikan karena dosa”. Lantas Adh Dhohak membacakan surat Asy Syura yang kita bahas saat ini. Lalu ia berkata,
وأي مصيبة أعظم من نسيان القرآن.
“Musibah mana lagi yang lebih besar dari melupakan Al Qur’an?”
Jadi boleh jadi karena kesibukan dan kecintaan kita dengan dunia, menjadikan kita berlebih-lebihan dalam gaya hidup dan melupakan orang-orang miskin, kemudian melalaikan kita untuk menjalankan ibadah dan hal-hal yang Allah sukai. Boleh jadi karena banyaknya maksiat di sekitar kita, namun tak ada /sulit/ sedikit yang bergerak untuk ber amar' ma'ruf . Sesungguhnya terus menerus dalam maksiat serta meremehkan dosa-dosa besar maupun kecil, itulah sebab Allah memalingkan kebenaran dan Al Qur’an dari kehidupan kita.
Ayat-ayat diatas adalah sebagai renungan bagi kita untuk selalu mengintrospeksi diri bersama, memperbaiki diri secara bersama-sama. Boleh jadi musibah itu datang karena dosa syirik, tidak ikhlas (untuk Allah) dalam amalan, dan dosa-dosa yang lainnya sebab manusia adalah tercipta penuh kelemahan.
Ya Allah,
Ampunilah dosa kami , dan terimalah taubat kami..
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik kami kembali dan berserah diri ..
Wallahu a'lam bishawab,
M. Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar