::: BAGAIMANA MERAIH BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT


Bismillahirrahmannirahim,

DO’A sapu jagat (memuat cakupan yang luas) yang sering menjadi do’a banyak orang adalah mendambakan sukses di dunia dan akhirat.

♥ ♥ ♥ ♥ "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Al-Baqarah: 201)

★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩ ★ ✩

Do’a diatas menghimpun segala kebaikan/kenikmatan dunia dan menjauhkan segala kerumitannya. Karena kebaikan itu mencakup segala permintaan di dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, kendaraan, istri shalihah, rezeki, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, perjalanan yang mudah, pujian dan reputasi yang baik.

Sedangkan kebaikan di akhirat, lebih tinggi dari itu. Misalnya, masuk surga beserta implikasinya berupa keselamatan dari ketakutan yang sangat hebat dan kemudahan hisab. Adapun keselamatan dari neraka menuntut kelancaran dari berbagai sarananya ketika di dunia ini, seperti menjauhi berbagai perkara yang diharamkan, dosa, perkara syahwat dan syubhat dan haram.

Al-Qasim Abu Abdurrahman berkata,

>> Barangsiapa yang dianugerahi hati yang selalu bersyukur (qalban syakiran), lisan yang senantiasa menyebut nama Allah سبحانه وتعالى (lisanan dzakiran), dan diri yang sabar (nafsan shabiran), berarti ia diberi kebaikan dunia dan akhirat serta dipelihara dari neraka. Oleh karena itu, terdapat sunnah yang mendorong pengamalan do’a diatas.


********

Seseorang yang menghendaki sukses yang membahagiakan, dan bisa mempertahankannya, bukan menciptakan kondisi eksternal di luar dirinya, TETAPI YANG TERPENTING ADALAH MENCIPTAKAN KONDISI ROHANINYA YANG MEMBUATNYA SELALU SUKSES DAN BAHAGIA DALAM KONDISI YANG BAGAIMANAPUN.

>>> “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan BERTAUBAT kepada-NYA. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling (tidak BERISTIGHFAR dan BERTAUBAT), maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Hud: 3)


ISTIGHFAR

Anjuran memperbanyak BERISTIGHFAR sesungguhnya mengajarkan kepada kita agar setiap saat terjadi peningkatan kualitas diri kita. Baik dari sisi mental spiritual, material dan ilmu pengetahuan. ISTIGHFAR tidak sekedar diucapkan di mulut, tetapi terhunjam di hati dan diikuti dengan amal kebaikan yang bisa menghapus kesalahan. Dengan memperbanyak kalimat ISTIGHFAR mendidik kita untuk selalu meluruskan dan memurnikan niat dan amal kita.

Dalam Al-Quran sering disebut kalimat ISTIGHFAR, terkadang dalam redaksi perintah.

>> “Dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Muzzammil: 20)

Dan sekali waktu dalam bentuk pujian kepada orang yang minta ampun.

>> “dan yang memohon ampun di waktu sahur [saat sebelum fajar menyingsing mendekati subuh] (Ali Imran: 17)


>> “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa: 110)



Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa ia bersabda:

** "Demi Allah sesungguhnya aku sungguh mohon ampun kepada Allah dan BERTAUBAT kepada-NYA sebanyak 70 kali lebih dalam sehari.” (HR. Bukhari & Muslim)

Apabila seorang hamba berharap dengan menghadirkan hati, memurnikan ketaatan hanya kepada-NYA dan menyempurnakan syarat-syaratnya dan menghilangkan penghalangnya, sekalipun tumpukan dosanya sepenuh langit, maka Dia akan mengampuninya.


Al-Hasan berkata:

** Perbanyaklah ISTIGHFAR di rumah-rumahmu, dan diatas meja makanmu, dan dijalanmu, di pasarmu dan di majlismu serta dimanapun kamu berada, karena sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan (bila) turunnya ampunan.

Imam Qotadah mengatakan:

** Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan kepadamu atas penyakitmu dan obatmu, adapun penyakitmu adalah dosa-dosa yang kamu lakukan dan obatmu adalah ISTIGHFAR.



TAUBAT NASUHA

TAUBAT dari dosa dengan kembali kepada Yang Maha Mengetahui Yang Ghaib Dan Maha Pengampun segala dosa adalah titik tolak para penempuh jalan menuju Allah سبحانه وتعالى, modal orang-orang yang sukses, tapak tilas orang yang menghendaki keridhaan-NYA, dan kunci istiqomah bagi orang-orang yang menyimpang, dan tempat berpijak manusia-manusia bersih dan makhluk pilihan dan orang-orang yang dekat dengan-NYA.

TAUBAT adalah permulaan dan akhir perjalanan menuju-NYA.

** “Dan BERTAUBATLAH kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 31)


Ayat diatas turun di Madinah, diserukan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada ahlul iman dan manusia pilihan-NYA untuk BERTAUBAT setelah keimanan, kesabaran, hijrah dan jihad mereka. Dia menggandeng kata TAUBAT dengan al-falah (kesuksesan di akhirat) dan menggunakan kata “la’alla”, ini berarti mengandung pelajaran yang berharga, jika kamu BERTAUBAT maka kamu akan memiliki harapan untuk berhasil. Tidak mengharapkan keberhasilan melainkan orang-orang yang BERTAUBAT.


Orang yang menyadari kekurangan dirinya dan menyesalinya menunggu turunnya rahmat dan orang yang bangga dengan amal shalihnya mendatangkan kemurkaan Allah سبحانه وتعالى, meminjam kata bijak. TAUBAT adalah kembali ke jalan kebenaran dan berlepas diri dari pengaruh orang-orang yang tersesat dan dimurkai.


Jika dosa berhubungan dengan Allah سبحانه وتعالى maka syarat diterimanya adalah berlepas diri darinya, menyesalinya dan bertekat untuk tidak mengulanginya. Adapun jika dosa menyangkut dengan orang lain maka ia harus memperbaiki hubungan yang telah rusak dan minta maaf dan mohon keridhaan dari kesalahan yang di perbuat kepadanya.


** “Barangsiapa yang berbuat zhalim kepada saudaranya, baik berupa harta ataupun kehormatan (harga diri) maka hendaklah dihalalkan pada hari itu sebelum masa dimana (tidak diperhitungkan) dinar dan dirham kecuali kebaikan dan keburukan.” (HR. Bukhari)


** “Hai orang-orang yang beriman, BERTAUBATLAH kepada Allah dengan TAUBATAN nasuhaa (TAUBAT yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At-Tahrim: 8)

Aamiin Allahumma amin..


_____________

Wallahu a'lam bishawab,

www.hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar