Tuhan..
Harap maklumi kami manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan...
Kami benar-benar sibuk.. sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu..
Tuhan..
Kami sangat sibuk. ..Jangankan berjamaah.. bahkan munfarid pun kami tunda-tunda..
Jangankan rawatib.. zikir..berdoa.. tahajud..bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami..
Jangankan puasa Senin-Kamis.. jangankan ayyaamul baith.. jangankan
puasa nabi Daud..bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh..
Tuhan..
Maafkan kami..kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak..
sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal
kami di alam abadi-Mu...
Jangankah sedekah.. jangankan jariyah..bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja seringkali terlupa..
Tuhan..
Urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak...
Jadwal kami masih amatlah padat..
Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu..
Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk..menyungkur sujud
.menangis..mengiba..berdoa.. dan mendekatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu..
Tuhan..
Tolong jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami....
KARENA KAMI MASIH TERLALU SIBUK ....
Oleh A.R Rifan
Diantara manusia ada yang merasa malu saat uban tumbuh pertama kali
dikepalanya serta tidak suka jika dilihat orang lain. Ia pun mencabutnya
karena tidak mengetahui bahwa pada hari kiamat uban merupakan cahaya bagi pemiliknya
Diriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaid r.a bahwa Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam bersabda “ Barangsiapa yang beruban rambutnya dalam
Islam, niscaya uban itu akan menjadi cahayanya pada hari kiamat”
Ketika itu ada seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam
“Sesungguhnya ada orang –orang yang mencabut uban mereka” . Rasulullah
shalallahu Alaihi Wasallam pun bersabda, “Barangsiapa yang ingin
melakukannya berarti hendak mencabut cahayanya” (HR Al Bazzar , Ath
Thabrani dan di hasankan Al- Albani dalam shahih At –Targhib wat Tarhib
(2092).
Diantara keutamaan membiarkan uban dan tidak
mencabutnya ialah pada hari kiamat kelak pemiliknya akan diberikan Empat
Hal penting :
Cahaya diatas Shirat, setiap rambut putih dibalas
satu kebaikan, dihapus darinya satu keburukan, dan Allah mengangkat satu
derjat dari rambut itu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a
bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wasallam bersabda ; “Janganlah kalian
mencabut Uban! Sesungguhnya uban itu adalah cahaya pada hari kiamat .
Barangsiapa yang tumbuh ubannya ketika Islam niscaya dicatatkan untuknya
dengan uban itu satu kebaikan, dihapus dari orang itu satu
kesalahan(dosa) dan ia ditinggikan satu derjat baginya dengan uban itu”
(HR Ahmad dalam Al-Fath Ar Rabbani 17/315, At Thirmidzi (2821),Ibnu
Majah (3721) dan Ibnu Hibban. Sedangkan dalam shahih At-Targhib wat
Tarhib Al Albani berkata “hadis ini Hasan shahih”(2096).
Dari
sini kita bisa mengetahui bahwa setiap perintah nabi Shalallahu Alaihi
Wasallam dan setiap amal shaleh tidaklah diperintahkan secara sia-sia.
Pada hari kiamat amal kebaikan tersebut akan memiliki faedah dan buah
sebagai ganjaran bagi setiap orang yang taat kepada Allah dan menjadi
pembeda antara orang yang taat dengan orang yang bermaksiat.
Uban merupakan suatu nikmat, sebab uban adalah pemberi peringatan dan
pengingat bagi orang yang paham terhadap dekatnya ajal.
Allah SWT
berfirman ; “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu “Ya Rabb kami
keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih
berlainan dengan yang telah kami kerjakan’ dan apakah kami tidak
memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang
yang mau berpikir , dan (apakah tidak ) datang kepadamu pemberi
peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang
yang zalim seorang penolongpun “ ( QS Fathir : 37)
Abdul Aziz
bin Abu Rawwad berkata kepada seseorang : “Barangsiapa yang tidak bisa
mengambil nasehat dari tiga hal, berarti dia tidak akan bisa
diperingatkan dengan apapun , yaitu Islam, Al-Quran dan Uban” (Shifatush
Shafwah , Ibnu Al- Jauzi : 1/ 470)
Dikutip dari Diatas Titian Jahannam , Rahasia Selamat Diatas Shirat ;
Karya Dr Muhammad An – Nuaim.
BC05092010
Sesungguhnya setiap kejadian tidaklah ada yang kebetulan ..
Segala yang kecil dan besar yang terjadi tak luput dari kehendak Nya
Ketika Allah menghendaki kebaikan pada suatu kaum / seorang hamba ,
maka akan diberinya tarbiyah tarbiyah pembelajaran dari Nya ... Allah
sucikan dia ... Allah dekatkan pada majelis ilmu ... Allah bukakan
kepahaman-kepahaman untuk semakin dekat dan
mengenal Nya ...dan Allah ingatkan terus untuk beribadah serta beramal
soleh , dengan cara yang Dia kehendaki ...
Maka bersabarlah ..
Karena dengan ujian-ujian itu Allah hendak menabungkan banyak sekali pahala ...
Dan janganlah engkau menjauh dari majelis ilmu
Rasulullah SAW bersabda :
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya
Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka.
Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa
murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Sa’ad bin Abi
Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw
menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang
meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya.
Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan
bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji
terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa.
(HR. Bukhari)
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah).
(HR. Bukhari)
Seorang hamba ketika Allah menghendaki suatu derajat di surga. Ketika
dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah
menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang
menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas
murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang
kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar
seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR.
Ath-Thabrani)
Bersabarlah sahabat yang dicintai Allah...
Bukankah keimanan membutuhkan ujian, sampai terlihat benar keasliannya
Maka bersabarlah ... Sesungguhnya engkau sedang dalam pilihan Nya ...
Sebenarnya, Allah sangat dekat dengan hamba-hambaNya melebihi dekatnya sang hamba dengan urat lehernya.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada
urat lehernya.” (Qaaf: 16)
Namun, ketika ada hijab atau dinding, yang dekat menjadi
terasa sangat jauh. Karena hijab, sesuatu menjadi tak terlihat, tak
terdengar, bahkan tak terasa sama sekali. Dan salah satu hijab yang
kerap menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Penciptanya adalah
kecintaan pada harta.
Karena itu, perlu pembiasaan-pembiasaan
agar jiwa tetap terdidik. Dan salah satu pembiasaan itu adalah dengan
melakukan KORBAN. Karena dari segi bahasa saja, KORBAN berasal dari kata
qoroba-yaqrobu-qurbanan artinya pendekatan. BERKORBAN adalah upaya
seorang hamba Allah untuk mengikis hijab-hijab yang menghalangi
kedekatannya dengan Yang Maha Sayang
BERKORBANLAH, NISCAYA ENGKAU AKAN MENJADI YANG PALING DICINTAI
Setiap cinta butuh PENGORBANAN. Kalau ada orang yang ingin dicintai
orang lain tanpa memberikan PENGORBANAN, sebenarnya ia sedang
memperlihatkan cinta palsu. Cinta ini tidak pernah abadi. Cuma
bergantung pada sebuah kepentingan sementara.
Allah Maha Tahu
atas isi hati hamba-hambaNya. Mana yang benar-benar mencintai, dan mana
yang cuma main-main. Dan salah satu bentuk keseriusan seorang hamba
Allah dalam mencari cinta Yang Maha Pencinta adalah dengan melakukan
PENGORBANAN.
Bisa BERKORBAN dengan tenaga, pikiran, dan harta
di jalan Allah. Dan sebenarnya, PENGORBANAN itu bukan untuk kepentingan
Allah. Allah Maha Kaya. Justru, PENGORBANAN akan menjadi energi baru
bagi si pelaku itu sendiri.
- Nafas Subuh (semoga Allah merahmati ayah ..)
DOA KEMUDAHAN
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan
engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti
akan menjadi mudah
آَمِيّـٍـِـنْ يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِنْ
HR Ibnu Hibban
DOA AGAR HATI TENANG
Diriwayatkan, suatu hari seseorang datang menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam
Orang itu mengadukan segala kebingungannya. Hatinya dibalut kesedihan.
Siang dan malam yang dia lalui hanya menambah kekalutan. Ujung-ujungnya,
orang itu merasa putus asa untuk mengarungi hidup. Kepada orang
tersebut, Rasul memberi bantuan secara material.
Yang lebih berharga lagi, kepada orang itu Rasulullah pun mengajarkan sebuah doa agar Allah Subhana wa Ta'ala memberinya ketenangan batin:
Alloohumma innii as-aluka nafsan bika muthma’innatan tu`minu
biliqooika, wa tardho bi qodhoo-ika, wa taqna’ bi’athooika. (Ya Allah,
aku memohon kepada-Mu agar dapat memiliki hati yang thuma`ninah, yang
tenang jika menemui-Mu, ridha terhadap ketentuan-Mu, serta merasa cukup
terhadap rezeki yang telah dikaruniakan oleh-Mu). (HR. Ibnu Asakir).
Wallahu a’lam.
Barakallahufikum ..
Ada hubungan timbal balik antara syukur dengan keberuntungan,
Seperti juga sangat eratnya hubungan syukur dengan sabar.
Beruntunglah orang-orang yang pandai bersyukur.
karena ternyata tidak semua orang pandai bersyukur
dan tidak semua orang juga menyadari
kalau dia adalah orang yang beruntung.
Begitupun sebaliknya,
Bersyukurlah ! , sehingga kita menjadi orang yang beruntung.
Sebab rasa syukur itu akan mengundang rahmat dan Ridha Allah.
Bila Allah sudah Ridha maka muncullah keberkahannya
Ketika keberkahan sudah datang,
maka itulah karunia terbesar bagi seorang hamba
Sesuatu yang berkah akan mengundang kebaikan.
kebaikan itu akan mengundang kebaikan-kebaikan lainnya
Maka akan berlipat-lipatlah kebaikan dan keberuntungan
bagi orang yang bersyukur
Disaat kesulitan , cobaan serta tekanan datang dari berbagai arah
dan kita merasa sudah tidak mampu lagi untuk bersabar,
maka sesungguhnya Allah Maha Penerima syukur....
bersyukurlah...
terima dengan ikhlas segala kesulitan, tekanan dan cobaan itu
Terima dia sebagai anugerah terindah dari Allah
Kemudian syukuri sepenuh hati dan Ridha
Lalu Mohon pada Allah dengan penuh harap,
untuk menggantinya dengan yang lebih baik
Tanamkan prasangka baik bahwa Allah akan mengabulkannya
Karena Allah itu menurut prasangka hamba NYA
Saat itulah keberkahan datang...
Ia datang disaat musibah berubah menjadi rahmat
Kesulitan berubah menjadi kebaikan
Kesempitan mendapatkan jalan keluar yang terbaik
Kesulitan yang berujung kebaikan dan keberkahan
Syukur yang mengundang Rahmat dan Ridha NYA
“JANGAN RISAUKAN NIKMAT YANG BELUM KITA MILIKI,
TAPI RISAULAH AKAN NIKMAT YANG BELUM KITA SYUKURI
TERKADANG ALLAH MENGANUGERAHKAN NIKMAT MELALUI MASALAH
DAN MEMBERI MASALAH MELALUI NIKMAT “
Semoga apa yang kita terima hari ini merupakan nikmat Allah yang
terbaik untuk kita Dan menjadikan kita senantiasa bersyukur...Aamiin.
Tim BK/BC250214
Selama Allah masih karuniakan kesempatan untuk hidup , maka selama
itulah proses menggapai hidayah dan perbaikan diri hendaknya terus
diupayakan
Semangat perbaikan diri harus selalu menyala dalam
jiwa setiap muslim. Karena Allah subhanahhu wa ta’ala tidak pernah
menutup pintu taubat, sebelum nyawa seseorang sampai di kerongkongan.
Ampunan Allah subhanahu wa ta’ala jauh lebih luas dari dosa-dosa hamba-Nya.
”Katakanlah: ’Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (Az Zumar:53)
Pertaubatan dan upaya untuk memohon hidayah demi hidayah serta terbukanya mata hati atas hijab yang menghalangi diri.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menegaskan bahwa manusia itu
memang banyak salahnya. Tetapi sebaik-baik orang yang banyak salahnya
adalah orang yang banyak taubatnya. (Hadits dari Anas, riwayat Tirmidzi,
Ibnu Majah dan Ahmad)
”Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (Asy-Syams: 8 )
Terus memperbaiki diri setiap tahap menjadi pribadi yang lebih baik
yang Allah dan Rasulullah cintai (sesuai Al Quran dan sunnah) adalah
bentuk hijrah.
Allah subhana wa Ta'ala berfirman menjelaskan
jaminan-Nya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang
banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (An-Nisa’: 100).
Semoga Allah membimbing kita selalu pada jalan Nya, dan menyampaikan kita pada ampunan , ridha, rahmat serta cinta Nya. Aamin
“Bun, pergi dulu yah…” teriak ayah di belakang motornya yang sudah siap melaju.
“Iya, ati-ati…”, teriak bunda tak kalah keras sambil terus melanjutkan cucian piringnya yang belum selesai.
Kok mirip dengan kejadian tiap pagi di rumahku yah?
Tapi itu masih lumayan dibanding yang berikut:
“Lho ayah kemana, kok sudah nggak ada?” tanya Bunda ke kakak yang sedang asyik main boneka.
“Kayaknya sudah berangkat deh Bun, waktu Bunda lagi cuci baju di belakang” jawab kakak.
Hmm… jadi penasaran, apa yang dilakukan Rasulullah ketika pergi meninggalkan rumah?
‘Aisyah berkata : “Rasulullah menciumku, kemudian beliau pergi ke
mesjid untuk melakukan shalat tanpa memperbarui wudlunya” (HR
Abdurrazaq, Ibnu Majjah, Aththabrani, dan Daraqutni)
Sebelum meninggalkan rumah, tak lupa Rasulullah berdoa:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Dilanjutkan dengan doa ini:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ
أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ
يُـجْهَلَ عَلَـيّ
Allaahumma Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azhlima Au Uzhlama, au Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau
disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan
orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari
berbuat bodoh atau dijahilkan orang lain.”
Subhanallah….
Ternyata begitulah cara suami meninggalkan istrinya di rumah. Sungguh indah, penuh kesan.
Mencium dan mendoakan. Mudah dan sederhana, tapi dalam maknanya.
Kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Sebagaimana kita tahu,
melepas suami pergi bekerja itu adalah sama dengan melepas suami pergi
berjihad.
Apakah kenangan saling berteriak itu yang ingin kita
kenang dalam melepas kepergian suami? Atau kenangan suami “hilang”
begitu saja tanpa pamit? Tentu tidak. Sepanjang sisa hari, sang istri
akan teringat ciuman di kening yang romantis… Ah… membayangkan saja
sudah tersenyum.
Suami pun pergi tenang dengan membawa kenangan
wangi rambut istrinya. Plus bonus senyuman terindah yang diberikan sang
istri tercinta yang melepas kepergiannya di depan pintu rumah.
Dalam doa yang dipanjatkan, ada makna penyerahan diri sepenuhnya kepada
Allah. Menitipkan anggota keluarga yang dicintai hanya kepada Allah.
Memohon perlindungan bagi fitnah dunia yang mungkin terjadi.
Jadi bagaimana, berani terima tantangan ini?
Suami: Cium kening dan doakan Istri tercinta…
Istri: Antarlah suami hingga ke pintu depan. Lepas kepergiannya dengan mengamini doanya dan berikan senyuman terindah…
Wa shallallahu 'alaa Nabiyyinaa Muhammad..
Semoga Esok Lebih Baik...
Barakallahufikum
Di sebuah
keluarga besar, ada sepasang kakek nenek yang tampak serasi dan selalu
harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, para cucu
bertanya mendatangi mereka berdua.
“Kakek, nenek…., tolong beritahu
kepada kami resep akur dan cara mempertahankan cinta selama ini, agar
kami yang masih muda ini bisa belajar,” kata seorang cucu.
Mendengar itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling
melempar senyuman mengasihi yang begitu kentara menyelimuti di antara
mereka. “Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian,”
kata kakek.
Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai.
“Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya
perlu kalian dengar dengan baik”.
“Suatu hari, kami berdua
terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul
‘Bagaimana Memperkuat Tali Pernikahan’. Di situ dituliskan,
masing-masing dari kita sebaiknya mencatat hal-hal yang kurang disukai
dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan
tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami
sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai.
Esoknya, selesai sarapan, Nenek memulai lebih dulu membacakan daftar
‘dosa’ kakekmu sepanjang kurang-lebih tiga halaman. Pikir-pikir,
ternyata banyak juga ya dan herannya lagi, segitu banyak yang tidak
disukai tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu
ini,” kata nenek sambil tertawa sekaligus mata tuanya tampak
berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.
Lalu lanjut nenek, “Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan! Dan Sekarang giliran kakekmu yang lanjut bercerita”.
Dengan suara perlahan,si kakek meneruskan, “Pagi itu, kakek membawa
kertas juga, tetap kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas
itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya,
kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati,
dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek.”
Nenek segera melanjutkan, “Nenek sungguh sangat tersentuh oleh
pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau
sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar
dan mengurangi perasaan cinta kami berdua”.
Sering kali di
kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk
memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Pada
hal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa
menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.
Saya yakin dan
percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu
berbuat, melihat dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini. Juga,
senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi.
Dengan demikian, hidup kita bisa dipenuhi dengan keindahan, pengharapan,
dan kedamaian.
Semoga Allah merahmati kita dan seluruh keluarga muslimin dan muslimat semuanya . Aamiin ya Rabb
JUMAT DAN AL KAHFI
Disunnahkan Membaca Surat ke 18, Al-Kahfi Setiap Hari Jum'at, Boleh
Juga Malam Jum'at.. Jangan Lupa Mengambil Pelajaran Darinya..
Mengapa Membaca Surat 18 Al-Kahfi Setiap Jum'at..?
Agar supaya tertanam dalam hati kita 4 kisah sehingga kita waspada dari 4 fitnah..
1- Kisah Ash-habul Kahfi agar kita waspada dari fitnah agama.
2- Kisah si kaya dan si miskin agar kita waspada dari fitnah harta.
3- Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidlir -Alaihimas Salam agar kita waspada dari fitnah ilmu.
4- Kisah Dzul Qornain agar kita waspada dari fitnah kedudukan.
Solusinya..?
Iman kepada hari kebangkitan...
"مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ."
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya akan
memancar cahaya terang yang menyinari dirinya di antara kedua Jum’at".
(HR. Al-Hakim (2/399), Al-Baihaqi (3/249).
Berkata Ibnu Hajar dalam takhrij Al-Adzkar: "Hadits Hasan".
Beliau juga berkata: "Ini adalah hadis paling kuat tentang keutamaan membaca surat Al-Kahfi".
JUMAT DAN SHALAWAT
Perbanyak bershalawat kepada kekasih hati, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam..
"Sesungguhnya orang yang paling utama (untuk berkumpul dan dekat)
denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat
kepadaku".
[HR. At-Tirmizi,Ibnu Hibban dan Abu Ya'la)
Allahumma shalli alaa (sayyidina) Muhammad wa'ala ali (sayyidina) Muhammad ..
TIADA HARI TANPA AL QURAN ...
Ajarkan kepada anakmu Al-Qur'an, maka Al-Qur'an niscaya akan mengajarkan kepada anakmu segala sesuatu...
AJARKAN KEPADA ANAKMU CINTA RASUL ..
Para Sahabat Nabi dahulu mengajarkan sirah Nabi kepada anak-anak mereka seperti mengajarkan surat dari Al-Qur'an ...
"Dahulu diajarkan kepada kami 'Maghozi Nabi' (sirah Nabi) sebagaimana diajarkan kepada kami surat dari Al-Qur'an"
[Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib radliyallahu 'anhum]
Ajarkan kepada anakmu cinta Rasulullah , begitu juga sirah Nabi ...
semoga kelak kita , putra putri dan keluarga kita , Allah karuniakan
rahmat dapat berjumpa dan berkumpul dengan Baginda Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam .. aamin
Wallahu a'lam bishawab
Abdullah Hadrami