Jumat, 31 Januari 2014

:: MENANGISLAH WAHAI DIRI



Tidak berkumpul dua perkara dalam satu masa. Barangsiapa gembira (lalai) di dunia akan berdukacita di akhirat. Barangsiapa yang banyak dukacitanya (takut) di dunia akan gembira di akhirat.

Alangkah sempitnya kuburku, keluh seorang Abid.
Alangkah sedikitnya hartaku, kesal si hartawan.

“Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang.”(al- Hasr: 20)

Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :
“Ada dua titisan yang ALLAH cintai,pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh karena takut pada ALLAH.”

Nabi Muhammad bersabda lagi : “Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai daripada tasbih para wali.”

Nabi bersabda :
“Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih.. ,lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takabur.”

Tertawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan. Tertawa seorang ulama dunia hilang ilmu, hilang wibawanya. Tertawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya.

Nabi Muhammad bersabda :
“Jika kamu tahu apa yang aku tahu niscaya kamu banyak menangis dan sedikit tertawa.”

Seorang Hukama pernah bersyair
“Aku heran, melihat orang tertawa karena perkara-perkara yang akan menyusahkan, lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan. ”

Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal, takut- takut tidak diterima ibadatnya, dan kita tertawa walaupun sadar diri kosong daripada amalan.

Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut riak, kedukaan menjemput duka.

Nabi pernah bersabda: “Sesungguhnya Neraka dipagari nikmat (kesenangan yang melalaikan), sedangkan syurga dipagari dengan ujian-ujian (amal soleh yang mendekatkan).”

Menangislah wahai diri,
agar senyumanmu banyak di kemudian hari.

Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata:
“Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu.”

Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya :
“Kenapa engkau menangis?”
“Aku tidak mempunyai anak lagi untuk dihantar berperang,”jawabnya .

Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup, lalu berkata :
“Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu.”

Ibnu Masud r.a.berkata :
“Seorang yang mengerti al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur,dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti al Quran itu tenang,lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan pemarah.

Menangislah di sini wahai diri, sebelum engkau menangis di sana …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar