Di sebuah keluarga besar, ada sepasang kakek nenek yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, para cucu bertanya mendatangi mereka berdua.
“Kakek, nenek…., tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara mempertahankan cinta selama ini, agar kami yang masih muda ini bisa belajar,” kata seorang cucu.
Mendengar itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyuman mengasihi yang begitu kentara menyelimuti di antara mereka. “Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian,” kata kakek.
Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai. “Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik”.
“Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘Bagaimana Memperkuat Tali Pernikahan’. Di situ dituliskan, masing-masing dari kita sebaiknya mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai.
Esoknya, selesai sarapan, Nenek memulai lebih dulu membacakan daftar ‘dosa’ kakekmu sepanjang kurang-lebih tiga halaman. Pikir-pikir, ternyata banyak juga ya dan herannya lagi, segitu banyak yang tidak disukai tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini,” kata nenek sambil tertawa sekaligus mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.
Lalu lanjut nenek, “Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan! Dan Sekarang giliran kakekmu yang lanjut bercerita”.
Dengan suara perlahan,si kakek meneruskan, “Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetap kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek.”
Nenek segera melanjutkan, “Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua”.
Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Pada hal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.
Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini. Juga, senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup kita bisa dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.
Semoga Allah merahmati kita dan seluruh keluarga muslimin dan muslimat semuanya . Aamiin ya Rabb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar