“Ikhlas
adalah memurnikan ketaatan kepada Al Haq Allah Subhanahu wa
Ta’ala,dengan meyengaja melakukan suatu ibadah kepada-Nya,ketaatan
ditunjukan untuk Ber-Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu
amalan, di samping amalan tersebut harus sesuai dengan tuntunan Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tanpa ikhlas, amalan jadi sia-sia belaka.
Ibnul Qayyim dalam Al Fawa-id memberikan nasehat yang sangat indah
tentang ikhlas,
“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas
dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bagaikan
seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya
memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.”
Karena
ikhlas adalah merupakan syarat diterimanya ibadah,maka apapun yang
dikerjakan hanya mengharap dan mendapatkan ke Ridhaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala,dengan niat baik yang terpelihara dalam hati.
Keikhlasan berarti memenuhi semua perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala,setiap perbuatan,langkah,kata-kata dan Doa hanya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk mencari ridha-Nya. Untuk mendapatkan itu semua
keikhlasan tidak datang dengan sendirinya,keikhlasan adalah suasana
hati yang harus diusahakan setiap Muslim.
Tidak mudah
memperoleh keikhlasan dalam diri seorang muslim.Diatara cara untuk
mendapatkanya adalah dengan menumbuhkan rasa takut kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala,dan dengan kecintaan yang mendalam, setelah memahami
kebesaran-Nya.Bahwa tidak ada kekuatan lain selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala,bahwa hanya Allah yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan
dan yang memelihara makhluk hidup penuh dengan Rahman dan Rahim-Nya,oleh
karena itu keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya
pengakuan yang harus dicari.
Rasa takut kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, muncul dari pemahaman dan penghargaan akan kebesaran dan
kekuatan-Nya,seseorang yang memahami kebesaran kuasa Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan kekuatan abadi-Nya,akan mengetahui bahwa ia bisa saja
menghadapi murka dan hukuman-Nya, sebagai bagian dari keadilan Ilahi
Rabb,jika ia tidak mampu mengarahkan hidupnya seseuai dengan keinginan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Disamping itu juga untuk memperoleh
keikhlasan adalah dengan mengharapkan balasan hanya dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala.Ibadah apapun bila dilakukan hanya untuk mencari
ridha-Nya,pasti akan membuahkan balasan syurga.Seseorang harus berpikir
yang membuat ikhlas dalam perbuatannya adalah melakukannya dengan murni
dan tulus karena perintah Allah dan tujuan adalah mencapai keridhaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keikhlasan juga dapat diperoleh
dengan cara menguatkan hati nurani.Kata hati adalah kekuatan yang
dipercayakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia,untuk
menunjukkan jalan yang benar,kata hati akan mengingatkan manusia akan
syehtan yang ada dalam jiwa mereka dan segala macam sikap serta tingkah
laku yang tidak sesuai dengan Al Qur’an.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya”.(Q.S. Al Qiyaamah : 14-15)
Setiap manusia secara naluri mengetahui,bisikan yang terdengar adalah
suara hati nuraninya dan alasan-alasan yang ia ajukan untuk mengabaikan
suara tersebut,yang lebih penting adalah keikhlasan diharapkan dapat
diperoleh dengan memahami,kehidupan dunia adalah sementara dan sangat
singkat, sementara kehidupan di akhirat adalah kekal abadi.
Kedudukan Ikhlas adalah sebagaimana, Rasulullah Shallallahu Alahi wa
Sallam bersabda yang artinya, “Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu
amal yang sedikit.” Dalam hadist lain Rasulullah Shallallahu Alahi wa
Sallam bersabda yang artinya,”Sesungguhnya Allah tidak menerima amal
kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”
Ciri-Ciri Orang Ikhlas
1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan
dalam hadits,
“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari
umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang
putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan.
Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu,
melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika
sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)
2.
Senantiasa beramal di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dalam keadaan
sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu Berkata :
“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan
rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika
dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
3. Selalu menerima
apa adanya yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan selalu
bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Pengelompokan Ikhlas
1. Ikhlas Mubtadi
Yakni orang yang beramal karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi di
dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya
untuk menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat
tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang
mubtadi’ bisa terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya
beribadah ketika sedang butuh biasanya ia tidak akan istiqamah. Ia
beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi,
ibadahnyapun akan berhenti.
2. Ikhlas Abid
Yakni orang yang beramal karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hatinya
bersih dari riya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya
karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai syurga,
takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa
menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka. Ibadah seorang abid ini
cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak mengetahui mana yang harus
dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan
(muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menganggap
semua ibadah itu adalah sama.
3. Ikhlas Muhibb
Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan
ingin syurga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan
memenuhi perintah dan mengagungkan-Nya
.
4. Ikhlas Arif,
Yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah
dirinya. Ia hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki
keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan
meninggalkan kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Manfaat dan Keutamaan Ikhlas
1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
5. Doa kita akan diijabah.
6. Dekat dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
7. Mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
8. Akan mendapatkan naungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .di hari kiamat.
9. Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala)
Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, demikian
semoga manfaat buat kita semua, Yang benar haq semua datang-Nya dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan
’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.
Semoga
Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu
yang di Ridhai dan di Cintai-NYA...aamin
By Menata Akhlak Menuju Cinta Nya
Aamiin Allahuma AAmiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar