لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimiin
☆ “Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang dzalim …!” (Al-Anbiya’: 87)
Nabiyullah Yunus عليه السلام adalah Nabi yang diutus Allah untuk menegakan Risalah di negeri Ninawa di Mosul (Iraq). Bertahun tahun beliau berdakwah, dengan berbagai cara dan upaya, tetapi kebanyakan bangsa Mosul ini malah membantah dan mempermainkan Nabi Yunus عليه السلام. Hingga pada suatu saat beliau terhinggapi penyakit patah semangat, jengkel melihat kejahiliyyahan bangsanya.
Nabi Yunus عليه السلام kemudian pergi meninggalkan bangsanya dalam keadaan MARAH. Qur’an merekamnya dengan redaksi :
☆ “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah” (Al-Anbiya': 87).
Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Yunus عليه السلام. Pergi meninggalkan bangsanya sendiri dalam keadaan Jahiliyyah. Padahal mendakwahi mereka itu adalah tugas suci beliau. Meninggalkan bangsanya bagi Nabi Yunus, berarti meninggalkan wilayah dan objek tugasnya.
Sekilas Nabi Yunus mengira bahwa itu adalah wajar, karena ia telah disakiti dan didzalimi bangsanya karena tugas suci yang dipikulnya.
Kemudian ia pergi meninggalkan bangsanya menuju pulau lain dengan menaiki kapal laut.
☆ “Ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. (As-Saaffat: 140)
Tetapi Allah Ar-Rahman menegur tindakan Yunus عليه السلام tersebut dengan memberi kesulitan / musibah.
☆ “lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya)," (Al-Anbiyaa': 87).
||||||||||||||||||||||||||||||
Kadang kadang musibah/ kesulitan itu adalah TEGURAN, jika mengenai hamba Allah yang shaleh, harapanya dengan teguran itu ia mau sadar akan kesalahannya dan kembali bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى . Firman Allah سبحانه وتعالى
☆ “Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang shaleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (Al- Araff: 168)
Bahkan dengan kesalahan yang diperbuatnya, jika ia mau bertaubat, bukanlah keburukan baginya tetapi kebaikan dan keberuntungan baginya, firman Allah:
☆ “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (An-Nur: 31)
Ibnu athailah berkata:
|| MAKSIAT (DOSA) YANG MENIMBULKAN RASA RENDAH DIRI dan RASA MEMBUTUHKAN RAHMAT ALLAH LEBIH BAIK DARIPADA PERBUATAN TAAT YANG MEMBANGKITKAN RASA SOMBONG , DAN RASA BANGGA DIRI [kutipan Al-Hikam]
Kesulitan apa yang diderita Nabi Yunus عليه السلام, sebagai teguran kasih sayang Allah kepadanya? Jawabanya adalah dimakan Ikan besar;
☆ “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. “ (As-saafaat: 142)
Dan tinggal dalam perut ikan dalam keadaan gelap dan sesak, seperti gelapnya kaum Nabi Yunus yang ditinggalkan oleh Nabi Yunus عليه السلام.
||||||||||||||||||||||||||||||
Segeralah Yunus عليه السلام introspeksi diri, bahwa ini adalah TEGURAN dari Allah سبحانه وتعالى karena kejengkelannya kepada bangsanya yang menolak DAKWAH TAUHID menyebabkan ia kehilangan KESABARAN. Maka Nabi Yunus عليه السلام berdzikir dengan redaksi kalimat Dzikir:
Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhaalimiin
Firman Allah سبحانه وتعالى:
☆ “Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiyaa': 87)
Dzikir inilah yang menjadi washilah, Allah mensirnakan kesulitan Nabi Yunus عليه السلام, dalam gelapnya perut ikan besar sekaligus menyelamatkan nyawa Nabi YUNUS عليه السلام terancam mati dalam kehinaan.
Firman Allah سبحانه وتعالى:
☆ “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (As-Saafaat: 143-144)
Nabi Yunus عليه السلام dimuntahkan dari perut ikan di pantai tandus. Firman Allah:
☆ “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.” As-saafaat: 145)
Keluarlah Nabi YUNUS عليه السلام dari segala kesulitannya selama ini, dan setelah pulih dari sakitnya, ia kembali menunaikan tugas sucinya BERDAKWAh. Ini adalah bentuk Taubatnya YUNUS عليه السلام.
Dzikir Nabiyullah Yunus عليه السلام ini adalah dzikir yang memiliki faedah untuk mensirnakan kesulitan kesulitan besar dalam hidup, sehingga do’a orang yang berdzikir dengan dzikir Nabiyullah Yunus termasuk do’a yang mustajab
Hal ini pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ
قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
☆ “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.”(HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Semoga Allah Ta'ala mengampuni kita semua, membukakan segala kesulitan-kesulitan kita , dan menyampaikan kita pada karunia, pertolongan serta rahmat Nya. اَمِيـْنْ يَـارَبَّ الْعَـالَمِيْــ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar