KEUTAMAAN SABAR



Sabar ada 3 macam :

1. Sabar dalam menghadapi musibah /ujian

2. Sabar melakukan taat/ beribadah

3. Sabar mengekang diri dari berbuat dosa


(sabar no 3 adalah sabar dengan keutamaan tertinggi)




Hadist riwayat Thabrani dari Ibnu Abas ra, Rasul bersabda :


Siapa yang ditimpa musibah dalam bentuk kehilangan harta atau menderta sakit raganya, lalu ia merahasiakannya dan tidak mengadu kepada sesama manusia, maka adalah Allah akan mengampuninya
(Demikian dalam kitab Jami’ush Shaghir)




Dalam riwayat Imam Abu Laits ( At Tambih), dari Ibnu Abbas :


Ada salah seorang Nabi mengadu kepada Allah . “ Ya Allah , orang mukmin yang taat beribadah kepadaMu , menjauhi larangMU, Engkau hadapkan pada segala macam ujian dan cobaan. Sedang orang kafir , engkau bentangkan padanya harta dunia dan Engkau jauhkan dari segala cobaan”



Lalu Allah menjawab :

“ Sesungguhnya hamba2 itu kepunyaanKU, aneka ragam cobaan juga kepunyaanKU, dan setiap tasbih memujiKU, orang2 mukmin yang KUjauhkan harta dunia kepadanya dan KUberi beraneka ragam cobaan dalam hidupnya adalah untuk menebus dosa2nya , sehingga Ia dapat menghadapKU dalam keadaan suci dan Kubalas segala kebaikannya di akhirat nanti.




Berbeda dengan orang2 kafir, baginya kebaikan dunia, berikut kelapangan rizki dan jauh dari cobaan adalah imbalan kebaikannya di dunia, hingga nanti kembali kepadaKU dalam keadaan habis kebaikan dan tersisa keburukannya, sehingga AKU akan dengan mudah menyiksa nya kelak di neraka.


Bahkan dalam hadist diriwayatkan ketika anak seorang hamba meninggal dunia, Allah SWT bertanya kepada malaikat , apa yang diucapkan hambaku ketika ia menerima musibah ini ? lalu malaikat menjawab : “ Ia memujiMu dan bersyukur kepada MU , serta mengucapkan :
“ Innalillahi Wa’innaa Ilaihi Ro’jiun “

Sesungguhnya kita kepunyaan Allah , dan kita akan pulang kepadaNYa ( Al Baqarah 156)



Lalu Allah berseru :

“ Bangunlah sebuah rumah untuk hambaKU di surga, dan sebutlah “ Baitul Hamdi “

(Zubdatul Wa’idhin)




Ibnu Mubarak menjelaskan :

“ Musibah itu satu , dan jika yang menerimanya tidak ikhlas/ridho, berarti mengembang menjadi 2, yaitu musibah itu sendiri dan hilangnya pahala musibah, dan terakhir inilah sebesar-besarnya musibah.





“Ujian adalah tarbiyah dari Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya sebagai wujud kasih sayang-Nya. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu." (HR Thabrani)



Sa'ad bin Abi Waqqash berkata,

"Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)









Wallahu a'lam bishawab

Disarikan dari Kitab Durratun Nasihin (Bab Contoh Kesabaran Nabi Ayub)

Semoga bermanfaat ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar