:: AYAH, BUNDA KUTUNGGU DI PINTU SURGA (SEBUAH HIKMAH YANG INDAH KETIKA ALLAH MEMANGGIL ANAK BERPULANG)



Tirmidzi dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Apabila anak seorang hamba telah mati, maka Allah Subhanahu Wata’ala berfirman kepada para malaikat-Nya, ‘Apakah kalian telah mematikan anak hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Dia berfirman, ‘Apakah kalian telah mematikan buah hatinya?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Dia berfirman, ‘Apakah yang diucapkan oleh hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ia telah memuji-Mu dan mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali)’
Maka Dia berfirman, ‘Bangunlah sebuah rumah di surga untuk hamba-Ku dan namakan Baitul Hamdi (rumah pujian ) .’”

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada kaum wanita:
“Tidak ada seorang wanita pun di antara kamu sekalian yang kematian tiga orang anaknya, kecuali anak-anaknya itu akan menjadi pelindung baginya dari api neraka. Seorang wanita bertanya, ‘Dan dua orang anak.’ Rasulullah menjawab, ‘Dan dua orang anak.’”

Ahmad dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Jabir radiyallahu ‘anhu, “Aku telah mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Siapa yang kematian tiga orang anaknya, namun ia rela, maka ia akan masuk surga. (Jabir berkata), ‘Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan dua anak?’ Beliau menjawab, ‘Dan dua anak.’”

Salah seorang perawi berkata kepada Jabir, “Aku berpendapat, bahwa sekiranya engkau berkata satu, niscaya beliau akan mengatakan satu juga.” Jabir berkata, “Aku kira demikian.”

Di samping para malaikat dan Hurul-aini (bidadari syurga), maka kanak-kanak yang meninggal dunia sebelum baligh, juga menyambut kedatangan ibu bapanya di pintu syurga.

Sabda Rasullulah SAW yang bermaksud : “Ketika aku mikraj ke langit, tiba-tiba aku mendengar suara kanak-kanak.
Aku bertanya : “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”
Jibril menjawab: “Mereka adalah anak cucu orang Islam yang meninggal dunia sebelum baligh. Mereka itu diasuh oleh Nabi Ibrahim AS sampai orang tuanya datang.” (HR. Abu Daud)

Anak-anak orang Islam yang meninggal dunia pada waktu kecil, di alam Barzakh dia dikumpulkan pada suatu tempat di bawah penjagaan Nabi Ibrahim as. Setelah kiamat tiba, mereka langsung dipindahkan ke dalam syurga. Jadi mereka tidak melalui Mahsyar, Hisab, Mizan dan sebagainya.
Sabda Rasullullah SAW yang bermaksud : “Tiap-tiap anak orang Islam yang mati sebelum baligh akan dimasukkan ke dalam syurga dengan rahmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah dipindahkan ke dalam syurga, maka anak-anak kecil ini lupa kepada kehidupan dunia. Mereka lupa kedua ibu bapanya, lupa kepada kampung halamannya dan sebagainya.

Tiba-tiba pada suatu hari, ketika mereka sedang bermain-main menikmati kesenangan syurga, maka ada malaikat yang memberitahukannya:
“Wahai Wildan, lupakah kamu kepada kedua orang tuamu? Sekarang mereka sudah berada di pintu syurga.
“Ketika itulah baru mereka tahu dan ingat kembali kepada ayah bunda mereka yang selama ini mereka lupakan.

Mendengar apa yang dikatakan oleh malaikat itu, dalam keadaan menangis dan membawa air dengan segera mereka berlari menuju ke pintu syurga. Sesampainya di sana, mereka melihat Hurul-aini sedang tegak berbaris sepanjang jalan dengan memakai pakaian dan perhiasan yang serba indah.

Setelah pintu syurga terbuka, dengan diiringi nyanyian merdu Hurul-aini, maka orang-orang pun berebut masuk ke dalamnya, dan ketika itulah anak-anak kecil ini sibuk mencari kedua ibu bapanya. Mereka mencari ke sana ke mari, tetapi tidak berjumpa. Sambil menangis dan memegang air di tangan maka pergilah mereka kepada malaikat serta bertanya: “Wahai malaikat, mana ayah dan ibu kami?”

Menjawab malaikat: Wahai Wildan, sungguh malang nasib kamu, kedua orang tua kamu terjatuh ke dalam neraka.”
Mendengar ungkapan yang demikian itu, maka anak kecil tadi menangis sejadi-jadinya, menangis menghiba dengan ratapan yang menyayat hati: “Wahai ibuku, wahai ayahku,apakah kesalahanmu, apakah dosamu sehingga kamu terjatuh ke dalam neraka? Begitulah ratapan mereka.

Berkata Malaikat: “Wahai wildan jangan menangis, pergilah kamu memohon bantuan kepada Nabi Muhammad SAW.”
Setelah anak kecil ini mengadu kepada Nabi Muhammad SAW, maka Nabi Muhammad pun mengangkat kedua tangannya berdoa, lalu dikeluarkanlah orang-orang mukmin yang berada dalam neraka itu.
Inilah syafaat Nabi Muhammad SAW yang ketiga di akhirat.
Petama pada waktu ditimbang antara dosa dan pahala,
yang kedua pada waktu meniti Shiratul Mustaqim ,
yang ketiga ketika mengeluarkan orang dari dalam neraka.

Maka ketika itu bertemulah antara anak-anak kecil tadi dengan kedua orang tuanya dengan perasaan gembira.

Firman Allah SWT yang maksudnya : “Pada hari itu mereka berjumpa dengan perasaan gembira. ” (Ad-Dahr: 11)

Menurut Hadist Qudsi:
Allah SWT berfirman pada hari kiamat pada anak-anak :
“Masuklah kalian ke dalam Syurga.”

Anak-anak itu berkata:
“Ya Rabbi, kami menunggu hingga Ayah Ibu kami masuk.”
Lalu mereka mendekati pintu Syurga, tetapi tidak mahu masuk ke dalamnya. Allah Berfirman lagi,

“Mengapa aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam syurga”
Mereka menjawab,
“Tetapi bagaimana dengan orang tua kami?”
Allah pun berfirman,
“Masuklah kalian ke dalam Syurga bersama orang tua kalian.”
(Hadis Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil Bin Syuaah yang bersumberkan dari sahabat Nabi SAW)

Istilah “al-wildan” dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama mufradnya (kata tunggalnya) adalah “al-walid”, artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu bayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan

Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu mil, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak oleh seribu kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari, berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.
Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu.
Demikian menurut beberapa Hadits.

Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
Meniti shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padangMasyar itu. Meniti shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat menitishirat yang pertama.

Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki surga. Tetapi mereka memohon syafaat (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk surga bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mau memasukinya, sehingga Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi:
“Mengapa Aku lihat anak-anak itu masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu”.

Pada saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka.
“Kami belum mau masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama kami”.

Demikianlah mereka berhenti dekat pintu surga, menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan. Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan firman Allah Yang Maha Mengetahui:
“Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian”.
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qadla dan qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadirat-Nya.

 

Wallahu a'lam bishawab
(Sumber: Hadits Qudsi, KH.M. Ali Usman dkk, CV. Diponegoro Bandung, 1984) 
dan dari berbagai sumber lainnya )


Tim BK

5 komentar:

  1. Bagus sekali tulisannya..Syukron

    BalasHapus
  2. ALLAH Mh BAIK...m'berikn plhn trbaik...m'bayangkn prtemuan dngn 2 bayiQ pn kelak mleburkn ksedihanQ...

    BalasHapus
  3. Adek Maliqha Zulaikha Az Zahra, abi kangen...semoga engkau bersama para bidadari Allah SWT . Kangen abi untai dgn doa dan Zikrullah semoga kelak engkau menjemput bunda dan abi nak. Abi ikhlas...ikhlas dgn takdir Allah SWT. Al Fatihah .....😭😇

    BalasHapus