:: INFEKSI SALURAN KEMIH ::





Bismillahirrahmannirahim,


Ketika Urin Tercemar Kuman

Berkemih (buang air kecil) merupakan salah satu kegiatan biologis yang senantiasa kita alami setiap harinya. Untuk itu, permasalahan sekecil apapun yang mengganggu proses berkemih pasti cukup merisaukan. Salah satunya yang cukup sering kita dengar atau bahkan kita alami sendiri adalah infeksi saluran kemih. Apa saja gejalanya dan bagaimana mengatasinya, akan kita bahas pada kesempatan kali ini.


Mengenal Infeksi Saluran Kemih

Istilah Infeksi Saluran kemih atau sering disingkat dengan istilah “ISK” biasanya mengacu pada sistitis (infeksi bakteri pada kandung kemih), tetapi bisa digunakan untuk mengistilahkan infeksi manapun pada saluran kemih, dari ginjal sampai uretra (saluran yang menyalurkan air seni/urin dari kandung kemih keluar). Penyebab ISK bisa beragam, tapi yang paling banyak adalah bakteri seperti Escherichia Coli. Penyebab lain misalnya virus, jamur, atau parasit seperti Chlamydia.


Sebenarnya, dalam keadaan normal, urin yang diproduksi ginjal selalu steril, yaitu bebas dari kuman dan mikroorganisme. Urin hanya mengandung cairan, garam, serta zat lain yang tidak diperlukan tubuh. Oleh karena itu, kehadiran bakteri apapun di dalamnya adalah tidak normal. Pada banyak kasus, kuman penyebab ISK masuk ke dalam saluran kemih melalui uretra yang merupakan penghubung saluran kemih dalam tubuh dengan dunia luar. Kuman tersebut bisa berasal dari daerah anus. Selain itu bisa juga berasal dari vagina, karena letak muara uretra yang berdekatan dengan alat kewanitaan tersebut.


Kaum Wanita Lebih Beresiko

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh kaum wanita. Sekitar setengah dari seluruh kaum wanita menderita ISK paling tidak sekali seumur hidup, dan beberapa wanita mengalaminya berulang kali, namun biasanya membaik dengan pengobatan. Semua wanita berisiko mengalami ISK karena memiliki uretra yang relatif pendek dibanding dengan laki-laki, sehingga kuman lebih mudah masuk ke dalam kandung kemih. Kuman tersebut bisa berasal dari anus atau vagina, mengingat posisi muara uretra pada wanita dekat dengan anus dan vagina. Faktor risiko lainnya seperti :


Pasca menopause (berhentinya haid).

Memiliki masalah inkontinensia urin (hilangnya kendali terhadap kandung kemih sehingga seseorang sering buang air kecil tanpa disengaja ketika batuk, bersin, atau olah raga berat, biasanya juga tidak bisa menahan ketika ingin buang air kecil).

Orang-orang dengan daya tahan tubuh yang memburuk (immunocompromized), seperti pada pasien diabetes mellitus (kencing manis) menahun dan HIV-AIDS.

Pasien yang harus mengalami kateterisasi urin (dipasang selang kateter untuk mengeluarkan urin) dalam waktu yang lama, misal pada pasien stroke, penurunan kesadaran, koma, dan penyakit kronis lainnya.


Kenali Gejalanya

Gejala-gejala infeksi saluran kemih yang umum adalah serangan mendadak seperti berikut ini :

Nyeri terbakar saat buang air kecil.
Selalu ingin buang air kecil (tidak tuntas/anyang-anyangan).
Mengeluarkan urin yang hanya sedikit.
Terdapat darah dalam urin.
Nyeri atau ketidaknyamanan tepat di atas tulang kemaluan.


Apa Yang Bisa Anda Lakukan?

Saat mengalami gejala awal, usahakan untuk banyak minum air. Cobalah minum 600 mL air secepatnya, lalu 300 mL air tiap 30 menit. Ini akan meningkatkan produksi air dan jumlah urin yang keluar. Jika mengalami infeksi ringan, ada peluang akan hilang dalam beberapa hari. Sebaiknya Anda menghindari berhubungan intim untuk sementara waktu sampai gejalanya berkurang. Jika gejala berlangsung lama, segera temui dokter. Dokter akan menyarankan pemeriksaan urin di laboratorium, untuk melihat adanya infeksi dan kemudian menentukan pengobatan yang tepat. Jika ISK Anda tidak membaik dengan pengobatan yang telah diberikan dokter atau kambuh lebih dari 3 kali dalam 6 bulan, maka dokter akan merujuk Anda kepada ahli urologis untuk penyelidikan lebih lanjut.


Mengatasi Serangan Akut

Jika Anda menderita serangan akut ISK, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini :

Segera minum 600 mL air, atau minum 300 mL setiap 30 menit.
Jika Anda kesakitan, isi 2 botol dengan air panas, bungkus dengan handuk, dan letakkan satu di punggung bawah, dan satu lagi di antara paha.
Jika serangan akut terjadi pada saat yang tidak memungkinkan bagi Anda untuk segera mencari pertolongan, Anda bisa minum obat pereda nyeri untuk pertolongan pertama.
Cobalah untuk rileks di tempat tidur maupun di kursi yang nyaman dan banyak-banyaklah berdzikir.

Anda bisa merasakan gejala berkurang setelah 3 jam melakukan hal-hal di atas. Namun, Anda harus segera menemui dokter jika serangan terus berlanjut lebih dari satu hari, sedang hamil, atau terdapat darah dalam urin.


Bagaimana Pencegahannya?

Banyak minum, yaitu dengan mengonsumsi asupan cairan sekitar 1,5-2 liter setiap hari.
Jaga kebersihan organ kewanitaan Anda. Setelah buang air besar atau buang air kecil, jangan lupa dibersihkan dengan air bersih dengan arah dari depan ke belakang, agar kuman dari anus (belakang) tidak masuk ke uretra.
Pastikan Anda mengeluarkan urin sekitar 1 jam setelah berhubungan intim dengan suami.
Jangan menahan ketika ingin buang air kecil, karena dapat memperbesar risiko kuman yang berada di urin sempat menginvasi saluran kemih yang seharusnya dalam kondisi steril (tanpa kuman).
Konsumsi yoghurt sekali sehari untuk mendorong penggantian bakteri jahat di dalam usus dengan bakteri baik.


Antisipasi Dengan Cairan

Dari penjelasan sebelumnya, dapat kita ambil pelajaran betapa pentingnya minum air dalam jumlah yang cukup. Air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia, seperti metabolisme, sirkulasi zat gizi maupun non gizi, pengendalian suhu tubuh, kontraksi otot, pengaturan keseimbangan elektrolit, dan proses pembuangan zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, minum air yang cukup sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi berbagai organ tubuh dan mencegah berbagai penyakit seperti infeksi saluran kemih. Sudahkah Anda mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup hari ini?



Semoga bermanfaat ..

Diringkas oleh : dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah
dr. Sarah Jarvis. Ensiklopedia Kesehatan Wanita,
Penerbit Esensi Erlangga Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar