MURKA الله adalah suatu sifat الله yang kita tidak akan dapat melarikan diri daripadanya kecuali bagi orang yang telah benar-benar dapat membersihkan hatinya. Di dalam Al Quran, murka atau marah الله disebutkan sebagai Zuntiqam yang bermaksud Pembalas segala kejahatan dengan azab seksa. Juga disebutkan sebagai Syadiidul ‘Iqab yang membawa maksud amat pedih seksaan-NYA.
Di dalam Al Quran telah berulang-ulang diingatkan akan sifat murka الله سبحانا وتعاﱃ ini. Antaranya:
♥ ♥ ♥ ♥ “Mahukah kamu Aku tunjukkan tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya daripada (orang-orang fasiq) itu di sisi الله, iaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai الله, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi iaitu orang-orang yang menyembah berhala. Merekalah orang yang paling buruk kedudukannya, paling sesat dari jalan yang lurus.” – Al Maidah : 60
♥ ♥ ♥ ♥ “Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap الله. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan الله memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka Neraka Jahanam.”- Al Fath : 6
Sifat marah atau murka الله tidak tergolong di dalam salah satu daripada Asmaul Husna-NYA seperti sifat-sifat Ar Rahman, As Syabur, Al Ghafur, Al Wali dll. Sifat-sifat Pengasih, Penyabar, Pemaaf, Pemelihara itu adalah sifat-sifat yang sentiasa, tetap dan kekal adanya pada Zat الله sehingga dijadikanlah nama-nama indah bagi-NYA. Sedangkan sifat murka atau marah الله bukan satu suatu sifat yang tetap bagi-NYA.
Maknanya, الله bersifat murka atau marah hanya pada waktu-waktu atau pada tempoh-tempoh yang tertentu. الله akan murka dan marah hanya apabila hambaNya melakukan kejahatan dan dosa. Bila hamba yang berbuat kejahatan itu sedar kembali lantas bertaubat, akan segera hilang marah dan murka الله. الله terus memaafkan dan kembali melahirkan kasih sayang-NYA kepada si hamba tadi.
Tetapi lain pula keadaannya terhadap orang-orang kafir. Murka الله kepada mereka akan kekal selama mana mereka mengekalkan dosa mensyirikkan الله. Namun akan hilang juga murka الله kepada mereka yang bertaubat dan kembali meng-Esakan Tuhan dengan menganut agama Islam.
Sepertilah seorang ibu yang begitu sayang kepada anaknya. Apa saja permintaan si anak, ibu akan berusaha memenuhi kehendaknya. Cuma kadangkala apabila anaknya berbuat kesalahan atau kejahatan, akan timbul rasa marah, kecil hati dan tidak suka pada tingkah laku anaknya. Tetapi apabila si anak meminta maaf serta mengubah kelakuannya pasti ibu akan segera memaafkan. Si ibu akan kembali melahirkan kasih dan sayang terhadap anaknya.
Kemarahan si ibu hanya sekali sekala iaitu apabila anaknya melakukan kesalahan. Kemarahan tersebut bukanlah suatu sifat yang tetap dan sentiasa ada tetapi datangnya sesekali.
Begitulah hakikatnya murka الله sebenarnya adalah diselaputi Rahmat (Kasih Sayang) Tuhan yang Maha Perkasa. Ada rahmat dan hikmah yang tersembunyi di sebalik setiap bencana yang menimpa akibat kemurkaan الله.
Murka الله bukanlah sengaja di ada-adakan, tetapi ada sebab-sebabnya. Sekiranya kita tergolong di kalangan orang yang sentiasa mengingati الله sewaktu ditimpa kesusahan, kegelisahan dan bala, pasti kita akan dapat rasakan belaian kasih sayang الله yang tersembunyi di sebalik setiap kesusahan yang menimpa kita. Hanya orang-orang yang tidak pernah pedulikan الله sahaja yang merasakan ujian dan bala yang menimpa itu adalah untuk menyusahkan dan menyiksa diri mereka.
Begitu penyayangnya الله terhadap makhluk-NYA. Marah Allah adalah kerana sayang bukan kerana benci.
Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم bersabda:
♥ ♥ ♥ ♥ "Ketika الله menciptakan makhluk, الله menulis di dalam kitab-NYA, Dia (الله) menulis atas diri-NYA, lalu DIA meletakkan di sisi-NYA pada Arasy : “Sesungguhnya rahmat KU mengalahkan kemurkaan KU”. ( Shahih Al Bukhari )
❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿ ❀ ✿
Samudera pengampunan ILAHI tiada pernah tertutup, pintu taubat-NYA memanggil para pendosa untuk sampai kepada pengampunan dan maaf. Maka adakah yang lebih merugi dari yang menolak cinta الله? Adakah yang lebih hancur lebur kehidupan dunia dan akhiratnya tiada berguna melebihi mereka yang menolak untuk dicintai الله?
Ya, setiap hal yang dimurkai الله, bukan tidak ada hal yang dimurkai الله, banyak hal yang dimurkai الله jika kita perbuat, namun الله memberi kejelasan pada setiap para pendosa bahwa الله akan bersabar dan mengampuni serta menyayangi jika mereka mau bertaubat dan kembali kepada kelembutan-NYA.
Demikian indahnya الله, ingin memperkenalkan kepada kita inilah (Aku) Rabbul ‘alamin yang mempunyai sifat murka, tapi kasih sayang-Ku jauh lebih besar daripada kemurkaan-Ku. Maka mereka yang memilih jalan kemurkaan الله itu salah mereka sendiri, namun jika ia terjebak dalam kemurakaan الله sebab perbuatannya, maka ketahuliah bahwa kasih sayang-NYA lebih besar dari kemurkaan-NYA.
Alangkah indahnya الله mengenalkan Dzat-NYA kepada kita, maka beruntunglah yang memahaminya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, الله subhanahu wata’ala berfirman kepada malaikat di dalam hadith Qudsi:
♥ ♥ ♥ ♥ “ Ketika hamba-Ku berniat ingin berbuat dosa maka janganlah terlebih dahulu ditulis dosanya, dan jika ia telah berbuat dosa maka tuliskan satu dosa baginya. Dan jika hamba-Ku berniat untuk berbuat baik maka tulis baginya satu pahala sebelum ia melakukannya , dan jika ia melakukannya maka lipatgandakan pahalanya sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat.” (Shahih Al Bukhari)
Begitulah الله memanjakan kita -
✪ Adakah yang lebih memanjakan kita melebihi الله?
✪ Adakah yang lebih berlemah lembut dan menginginkan cinta kita melebihi الله
الله tidak butuh pada setiap hambaNya, namun الله meminta kita untuk mencintai-NYA,
الله melamar kita untuk menjadi hamba yang yang dicintai-NYA.
Lamaran ILAHI setiap waktu dan saat mengangkat setiap hamba yang ingin berfikir akan hal ini untuk semakin menaiki tangga-tangga derajat mahabbah, tangga-tangga keluhuran cinta kepada الله.
الله سبحانا وتعاﱃ menyiapkan keluhuran bagi hamba-hamba-NYA yang mau membenahi dirinya, الله سبحانا وتعاﱃ Maha berlemah lembut kepada segenap hamba-NYA, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika seorang hamba yang wafat dan sebelum wafatnya ia taubat kepada الله kemudian ia menyesal karena tidak pernah beribadah kepada الله, maka ia berwasiat kepada anak dan isterinya:
♥ ♥ ♥ ♥ “Jika ia meninggal agar tidak dimandikan , dan dikafani serta dikuburkan tetapi bakarlah kemudian debunya buang di laut sebagian dan buang di darat sebagian”, anaknya berkata : “ kenapa ayah?” dia menjawab: “ tidak pantas aku dishalatkan dan dikuburkan dengan mulia karena aku tidak pernah berbuat amal shalih”.
Maka Rasulullah صلی ﷲ علیﻪ و سلم bersabda ketika wafat ia dihadapkan kepada الله dan ditanya: “Mengapa engkau berbuat demikian wahai hamba-KU ?” ia menjawab: “aku malu pada-Mu wahai الله” maka Rasulullah صلی ﷲ علیﻪ و سلم bersabda bahwa الله سبحانا وتعاﱃmengampuni dosa-dosanya karena ia malu kepada الله.
Maka janganlah menunggu sakaratul maut untuk malu kepada الله, mulai sekarang malulah, aku bernafas dan setiap nafas ini adalah lambang cinta-MU kepadaku wahai الله, setiap detak jantungku adalah lambang kasih sayang-MU kepadaku wahai الله, dan sepanjang siang dan malam aku terus berdosa dan berbuat salah wahai الله, maka kemana aku akan mengadu jika tidak kepada-MU wahai الله, seraya berfirman dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari:
♥ ♥ ♥ ♥ “Aku siapkan untuk hamba-hambaKu hal-hal yang belum pernah terlihat mata dan tiada pernah terdengar oleh mata serta tiada pernah terlintas pada fikiran manusia.”
Hal ini bagi mereka yang hari-harinya banyak tertimpa kesedihan, ingatlah ada sesuatu yang disembunyikan oleh الله dibelakang kehidupan kita apakah kebaikan yang abadi atau kehinaan yang abadi wal’iyadzubillah. الله سبحانا وتعاﱃ berfirman:
♥ ♥ ♥ ♥ “Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajadah: 17 )
Semoga الله menjadikan kita dalam kelompok mereka.
shared by Bicara Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar