Bismillahirahmanirahim ,
Sahabat yang dimuliakan Allah,
Sesungguhnya derajat pemahaman seorang hamba terhadap Al-Qur’an berbanding lurus dengan tingkat kedekatannya dengan Allah subhana wa Taa'la
Al-Qur’an Mulia ditulis dengan bahasa Arab, akan tetapi esensi dan aktualitasnya ditulis dengan bahasa Allah . Hanya mereka yang cinta dan takut pada Allah lah yang dapat mengerti makna yang sesungguhnya dari Al-Qur’an. Hanya mereka yang dekat kepada-Nya sajalah yang mampu memahami bahasa-Nya.
Jika kita mengira bahwa sebuah kitab dari kertas yang bisa kita pegang dengan tangan adalah Al-Qur’an Mulia yang sesungguhnya, itu seperti berfikir bahwa matahari adalah sebuah cermin kecil yang bulat. Bahasa manusia tidaklah mampu mencukupi peralihan bahasa Al-Qur’an ke dalam pemahaman manusia. Kita makhluk fana, sementara Allah Ta'ala adalah kekal.
Al-Qur’an adalah sesuatu yang tiada habisnya. Jika lautan adalah tinta, dan pohon-pohon di hutan adalah pena, seluruh langit serta bumi adalah kertas, dan seluruh makhluk menuliskan buku ini hingga akhir waktu, ketika tinta itu akan habis, seluruh pena akan habis, dan tidak akan ada lagi kertas tersisa, seluruh malaikat dan semua makhluk akan kelelahan dan makna Al-Qur’an tetap belum terjelaskan sepenuhnya.
Segala hal telah tercakup dalam Al-Qur’an apa-apa yang terjadi sebelum adanya waktu dan setelah waktu punah, baik yang tersembunyi maupun nyata. Segalanya ada dalam Al-Qur’an. Hanya saja, engkau harus punya mata untuk melihatnya, telinga untuk mendengarnya, akal untuk memahaminya, dan qalb untuk merasakannya.
... Maka sesungguhnya derajat pemahaman seorang hamba terhadap Al-Qur’an berbanding lurus dengan tingkat kedekatannya dengan Allah subhana wa Taa'la
Al-Qur’an Mulia adalah sebuah dokumen. Ia mengkonfirmasi seluruh kitab-kitab suci lain dan para pembawa risalah yang membawanya. Pada lapis tertentu ia menunjukkan sejarah umat manusia, sejarah orang-orang yang beriman maupun yang tidak beriman. Ia menunjukkan balasan untuk orang-orang yang beriman dan hukuman bagi yang tidak beriman. Ia mengundang kita kepada keberserahdirian dan kepada Cinta kepada Allah dan segenap makhluknya.
Al-Qur’an Mulia mengajarkan kita untuk menjadi insan. Ia mengajarkan tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh, dan apa makna cinta yang sebenarnya. Ia adalah ’mata’ yang diberikan Allah kepada kita. Siapa pun yang memiliki mata ini akan mengetahui mana yang haqq dan mana yang bathil, apa yang nyata dan apa yang tersembunyi.
Penyucian dari kotoran debu-debu duniawi disebutkan dalam Al-Qur’an dengan penggambaran kelahiran Nabi Isa alaihisalam . Kejadian janin beliau yang tanpa melibatkan seorang bapak merupakan sebuah hadiah dari langit. Al-Qur’an pun memberitakan tentang kenabiannya,termasuk juga kisah-kisah tentang beliau yang menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan yang berpenyakit lepra, serta menjadikan orang yang buta melihat.
Al-Qur’an Mulia adalah sebuah buku tentang pengajaran-pengajaran, suatu kitab mengenai Kebenaran, yang Allah karuniakan bai segenap umat manusia. Ia mengajarkan kita tentang sifat-sifat para nabi. Ia menunjukkan kepada kita bahwa seharusnya kita merupakan khalifah-Nya di muka bumi.
Janganlah membiarkannya Al Quran lepas dari tangan, pikiran, atau hati. Membaca buku lain terus-menerus akan membosankan, tapi untuk kitab yang satu ini tidak. Semakin banyak engkau baca, semakin engkau ingin membacanya lagi.
Salah satu keajaiban Al-Qur’an adalah bahwa seorang anak berusia lima tahun dapat menghafalnya di luar kepala. Padahal Al-Qur’an terdiri atas 6.236 ayat dan 114 surat. Tidak ada kitab lain yang begitu mudah untuk dipelajari. Dalam setiap abad, terdapat ribuan, bahkan ratusan ribu orang yang telah menghafalkan Al-Qur’an.
Manusia itu hanya makhluk , sedangkan Al-Qur’an abadi. Ia merupakan kitab Allah. Maka bagaimana seorang manusia dapat menghafal Al-Qur’an? Sebenarnya Allah lah yang melindungi dan menjaga sejatinya Al-Qur’an setiap kata dan setiap titiknya. Meski tampaknya qalb insan yang menghafalnya, namun sesungguhnya Allah -lah yang menyimpan Kitab ilahiah itu di dalam qalb insan. Allah lah yang melantunkan Al-Qur’an Mulia lewat lisan insan.
Al-Qur’an Mulia bukanlah sekedar kitab yang berbahasa Arab saja. Seluruh alam raya merupakan Al-Qur’an. Sejak dahulu sebelum awal hingga berlanjut setelah akhir. Ia adalah sebuah penjelasan yang meliputi segalanya.
Para pecinta Allah selalu membaca Al-Qur’an. Mereka yang mukhlas (hamba yang dijadikan ikhlas oleh Allah dalam kehidupannya. -Ed ) dan selalu berpegang teguh kepada-Nya bisa memahami makna Al-Qur’an. Al-Qur’an itu ibarat seutas tali. Satu ujung berada dalam genggaman kuasa-Nya dan ujung yang lainnya turun ke dunia ini. Siapa pun yang berpegang kepada tali itu akan selamat, dan memperoleh ganjaran Kebenaran dan al-jannah.
Maka bacalah Al-Qur’an, hiasilah qalbumu dengan Al Quran, maka engkau akan temukan obat bagi segala kesulitanmu, sebagai penunjuk jalan yang benar dalam liku kehidupanmu.
Subhanallah, Allahu Akbar,,
Maha Besar dan Agungnya Allah dengan segala firman Nya ..
Syaikh Mozafeer Ozak.
Wallahu a'lam bishawab,
Barakallau fikum ...
Syaikh Mozafeer Ozak.
Wallahu a'lam bishawab,
Barakallau fikum ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar