:: APABILA ENGKAU MEMINTA MAKA MINTALAH KEPADA ALLAH, DAN BILA ENGKAU MINTA TOLONG MAKA MINTA TOLONGLAH KEPADA ALLAH *



Siapa yang ingin kebutuhannya terpenuhi tanpa harus berutang budi kepada seseorang selain Allah saja dan tanpa beroleh kesulitan, hendaknya ia memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala, minta keutamaan, dan bersandar hanya kepada-Nya.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam telah membaiat (mengambil janji) sejumlah sahabat beliau agar tidak meminta apapun kepada manusia. Sampai-sampai ada salah seorang dari mereka yang cambuk atau tali kekang untanya jatuh, namun ia tidak meminta seorang pun untuk mengambilkannya. (HR. Muslim)

Kalaupun kita terpaksa minta tolong kepada makhluk dalam hal yang makhluk mampu melakukannya, yakinlah bahwa itu hanyalah sebab. Adapun yang menetapkannya dan menolong secara hakiki adalah Dia Yang di Atas. Maka dari itu, jangan lupakan Dia ketika Dia menolongmu lewat perantara seseorang dari kalangan hamba-Nya.

Di akhir sabdanya (dari hadits tersebut diatas), Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa umat ini tidak akan mampu memberikan kemanfaatan kepadamu atau memudaratkanmu selain apa yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala bagimu. Apa yang telah ditetapkan oleh Allah atasmu, pasti akan menimpamu karena ketentuan takdir telah selesai. Semuanya telah tercatat.

Setelahnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada sepupunya (Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu) agar ia tahu bahwa pertolongan itu datang bersama kesabaran. Siapa yang bersabar, ia akan menang dan mencapai tujuannya. Kelapangan itu bersama kesulitan. Kapan saja kesulitan itu semakin besar menimpamu dan urusannya terasa sempit bagimu, menghadaplah kepada Rabbmu. Nantikanlah kelapangan dari-Nya karena sungguh kelapangan itu sangat dekat. Dan kesulitan itu bersama kemudahan. Kesulitan itu dilingkupi oleh dua kemudahan, kemudahan yang telah lewat dan kemudahan yang akan datang.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Maka sungguh bersama kesulitan ada kemudahan. Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.” (al-Insyirah: 5—6)

Oleh karena itu, satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan, kata Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu.

Demikianlah wasiat Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada anak pamannya. Hafalkan, realisasikan dan amalkanlah, mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung.

* Suatu hari Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu anhu yang masih belia beroleh wasiat dari sepupunya yang mulia, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam:

“Wahai anak , sungguh aku ingin mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau meminta (suatu keperluan) maka mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, andai umat ini berkumpul untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa memberikannya selain sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudaratan kepadamu niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya, selain sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah atasmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran catatan.”

Dalam riwayat lain, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalambersabda kepadanya:

“Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Kenalilah Allah dalam keadaan engkau lapang niscaya Dia akan mengenalimu saat engkau dalam kesempitan. Ketahuilah, apa yang telah ditetapkan luput darimu niscaya tidak akan menimpamu dan apa yang ditetapkan menimpamu niscaya tidak akan luput darimu. Ketahuilah, pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”




 


Barakallahufikum ,,
SUMBER : Wasiat Nabi Kepada Anak Pamannya (ditulis oleh: Al-
Ustadzah Ummu Ishaq al-Atsariyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar