::: BERDOALAH , SESUNGGUHNYA ALLAH BEGITU DEKAT ...


Bismillahirahmannirahim,

Sahabat yang dirahmati Allah,

Doa adalah permohonan kepada Allah. Allah ialah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mencipta. Apabila seseorang berdoa kepadaNya, hendaklah dilakukan dengan penuh perasaan merendah diri, kekusyukan jiwa, harapan dan pergantungan yang mutlak diserahkan kepadaNya.

Ramai orang berdoa, tetapi tidak ramai pula yang jiwanya ketika berdoa itu jiwa merendah, penuh tunduk dan khusyuk kepada Allah.

Kebanyakan doa diungkapkan dengan jiwa yang hambar sedangkan Allah memerintahkan:

"Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan (dengan suara) yang perlahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas". (Surah al-'Araf, 55).

Jika kita dapat menjadikan jiwa kita ini begitu beradab, merendah, khusyuk dan penuh pengharapan kepada Allah, kita menghampiri pintu kemakbulan.

Bersangka buruk kepada Allah seperti menganggap Allah tidak akan terima doa adalah perasaan yang salah dan perlu dibaiki. Bagaimana mungkin Allah menolak doa, sedangkan Dia yang memerintahkan kita berdoa kepadaNya.

Firman Allah:
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir. Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka mendapat petunjuk (Surah al-Baqarah, 186).

FirmanNya juga:
"Dan Tuhan kamu berfirman, berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu". (Surah Ghafir, 60).


Doa yang dilakukan dengan penuh penghayatan pasti diterima Allah. Itulah jaminan Allah sendiri.

Maka seseorang hamba yang berdoa hendaklah dia penuh dengan keyakinan bahawa Allah akan memakbulkan doanya.

Hanya jiwa yang tidak khusyuk ketika berdoa saja yang ragu-ragu terhadap penerimaan Allah.

Sabda Nabi s.a.w:
"Berdoalah kamu kepada Allah dalam keadaan kamu yakin dengan kemustajabannya. Ketahuilah sesungguhnya Allah tidak menerima doa dari jantung hati yang lalai dan alpa" (Riwayat al-Tirmizi, dinilai sahih oleh al-Albani).

Namun, waktu dan masa terkabul doa , adalah Allah yang tentukan (hanya dalam ilmu Allah). Kadang-kala diberikan hikmah atas doa , hingga Allah pilihkan yang terbaik atas doa tersebut yakni, ada doa yang langsung terkabul (disegerakan), ada dengan doa taubat atas sebuah ujian dosa seorang hamba akan diampunkan, atau penundaan doa dalam waktu yang terbaik, atau doa yang disimpan Allah , dimana Allah akan menyempurnakan pahala dan ni'mat Nya kelak di negeri akhirat.


Sehingga apabila tiba waktu doa itu ditunaikan Allah, baru kita akan merasa betapa beruntungnya kemustajaban itu hadir pada waktu tersebut. Maka jangan putus asa dalam berdoa.

Sabda Nabi s.a.w : "Sentiasa doa dimustajabkan untuk seorang hamba Allah selagi mana dia tidak berdoa untuk membuat sesuatu dosa, atau memutuskan silaturrahim, selagi dia tidak tergopah-gapah. Mereka bertanya: Apa itu tergopoh-gapah ?. Baginda menjelaskan : Orang yang tergopoh-gapah apabila dia berkata aku sudah berdoa ! aku telah pun berdoa ! tetapi aku tidak nampak pun dimustajabkan untukku, lalu dia berhenti ketika itu dan meninggalkan doa"(Riwayat Muslim).


Cara bagaimana Allah memustajabkan sesuatu pengharapan atau doa hamba itu juga berbeda-beda. Mungkin tidak seperti jalan yang disangka hamba yang berdoa itu, tetapi Allah sesuatu yang lain yang lebih baik untuknya.

Umpamanya, mungkin seorang hamba meminta kekayaan yang besar , dengan kekayaan itu maka dia akan bahagia. Namun Allah mengetahui tentang hal hamba tersebut yang mana kekayaan besar akan memudaratkan iman .

Allah mungkin menggantikan kekayaan yang besar itu dengan rezeki yang mencukupi, kesehatan yang baik, anak-anak yang soleh dan keluarga yang bahagia. Kesemua itu membawanya mencapai ketenangan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Maka insan hendaklah jangan cepat menyatakan doanya tidak diterima, sebaliknya hendaklah dia sentiasa merenung , betapa ni'mat Allah begitu banyak dan tiada terkira ..


Sabda Nabi s.a.w : "Tiada seorang muslim yang berdoa dengan suatu doa yang tiada dalamnya dosa, atau memutuskan silaturahim melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara: disegerakan kemakbulan, atau disimpan untuk diberikan pada hari akhirat, ataupun dijauhkan keburukan yang sepadan dengannya". (Riwayat Ahmad, Al-Bazzar dan Abu Ya'la dengan sanad yang sahih).


Doa tidak sia-sia. Doa adalah lambang pengabdian diri seorang hamba Allah kepada Allah Yang Maha Agung. Sebab itulah berdoa kepada selain Allah, sekalipun memohon kemustajaban dari nabi atau wali adalah dianggap sebagai syrik. Sementara berdoa kepada Allah adalah ibadah. Artinya, jika seorang hamba itu berdoa selama sejam, dia sebenarnya sedang beribadah selama sejam. Jika dia berdoa sepanjang malam, berarti dia beribadah sepanjang malam.

Sabda Nabi s.a.w : "Doa itu adalah ibadah" (Riwayat Abu Daud dan al-Tirmizi, dinilai sahih oleh al-Albani).

Adapun berdoa selain Allah pula adalah syirik dan memusuhi penyerunya pada hari Kiamat kelak.

Firman Allah: (maksudnya): "Dan tiada yang lebih sesat dari orang yang menyeru selain Allah, yang tidak dapat menyahut seruannya sehinggalah ke hari kiamat, sedang mereka (makhluk-makhluk yang mereka sembah itu) tidak dapat menyedari permohonan tersebut. Dan apabila manusia dihimpunkan (pada hari akhirat), segala yang disembah itu menjadi musuh (kepada orang-orang yang menyembahnya) dan membantah mereka" (Surah al-Ahqaf, 5-6).


Dunia ini amat kerdil dan tidak dibandingkan dengan akhirat. Doa merupakan amalan yang membawa kebahagian insan di akhirat. Menanti kemustajaban doa dengan iman dan penuh tawakal merupakan jalan yang menyebabkan banyak insan kembali menemui jalan Allah yang hakiki.

Marilah kita teruskan doa, perbaiki diri dan nilailah apa yang telah berikan kepada kita dalam kehidupan hari ini. Kepahitan hari ini, mungkin kemanisan hari esok. Kemanisan hari ini, belum tentu kenikmatan hari esok. Maka, sentiasa bertawakal kepada Allah dan jangan putus asa berdoa kepadaNya.



Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin

Wallahua'lam bishawab,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar