Assalamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh
Apakah kita Telah Mengenal Allah ?
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. , bahkan bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat.
Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri seorang hamba telah mengenal Allah :
1) Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
2) Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri
3) Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya
5) Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta
6) Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman
7) Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya
Tidak ada KENIKMATAN yang lebih besar di dunia ini daripada NIKMAT mengenal Allah. Bahkan bagi orang yang sudah mengenal-NYA, NIKMAT dunia dan seisinya ini tidak akan mampu menandinginya. Alam semesta ini hanya sebahagian kecil saja dari NIKMAT yang diberikan Allah kepada hamba-NYA.
Bagi orang yang mengenal Allah, semua kejadian adalah NIKMAT semata. Subhanallah, mudah-mudahan kita semua digolongkan oleh-NYA menjadi ahli makrifat seperti itu.
Barangsiapa sudah merasa bersama-NYA, tidak mungkin merasa kesepian karena Allah 'Azza wa Jallaa senantiasa bersama hamba-NYA, bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri. Bagi orang yang sudah mengenal Allah, tidak mungkin lupa barang sedetik pun kepada-NYA.
Bagaimana akan lupa, kalau setiap mata memandang segala sesuatu, yang terbayang dalam benaknya adalah hasil pekerjaan-NYA. Kalau setiap telinga mendengarkan sesuatu, niscaya segala yang berbunyi itu buah tangan-NYA. Kalau setiap mulut memakan dan meminum sesuatu, mutlak segala makanan dan air itu ciptaan-NYA.
Tidak akan merasa kesepian di kala sepi dan terlena di kala ramai bagi orang yang sudah makrifat kepada-NYA. Karena, ALLAH-lah Dzat yang selalu memelihara dan mengawasi setiap makhluk-NYA dengan tanpa mengenal lupa. Di tengah orang banyak, di tengah pertempuran, di mana saja, mesti ingat kepada-NYA
Allah pun pasti akan mencabut rasa takut dari hati orang yang telah makrifat kepada-NYA. Bagaimana akan takut, sedang segala yang ditakuti juga diurus oleh-NYA dan pasti akan musnah. Tiada daya dan kekuatan, kecuali atas izin dan inayah-NYA. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billaah
Semoga Allah memberikan rahmat dan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka ..
aamiin Allahumma amin ...
Apakah kita Telah Mengenal Allah ?
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. , bahkan bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat.
Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri seorang hamba telah mengenal Allah :
1) Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ibnu Mas’ud pernah mengatakan,
‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’
Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka.
Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. ...Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut .” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97])
2) Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri
Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata,
“Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.”
(HR. Bukhari secara mu’allaq).
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi,
“Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98])
3) Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya.
Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya.
Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat , maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)
4) Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingat Akherat
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akherat kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. Huud: 15-16)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita, sehingga membuat seorang yang di pagi hari beriman namun di sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya beriman namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim)
5) Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.
“Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas niscaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga/perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari)
6) Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman” Di antaranya, “Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan bisa merasakan lezatnya iman orang-orang yang ridha kepada Rabbnya, ridha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim).
7) Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan meraih balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya [tulus] karena Allah dan Rasul-Nya niscaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena [perkara] dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu artinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim).
Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan,
“Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab).
Tidak ada KENIKMATAN yang lebih besar di dunia ini daripada NIKMAT mengenal Allah. Bahkan bagi orang yang sudah mengenal-NYA, NIKMAT dunia dan seisinya ini tidak akan mampu menandinginya. Alam semesta ini hanya sebahagian kecil saja dari NIKMAT yang diberikan Allah kepada hamba-NYA.
Bagi orang yang mengenal Allah, semua kejadian adalah NIKMAT semata. Subhanallah, mudah-mudahan kita semua digolongkan oleh-NYA menjadi ahli makrifat seperti itu.
Barangsiapa sudah merasa bersama-NYA, tidak mungkin merasa kesepian karena Allah 'Azza wa Jallaa senantiasa bersama hamba-NYA, bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri. Bagi orang yang sudah mengenal Allah, tidak mungkin lupa barang sedetik pun kepada-NYA.
Bagaimana akan lupa, kalau setiap mata memandang segala sesuatu, yang terbayang dalam benaknya adalah hasil pekerjaan-NYA. Kalau setiap telinga mendengarkan sesuatu, niscaya segala yang berbunyi itu buah tangan-NYA. Kalau setiap mulut memakan dan meminum sesuatu, mutlak segala makanan dan air itu ciptaan-NYA.
Tidak akan merasa kesepian di kala sepi dan terlena di kala ramai bagi orang yang sudah makrifat kepada-NYA. Karena, ALLAH-lah Dzat yang selalu memelihara dan mengawasi setiap makhluk-NYA dengan tanpa mengenal lupa. Di tengah orang banyak, di tengah pertempuran, di mana saja, mesti ingat kepada-NYA
Allah pun pasti akan mencabut rasa takut dari hati orang yang telah makrifat kepada-NYA. Bagaimana akan takut, sedang segala yang ditakuti juga diurus oleh-NYA dan pasti akan musnah. Tiada daya dan kekuatan, kecuali atas izin dan inayah-NYA. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billaah
"Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan."
(QS Ar Rahman : 27)
Semoga Allah memberikan rahmat dan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka ..
aamiin Allahumma amin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar