Senin, 04 November 2013

:: CARA MENDEKAT DAN MERAIH CINTA ALLAH



“... Tiada cara mendekat (taqarrub) seorang hamba yang lebih Ku-cintai melainkan dengan menunaikan fardhu yang telah Ku-tetapkan. Namun hamba-Ku senantiasa lebih berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan yang nawafil (sunnah) , sampai Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu ia mendengar, penglihatannya yang dengan itu ia melihat, tangannya yang dengan itu ia memukul, kakinya yang dengan itu ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku sungguh akan Ku-karuniakan kepadanya, dan jika ia memohon perlindungan-Ku, Aku akan melindunginya. Dan Aku tidak pernah ragu-ragu pada sesuatupun di saat Aku akan melakukannya seperti ragu-Ku untuk mengambil jiwa seorang mukmin yang enggan mati, sedangkan Aku tidak suka mengganggunya.
(HQR. Bukhari).


Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda bahwa Allâh subhana wa Ta'ala berfirman,

Tidak ada yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada-Ku yang sebanding dengan menunaikan semua kewajiban yang Kuperintahkan dan senantiasa mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka aku menjadi pendengaran, penglihatan, lidah, hati, tangan, dan kakinya. Ia mendengar melalui Aku, ia melihat melalui Aku, ia berbicara melalui Aku, dan berjalan melalui Aku.'


Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allâh lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar (ayat-ayat dan risalah Dien Nya), tetapi Allâh-lah yang melempar (memberi petunjuk tersebut) … (QS. Al Anfal [8:]17).

"Allâh Subhana wa Ta'ala berfirman:
Aku sampaikan kepada hamba-Ku yang mengharapkan Aku, Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku akan mengingat dia dalam hati-Ku, dan jika dia mengingat Aku dalam suatu majelis, Aku menyebut dia dalam majelis yang lebih baik daripada itu ... " (HQR. Bukhari dan Muslim).


Allâh Yang Maha Tinggi berfirman (Dalam hadits Qudsi):
“Aku terserah persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, aku menyebut namanya pada diri-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal (dengan melakukan amal shalih atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (lari)”. (HR. Bukhari: 8/171 dan Muslim: 4/2061, lafadz hadits ini dalam shahih Bukhari).


Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pengasih selaku seorang hamba ... (QS. Maryam [19]:93).

Semoga Allah memberikan keberkahan, membimbing kita , menolong kita selalu ketaatan, dan menyampaikan kita pada rahmat serta cinta Nya. aamiin ya Rabb.

1 komentar:

  1. nice artikel...
    Di cintai Sang Maha Pemilik Cinta adalah segalanya.

    BalasHapus