KETIKA MENGERJAKAN SHALAT, JANGAN CAMPUR-ADUKKAN DENGAN URUSAN DUNIA.


'Ali bin Abi Tholib r.a.. mengisahkan:

Ketika aku duduk bersama Nabi SAW dalam jama'ah para sahabat, muncullah seorang pria dusun, ia sampaikan ucapan salam kepada Rasul dan seluruh jama'ah dalam majlis Rosul tersebut.

Lalu ia pun berkata, “Ketahuilah bahwa Allah telah mewajibkan shalat lima waktu kepada kami, di samping itu Dia Ta'ala menguji dengan kesibukan dunia berikut segala macam resikonya. Maka demi kebenaranmu ya Rosul, tiada sholat satu roka'at pun yang kami kerjakan, kecuali kesibukan dunia itu selalu memasukinya, maka apakah Allah berkenan menerima sholat yang bercampur aduk dengan kesibukan dunia?”

Pertanyaan ini langsung dijawab oleh-ku (Sayyidina 'Ali r.a.), “Sholat macam itu, Allah tidak bakal menerimanya, bahkan perhatian pun tidak ada dari-Nya.”

Lalu Nabi SAW bertanya kepada ‘Ali, “Hai 'Ali, apakah mampu engkau melakukan shalat 2 raka'at penuh ikhlas karena Allah tanpa tercampur perasaan sedih/prihatin, fikiran sibuk urusan dunia dan bisikannya? Kalau saja engkau mampu melakukannya, maka kain selendangku buatan Syam ini kuberikan kepadamu.”

Jawab sayyidina 'Ali r.a., “Aku mampu melakukannya.”

Dan 'Ali pun segera tegak dari majelis para sahabat, ia berwudhu; sesempurnanya, lalu mulailah dengan shalatnya, niat karena Allaah secara ikhlash dalam lubuk hatinya, sampai pada ruku' di roka'at awal (pertama), selamat hingga akhir roka'at. Kemudian mulailah memasuki roka'at kedua, setelah ruku', ia pun berdiri tegak (i'tidal) dengan mengucapkan, 'Sami' Alloohu liman hamidah,' bertepatan dengan itu, di dalam lubuk hatinya berucap, “Kalau saja Nabi SAW memberiku kain Qothuni, maka lebih baik bagiku daripada kain buatan Syam.” Selanjutnya sujud, tahiyyat dan ucap salam.

Kemudian Nabi SAW bertanya, “Hai 'Ali, apa yang diucapkan dalam lubuk hatimu?”

Jawabnya, “Demi kebenaranmu ya Rasul, shalatku pada roka'at pertama mulus karena Allah, bersih dari perasaan sedih atau pun bisikan apapun. Namun menginjak raka'at kedua, ingatanku pada kain yang engkau janjikan itu, dan dalam lubuk hatiku berucap, “Kalau saja engkau memberi kain buatan Qothuni, maka lebih baik daripada kain buatan Syam, dan demi kebenaranmu ya Rosul, Tiada seorangpun yang mampu melakukan sholat dua roka'at mulus, ikhlash semata hanya karena Allah SWT.”

Kemudian Nabi SAW bersabda, “Lakukanlah sholat yang telah diwajibkan kepadamu, dan janganlah berbicara (tentang urusan dunia) dalam sholatmu itu, sebab Allah SWT tidak berkenan menerima sholat yang diaduk dengan kesibukan dunia, tapi sekali lagi lakukanlah shalat dan sesudahnya beristighfarlah kepada Tuhanmu. Aku menghibur kalian, bahwa Allah SWT menjadikan 100 rahmat-Nya bekal disebarluaskan ke seluruh umatku kelak di hari Kiamat, tiada seorang hamba atau umat melakukan sholat fardhu, kecuai ia berada di bawah naungan 'shalatnya' itu kelak di hari Kiamat'." [Mau'idhah]
_____________________
Sumber: Kitab Duratun Nasihin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar