Jumat, 04 Mei 2012

::: AL AWWAL DAN AL AAKHIR :::



DIANTARA Al-Asma`ul Husna (nama-nama Allah yang sangat baik) adalah Al-Awwal (اْلأَوَّلُ) dan Al-Akhir (اْلآخِرُ) sebagaimana termaktub dalam firman Allah berikut ini:

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.

♥ ♥ ♥ ♥ “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Hadid: 3)

Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits Nabi صلى الله عليه وسلم sekaligus keterangan beliau tentang maknanya, berikut ini:

Suhail mengatakan: “Dahulu Abu Shalih memerintahkan kami apabila seseorang di antara kami hendak tidur agar berbaring di atas sisi kanannya, lalu mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ

♥ ♥ ♥ ♥ “Ya Allah Rabb sekalian langit dan bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an, Aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang Engkaulah yang menguasai ubun-ubunnya. Ya Allah engkaulah Al-Awwal yang tiada sesuatu sebelum-Mu, dan engkaulah Al-Akhir yang tiada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Yang Zhahir Yang tiada sesuatu di atas-Mu dan engkau Al-Bathin, tiada yang lebih dekat dari-Mu sesuatupun, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefakiran.” Dan Abu Shalih meriwayatkan ini dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم. (Shahih, HR. Muslim no. 2713)


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Makna Al-Awwal adalah Dzat yang tiada sesuatu sebelum-NYA, sehingga nama ini menunjukkan kedahuluan Allah. Dan kedahuluan Allah itu bersifat mutlak bukan kedahuluan yang relatif (nisbi), semacam bila dikatakan: Ini lebih awal dibanding yang setelahnya, dan ada yang lain sebelumnya. Sehingga nama Allah Al-Awwal menunjukkan bahwa segala sesuatu selain-NYA baru ada setelah sebelumnya tiada.

Hal ini menuntut seorang hamba agar memerhatikan keutamaan Rabbnya dalam setiap nikmat, baik berupa nikmat agama ataupun dunia, di mana sebab dan musababnya berasal dari Allah سبحانه وتعالى.

Makna Al-Akhir adalah Dzat yang tiada sesuatu setelah-NYA. Nama Allah سبحانه وتعالى ini menunjukkan keabadian-NYA dan kekekalan-NYA. Dan ini menunjukkan bahwa Dia merupakan tujuan dan tempat bergantung yang seluruh makhluk menuju kepada-NYA dengan ibadah, harapan, rasa takut dan seluruh keperluan mereka.


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:

|| “Dan janganlah difahami bahwa ini menunjukkan batas akhir-NYA. Karena ada juga hal-hal yang abadi (lainnya) namun berupa makhluk, seperti al-jannah (surga) dan an-nar (neraka). Atas dasar itu, maka Al-Akhir mengandung makna bahwa Ia meliputi segala sesuatu, tiada kesudahan bagi keakhiran-NYA.

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah mengatakan:

|| “Perhatikanlah makna-makna yang agung ini yang menunjukkan keesaan Rabb Yang Maha Agung dalam hal kesempurnaan dan liputan-NYA yang mutlak. Baik yang berkaitan dengan liputan waktu, yaitu pada nama-NYA Al-Awwal dan Al-Akhir, maupun yang berkaitan dengan tempat yaitu pada nama-NYA Azh-Zhahir dan Al-Bathin.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:

|| “Keawalan Allah سبحانه وتعالى mendahului keawalan segala sesuatu dan keakhiran-NYA tetap setelah keakhiran segala sesuatu. Sehingga makna keawalan-NYA adalah kedahuluan-NYA atas segala sesuatu, dan makna keakhiran-NYA adalah kekekalan-NYA setelah segala sesuatu. Poros empat nama ini adalah pada makna liputan, yaitu dua liputan, yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Maka segala yang mendahului, itu berakhir pada kedahuluan Allah سبحانه وتعالى, dan segala yang berakhir maka kembali kepada keakhiran Allah سبحانه وتعالى. Sehingga dua nama tersebut meliputi segala sesuatu yang awal dan akhir. Tiada sesuatu yang awal melainkan Allah mendahuluinya dan tiada sesuatu yang akhir melainkan Allah سبحانه وتعالى setelahnya. Sehingga Al-Awwal artinya kedahuluan-NYA dan Al-Akhir artinya keabadian-NYA …” (Thariqul Hijratain hal. 27)


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

PENGARUH NAMA AL-AWWAL DAN AL-AKHIR

Pengaruh dua nama tersebut pada jiwa seorang hamba sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah:

|| “Maka perhatikanlah buah ibadah dari dua nama ini dan bagaimana keduanya mengharuskan pasrah yang sempurna kepada Allah سبحانه وتعالى semata, serta membuahkan rasa butuh yang terus menerus kepada Allah سبحانه وتعالى tanpa selain-NYA, dan bahwa semua urusan bermula dari-NYA dan kembali kepada-NYA …” (Thariqul Hijratain, hal. 20)

Majalah AsySyariah Edisi 029
(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc)
_____________
Shared By: ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ
www.facebook.com/bicara.hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar