::: ALLAH BEGITU DEKAT DENGAN KITA ... :::



Bismillahirahmannirahim ,

Sahabat yang dmuliakan Allah,

Ketika begitu lama, ingin agar harapan segera terwujud. Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang. Kadang jadi putus asa karena sudah seringkali memohon pada الله. Sikap seorang Muslim adalah tetap terus berdo’a karena الله begitu dekat pada orang yang berdo’a. Boleh jadi terkabulnya do’a tersebut tertunda. Boleh jadi pula الله mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan الله adalah yang TERBAIK.


Ayat yang patut direnungkan adalah firman الله Ta’ala,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al Baqarah: 186)


Sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata,

“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” Lantas الله Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)


Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan الله pada orang yang berdo’a (kedekatan yang sifatnya khusus).” (Majmu’ Al Fatawa, 5/247)



Perlu diketahui bahwa kedekatan الله itu ada dua macam:

1) Kedekatan الله yang umum dengan ilmu-NYA, ini berlaku pada setiap makhluk.

2) Kedekatan الله yang khusus pada hamba-NYA dan seorang muslim yang berdo’a pada-NYA, yaitu الله akan mengijabahi (mengabulkan) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)


Kedekatan الله pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang). الله begitu dekat pada orang yang berdo’a dan yang beribadah pada-NYA. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan الله adalah ketika ia sujud. (Majmu’ Al Fatawa, 15/17)


Siapa saja yang berdo’a pada الله dengan menghadirkan hati ketika berdo’a, menggunakan do’a yang ma’tsur (dituntunkan), menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya do’a (seperti memakan makanan yang haram), maka niscaya الله akan mengijabahi do’anya.


Terkhusus lagi jika ia melakukan sebab-sebab terkabulnya do’a dengan tunduk pada perintah dan larangan الله dengan perkataan dan perbuatan, juga disertai dengan mengimaninya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)


Dengan mengetahui hal ini seharusnya seseorang tidak meninggalkan berdo’a pada Rabbnya yang tidak mungkin mensia-siakan do’a hamba-NYA. Fahamilah bahwa الله benar-benar begitu dekat dengan orang yang berdo’a, artinya akan mudah mengabulkan do’a setiap hamba. Sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji الله yang Maha Mengabulkan setiap do’a.


Ingatlah pula bahwa do’a adalah sebab utama agar seseorang bisa meraih impian dan harapannya. Sehingga janganlah merasa putus asa dalam berdo’a. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

>>> “Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak الله sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebut berpengaruh lemah karena hati hamba tersebut yang lemah dan tidak menghadirkan hatinya kala berdo’a. Boleh jadi pula karena adanya penghalang terkabulnya do’a dalam dirinya seperti makan makanan haram, noda dosa dalam hatinya, hati yang selalu lalai, nafsu syahwat yang menggejolak dan hati yang penuh kesia-siaan.” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 21)


Ingatlah hadits dari Abu Hurairah, Nabi صلی الله علیﻪ و سلم bersabda,

“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi الله Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi - Ahmad )

Jika memahami hal ini, maka gunakanlah do’a pada الله sebagai senjata untuk meraih harapan.


Penuh yakinlah bahwa الله akan kabulkan setiap do’a. Dari Abu Hurairah, Nabi صلی الله علیﻪ و سلم bersabda,

“Berdoalah kepada الله dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa الله tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi)


Nabi صلی الله علیﻪ و سلم bersabda,

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada الله selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan الله akan beri padanya tiga hal: (1) الله akan segera mengabulkan do’anya, [2] الله akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] الله akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi صلی الله علیﻪ و سلم lantas berkata, “الله nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad).


TERTUNDANYA DOA ADALAH KEBAIKAN PULA

Boleh jadi الله menunda mengabulkan do’a. Boleh jadi pula الله mengganti keinginan kita dalam do’a dengan sesuatu yang الله anggap lebih baik. Atau boleh jadi pula الله akan mengganti dengan pahala di akhirat. Jadi do’a tidaklah sia-sia.


Ingatlah nasihat yang amat menyejukkan hati dari cucu Nabi صلی الله علیﻪ و سلم. Al Hasan bin 'Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata,

"Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan الله untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang الله pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang الله) berlakukan (bagi hamba-NYA)"

(Lihat Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262 dan Al Bidaayah wan Nihaayah 8/39).



Yakinlah bahwa PILIHAN الله ITULAH YANG TERBAIK untuk kita ...





Wallahu a'lam bishawab,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar