"Amalan yang paling dicintai Allâh Ta ’alâ adalah amalan yang kontinyu walaupun sedikit.” (HR. Muslim).
Imam an Nawawi mengatakan: “Sesungguh nya amal sedikit tapi kontinyu lebih baik daripada amal banyak namun terputus karena dengan kontinyunya amal sedikit akan melanggengkan ketaatan, dzikir, muraqabah (merasa diawasi Allâh ), niat, ikhlas, dan mengharap kepada Sang Pencipta. Dan buah dari amalan sedikit tetapi kontinyu berlipat-lipat lebih banyak daripada amal banyak namun terputus.” (Syarah Shahih Muslim).
Rajin Ibadah Janganlah Sesaat
Wahai saudaraku … Perlu diketahui bahwa ibadah tidak semestinya dilakukan hanya sesaat di suatu waktu.
Asy Syibliy pernah ditanya, ”Bulan manakah yang lebih utama, Rajab ataukah Sya’ban?” Beliau pun menjawab, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin.” Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy yang rajin ibadah di setiap bulan, sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Sya’ban saja. Kami kami juga dapat mengatakan, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Romadhoniyyin.” Maksudnya, beribadahlah secara kontinu (ajeg) sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Ramadhan saja. [ Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, ]
Tanda Diterimanya Suatu Amalan
Saudaraku … Perlulah engkau ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [HR. Muslim]
Di antaranya lagi Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam contohkan dalam amalan shalat malam. Pada amalan yang satu ini, beliau menganjurkan agar mencoba untuk merutinkannya. Dari ’Aisyah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” [HR. Muslim]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” [HR. Bukhari]
Ibadah seharusnya tidak ditinggalkan ketika dalam keadaan lapang karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.” [ HR. Hakim]
“... Tiada cara mendekat (taqarrub) seorang hamba yang lebih Ku-cintai melainkan dengan menunaikan fardhu yang telah Ku-tetapkan. Namun hamba-Ku senantiasa lebih berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan yang nawafil, sampai Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu ia mendengar, penglihatannya yang dengan itu ia melihat, tangannya yang dengan itu ia memukul, kakinya yang dengan itu ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku sungguh akan Ku-karuniakan kepadanya, dan jika ia memohon perlindungan-Ku, Aku akan melindunginya. Dan Aku tidak pernah ragu-ragu pada sesuatupun di saat Aku akan melakukannya seperti ragu-Ku untuk mengambil jiwa seorang mukmin yang enggan mati, sedangkan Aku tidak suka mengganggunya. (HQR. Bukhari).
Semoga Allah menganugerahi kita kemampuan selalu dalam beramal soleh yang selalu dicintai oleh-Nya. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya setiap kebaikan menjadi sempurna. Aamiin ya Rabb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar