Saudaraku fillah ...”
Orang yang mulia selalu menghiasi dirinya dengan kemuliaan dan selalu berusaha agar dalam hatinya tidak bersemayam sifat-sifat kejelekan..
Para Nabi Allah merupakan teladan dalam hal memaafkan kesalahan orang. Misalnya adalah Nabi Yusuf 'Alaihissalam. Beliau telah disakiti oleh saudara-saudaranya sendiri dengan dilemparkan ke dalam sumur, lantas dijual kepada kafilah dagang sehingga berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan menanggung penderitaan yang tiada taranya..
Namun Allah Subhanahu wa ta'ala berkehendak memuliakan hamba-Nya melalui ujian ini.
Allah pun mengangkat kedudukan Nabi Yusuf 'Alaihissalam sehingga menjadi bendahara negara di Mesir kala itu.
Semua orang membutuhkannya, tidak terkecuali saudara-saudaranya yang dahulu pernah menyakitinya.
Tatkala mereka datang ke Mesir untuk membeli kebutuhan pokok mereka, betapa terkejutnya saudara-saudara Nabi Yusuf ketika tahu bahwa Nabi Yusuf 'Alaihissalam telah diangkat kedudukannya sebegitu mulianya.
Mereka pun meminta maaf atas kesalahan mereka selama ini. Nabi Yusuf 'Alaihissalam memaafkannya dan tidak membalas. Beliau mengatakan:
“Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni (kalian), dan Dia adalah Maha penyayang di antara para Penyayang.” (Yusuf: 92)
Demikian pula Nabi Musa dan Nabi Khidhir, ketika keduanya melakukan perjalanan dan telah sampai pada penduduk suatu negeri. Keduanya meminta untuk dijamu oleh penduduk negeri itu karena mereka adalah tamu yang punya hak untuk dijamu.
Namun penduduk negeri itu tidak mau menjamu. Ketika keduanya berjalan di negeri itu, didapatkannya dinding rumah yang hampir roboh, maka Nabi Khidhir 'Alaihissalam menegakkan dinding tersebut.
Adapun Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau adalah manusia yang terdepan dalam segala kebaikan.
Pada suatu ketika ada seorang wanita Yahudi memberi hadiah kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam berupa daging kambing.
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak tahu ternyata daging itu telah diberi racun. Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam pun memakannya.
Setelah itu Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam diberi tahu bahwa daging itu ada racunnya. Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam berbekam dan dengan seizin Allah Subhanahu wa ta'ala beliau tidak meninggal.
Wanita tadi dipanggil dan ditanya maksud tujuannya. Ternyata dia ingin membunuh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam. Maka Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam memaafkan dan tidak menghukumnya. (Shahih Al-Bukhari no. 2617 dan Zadul Ma’ad 3/298)
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda, "Tuhanku memerintahkanku melakukan 9 hal ;
* Ikhlas disaat sendirian dan dihadapan orang lain,
* Berlaku adil disaat senang dan marah,
* Sederhana disaat kaya dan fakir,
* Memaafkan orang yang mendzalimiku,
* Menyambung persaudaraan dengan orang yang memutuskannya dariku,
* Memberi kepada orang yg tidak pernah memberi kepadaku,
* Menjadikan diamku berfikir
* Menjadikan bicaraku berdzikir,
* Menjadikan pandanganku sebagai pembelajaran"
(HR. Ibn Atsir dan Al-Qurthubi)
Subhanallah , Sungguh Allah sangat mencintai hamba-hamba Nya yang memiliki budi pekerti serta akhlak yang mulia.
Semoga Allah memberikan kita karunia akhlak yang mulia , yang mampu menghantarkan pada rahmat Allah serta cinta Nya .. اَمِيـْنْ يَـارَبَّ الْعَـالَمِيْــ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar