Sabtu, 04 Mei 2013

:: SEMESTA BERTASBIH



Subhanallah ..

Air bertasbih , dengan jernihnya yang terus mengalir
yang memberikan kehidupan pada tiap apa yang dia lewati
Daun pun bertasbih , dengan kerelaannya dibawa ke mana pun arah angin berhembus
Matahari dan bulan bertasbih , dengan siang dan malamnya
bertasbih dengan cahayanya yang menawan
Hujan pun bertasbih , dengan indah pelanginya
Gunung bertasbih , dengan bentangan yang menyejukkan
Bayi pun bertasbih , dengan tangisannya yang memberi kita sebuah senyuman
Laut bertasbih , dengan ombak yang bersahut
Burung bertasbih , dengan nyanyian alam yang merindu
Bintang-bintang pun bertasbih ,
Alam raya pun bertasbih , dengan keluasannya yang tak terkira
dan semesta pun bertasbih ..

Kita pun bertasbih
mata bertasbih
dengan tunduk pandangannya
bertasbih dengan air matanya
air mata rindu pada Rasul nya
air mata sesal akan dosa dan maksiat sekecil apapun itu
air mata bahagia, syukur atas segala nikmat
air mata cinta kepada Rabb nya
tangan pun bertasbih
dengan kerelaannya meringankan beban saudaranya
kaki bertasbih
dengan ringan melangkah ke tempat yang Allah cintai
mulut bertasbih
dengan menjaga lisannya
bertasbih dengan kata-kata yang baik
bertasbih dengan senyum tulusnya
dan hati bertasbih
dengan penghambaan keikhlasannya
untuk Rabb nya …

*******

“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah; Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Hadid : 1).

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al Israa’ : 44).


Subhanallah, wal hamdulillah, walaa'ilaaha'ilallah , Allahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illa billahil aliyyil adzim
 

:: DZIKIR SINGKAT PAHALA HEBAT





Bismillahirrahmanirrahim ..

Sahabat, kadang kita hanya mempunyai waktu istirahat sedikit seusai mengerjakan shalat sampai rasanya tidak sempat berdzikir.

Namun, Baginda Rasulullah Saw telah mengajarkan kita DZIKIR SINGKAT yang pahalanya sama dengan dzikir berjam-jam

Ini bacaannya, diulang 3 kali:

♥ SubhanAllaahi wabihamdihi, 'adada khalqihi waridha nafsihi wazinata 'arsyihi wamidaada kalimatihi ♥

"Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridhoan-Nya, menurut arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya"

*****


سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan 'arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya." Tiga kali (HR Muslim dari Juwairiyah)

Dari Juwairiyah Ummul Mukminin radhiyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi meninggalkannya pagi-pagi untuk shalat Shubuh. Pada waktu itu Juwairiyah berada di masjid (ruangan tempat ibadah)nya. Kemudian, Nabi kembali di waktu dhuha sedangkan Juwairiyah masih duduk berdo'a. Nabi bersabda, "Engkau masih dalam keadaan seperti pada waktu aku meninggalkanmu?" Juwairiyah menjawab, "Iya." Bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Aku telah mengucapkan empat kalimat setelah meninggalkanmu –tiga kali— seandainya ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan sejak hari ini pasti mengimbanginya. Kalimat itu adalah 'Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan 'arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.'"     


Untuk mendapatkan pahala, yang penting kuatnya keinginan dan kemauan kita untuk melaksanakannya ...

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ..

:: 10 PESAN INSPIRASI USTAD JEFFRY AL BUCHORI DALAM TWITTERNYA


 
Bismillahirrahmanirrahim ..

" Pada akhirnya ... Semua akan menemukan yang namanya titik jenuh.. Dan pada saat itu.. Kembali adalah yang terbaik.. Kembali pada siapa ...??? Kepada "DIA" pastinya .. Bismi_KA Allohumma ahya waamuut.."

" Yang paling banyak aku sembunyikan adalah keburukanku .. Dan yang paling banyak aku tampakkan adalah kebaikanku ..."

" Diri ini selalu ingin kelihatan baik di mata manusia yang lain ... Padahal begitu jelas keburukannya di mataMU .. Ampuni aku.. Ampuni aku ya Allah .."

" Kenapa manusia nggak boleh berlama-lama menanam kebencian, dendam dan kemarahan, khawatir nggak ada umur, kemudian mati membawa itu semua, na'udzu billah "

" Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi hina ....Hina dalam perbuatan ... Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buruk .. Buruk dalam sangkaan ..."

" Tak ada satupun manusia yang tak pernah berbuat salah .... Lalu kenapa jadi sulit untuk memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada dirinya ..."

" Pada dasarnya manusia itu makhluk yang memiliki sifat lemah lembut & cerdas, hanya saja dalam perjalanannya nafsu yang tidak baik telah mengotorinya .... "

" Kebenaran itu mengajak bukan menginjak, merangkul bukan memukul, memeluk bukan menekuk, munculkan harapan bukan mupuskan harapan, dan tidak merasa lebih baik"

" Berhati-hatilah kepada orang dengki, apapun akan menjadi salah di hadapannya, orang dengki tidak pernah menyadari kedengkiannya, kecuali ada hidayah dan keinginan untuk tetap bersih hati "

" Memberi maaf tidak harus menunggu yang salah meminta maaf ... itulah Kemuliaannya ..."


Barakallahufikum ....

Selamat jalan Bang Uje , selamat beristirahat dengan tenang di haribaan Nya . Semoga Allah memuliakan selalu dan memberikan tempat terbaik di sisi Nya . Aamin. Al Fatihah ..

:: SUBHANALLAH, BEGITU BANYAKNYA KEUTAMAAN BERDZIKIR LAA ILAAHA ILALLAH


Bismillahirrahmanirrahim ..

1. Ibnu Abid Dunya beserta Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra: “Malaikat maut menghampiri seorang laki-laki yang telah mati, lalu ia meneliti seluruh anggota tubuhnya, namun ia tidak menemukan amal kebajikan di dalamnya. Kemudian ia membelah hatinya, ia juga tidak menemukan amal kebajikan di dalamnya, lalu dibuka mulutnya, ditemukan lidah yang melekat pada bagian atas mulut sedang membaca “Laa ilaaha illaLlaah”, maka diampuni segala dosanya karena adanya kalimat yang ikhlas itu.” (HR. Thabrani, Baihaqi, Al-Khatib)

2. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah memperbarui iman seseorang.
Rasulullah saw bersabda, “Perbaruilah iman kalian.” Sahabat bertanya, “Bagaimana cara kami memperbarui iman, wahai Rasulullah?” “Perbanyaklah membaca Laa Ilaaha Illallah.” (HR. ahmad)

3. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menyelamatkan dari siksa api neraka.
Rasululah saw bersabda, “Allah telah mengharamkan api neraka bagi orang yang membaca Laa ilaaha illallah semata-mata mengharap ridha Allaah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Laa ilaaha illallah adalah benteng-Ku, barangsiapa masuk di dalamnya, ia selamat dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nu'aim)

4. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illallaah akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajahnya.
Rasulullah saw bersabda, “Tiada seorang hamba membaca Laa ilaaha illaLlaah sebanyak 100 kali kecuali Allaah bangkitkan dia di hari kiamat dalam keadaan bersinar wajahnya seperti rembulan di malam bulan purnama.” (HR. Ad-Dailami)

5. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah lebih utama dari seisi langit dan bumi.
Imam Nasa’i meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudhri ra: Nabi saw bersabda, “Nabi Musa as berdoa, “Wahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku tentang sesuatu untuk berdzikir kepada-Mu.” Maka Allah berfirman, “Ucapkanlah Laa ilaaha illaLlaah.” Lalu Nabi Musa berdoa lagi, “Wahai Tuhanku, setiap hamba-Mu membaca ini, saya ingin sesuatu yang istimewa untukku.” Maka Allah berfirman lagi, “Wahai Musa, andaikata tujuh petala langit dan penghuninya serta tujuh lapis bumi diletakkan di sebelah timbangan kalimat “Laa ilaaha illaLlaah”, niscaya akan lebih berat kalimat “Laa ilaaha illaLlaah”, melebihi dari semua itu.”

6. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah membuat iblis berputus asa dalam mencelakakan diri orang yang membacanya.
Nabi saw telah bersabda, “Biasakanlah membaca kalimat “Laa ilaaha illaLlaah” dan istighfar, perbanyaklah membaca keduanya. Sesungguhnya iblis telah berkata, “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa, namun mereka membinasakan aku dengan ucapan “Laa ilaaha illaLlaah dan istighfar”, ketika dalam keadaan yang seperti itu maka aku binasakan mereka dengan hawa nafsu, dan mereka mengira bahwa dirinya telah mendapat hidayah.” (HR. Abu Ya`la)


7. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah merupakan harga Surga.
Nabi shallaLlaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaaha illaLlaah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud).

Dari Abu Dzar ra, berkata, Nabi saw bersabda, “Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan Laa ilaaha illaLlaah kemudian dia mati diatas keyakinan tersebut kecuali dia masuk surga.” (HR. Bukhari).

Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda, “Kunci-kunci surga ialah ucapan syahadat, Laa ilaaha illallaah.” (HR. Ahmad).


8. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menghindarkan diri dari siksa-Nya.
Dari Ali ra, berkata Rasulullah saw kepadaku, “Jibril as berkata, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya Akulah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan ikhlas, maka ia masuk dalam lindungan-Ku. Dan barangsiapa masuk dalam lindungan-Ku, maka ia aman dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nuaim).

Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Tertulis di pintu surga, “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain-Ku. Aku tak akan menyiksa orang yang mengucapkannya.” (HR. Abu Syekh).

Rasulullah saw bersabda, “Kalimat Laa ilaaha illaLlaah tetap selalu berguna bagi orang yang mengucapkan (membacanya) dan dapat menghindarkan bala’ dan siksa dari mereka, selama mereka tidak meremehkannya.” (HR. Al Ashabani).


9. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah sebaik-baik kebaikan yang mengganti keburukan.
Dari Syamr bin Athiyyah, dari beberapa orang gurunya, dari Abu Ad Darda ra dia berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah! Berwasiatlah kepadaku!” Rasulullah saw bersabda, “Apabila engkau melakukan suatu kejahatan, maka ikutkanlah kejahatan itu dengan amalan yang baik, karena hal itu akan menghapusnya.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, apakah kalimat Laa ilaaha illaLlaah termasuk diantara kebaikan?” Rasulullah saw bersabda, “Kalimat itu adalah sebaik-baik kebaikan.” (HR. Ahmad).

Dari Anas ra, sabda Rasulullah saw “Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah pada suatu waktu, malam atau siang hari, kecuali akan dihapuskan dari catatannya amal-amal buruknya, bahkan keburukan itu diganti dengan kebaikan.” (HR. Abu Ya’la).

Dari Ummu Hani ra, Rasulullah saw bersabda, “Laa ilaaha illaLlaah tidak dapat ditandingi oleh amal apapun. Dan kalimat ini tidak akan meninggalkan dosa sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah).


10. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menghapuskan dosa.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda, “Ajarilah anak-anakmu ‘Laa ilaaha illaLlaah’ ketika mereka mulai berbicara. Dan talkinkanlah kepada mereka ketika menjelang wafatnya dengan ‘Laa ilaaha illaLlaah’. Sesungguhnya, barangsiapa ucapan pertamanya ‘Laa ilaaha illaLlaah’ dan ucapan yang terakhirnya juga ‘Laa ilaaha illaLlaah’, lalu ia hidup selama seribu tahun, maka ia tidak akan ditanya tentang satu dosa pun.” (HR. Baihaqi).

Dari Anas ra, sesungguhnya Abu Bakar ra menjumpai Nabi saw dalam keadaan bersedih. Nabi saw bertanya, “Mengapa kamu nampak sedih?” Jawab Abu Bakar ra “Ya Rasulullah, kemarin malam keponakanku hampir meninggal dunia.” Lalu beliau bersabda, “Apakah engkau telah mentalqinkannya dengan Laa ilaaha illallaah?” Sahut Abu Bakar ra “Ya, sudah kulakukan.” Sabda beliau, “Apakah ia membacanya?” Jawabnya, “Ya, ia membacanya.” Sabda beliau, “Ia wajib masuk surga.” Abu Bakar ra bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana jika orang hidup membaca kalimat ini?” Beliau bersabda, “Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya. Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Dailami).

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allaah Ta’ala memiliki sebuah tiang yang terbuat dari Nur terletak di hadapan Arsy-Nya, jika ada seorang hamba yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illaLlaahu’, maka bergetarlah tiang itu. Allaah berfirman, “Berhentilah.” (tiang itu) menjawab, “Bagaimana aku dapat berhenti, sedangkan Engkau belum mengampuni orang yang mengucapkannya?” Firman Allaah, “Sesungguhnya Aku telah mengampuninya.” Maka barulah tiang itu berhenti.” (HR. Al Bazzar).


11. Allaah SWT teman duduk orang yang ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah dan pasti akan berjumpa dengan-Nya.
Firman Allaah SWT dalam Hadits Qudsi, “Allah SWT mengirimkan wahyu kepada Nabi Musa as, “Ya Musa! Apakah engkau senang Aku berdiam bersamamu dalam rumahmu?” (mendengar itu) Nabi Musa tunduk bersujud kepada Allah kemudian berkata, “Ya Rabbi, bagaimana mungkin hal itu?” Allah berfirman pada Musa, “Ya Musa! Apakah tidak engkau ketahui bahwa Aku teman duduk bagi orang yang berdzikir pada-Ku? Dan (lebih dari itu) di mana pun hamba-Ku mencari Aku, maka pasti menjumpai-Ku.” (HQR. Ibnu Syahin, dari Jabir ra)

12. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah akan mendapat syafa'at Rasulullah saw.
Abu Hurairah ra bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan memperoleh syafaatmu pada hari Kiamat kelak?” Beliau menjawab, “Aku telah mendugamu, wahai Abu Hurairah, bahwa kulihat keinginan besarmu terhadap hadits. Orang yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari Kiamat ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari).

Dari Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Ketika Adam as telah berbuat suatu dosa, maka saat ia menengadahkan kepalanya ke langit, ia berkata, “Aku memohon kepada-Mu, dengan wasilah Muhammad, ampunilah diriku.” Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Siapakah Muhammad?” Adam as menjawab, “Maha Berkah Nama-Mu, ketika Engkau ciptakan daku, aku tengadahkan kepalaku ke Arsy-Mu dan ternyata tertulis di dalamnya ‘Laa ilaaha illallaahu Muhammadur Rasuulullaah.’ Maka kuketahui bahwa Muhammad itu seseorang yang derajatnya tiada seorang pun yang sederajat dengannya, sehingga Engkau letakkan namanya berdampingan dengan nama-Mu.” Lalu Allah menurunkan wahyu padanya, “Wahai Adam, sesungguhnya ia adalah Nabi yang terakhir dari anak keturunanmu. Seandainya tidak karena ia, maka tidak Ku ciptakan dirimu.” (HR. Thabrani, Hakim, Abu Nu’aim, Baihaqi).


13. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah akan menghindarkan dari penderitaan menjelang maut, kegelapan dan adzab kubur, serta mahsyar.
Dari Yahya bin Thalhah bin Abdullah ra bercerita, “Suatu ketika, terlihat Thalhah bersedih, maka orang-orang bertanya, “Mengapa kamu bersedih?” Ia menjawab, “Sesungguhnya kudengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang tiada seorang hamba membacanya menjelang mautnya, kecuali akan Allah hindarkan darinya segala penderitaannya dan wajahnya akan bersinar, dan akan ia lihat apa yang mengembirakannya.” Namun belum sempat kutanyai beliau kalimat apakah itu hingga wafatnya.” Umar ra berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu.” Ia menyahut, “Apa itu?” Ia berkata, “Aku tidak mengetahui sebuah kalimat yang lebih agung daripada kalimat yang ia perintahkan pamannya dengannya, yaitu ‘Laa ilaaha illallaah’ ia berkata, “Demi Allaah, itulah kalimatnya. Demi Allaah itulah kalimatnya.” (HR. Baihaqi).

Ibnu Abbas ra berkata, “Suatu ketika Jibril as mendatangi Rasulullah saw ketika itu beliau sedang sangat sedih. Jibril as berkata, “Allah mengirim salam untukmu. Dan melihatmu seperti ini, Dia bertanya, “Ada apa?” (padahal Allah Maha Mengetahui isi hati makhluk-Nya. Ini hanya menunjukkan penghormatan kepada Nabi saw). Jawab beliau, “Wahai Jibril, aku sangat memikirkan, bagaimana umatku pada hari Kiamat nanti.” Jibril bertanya, “Umatmu yang kafir atau yang muslim?” Sabda Nabi saw “Aku khawatir atas kaum muslimin.” Lalu Jibril membawa Nabi saw mengunjungi kuburan kaum muslimin dari Banu Salamah, Jibril memukul salah satu kubur itu dengan sayapnya, sambil berkata, “Dengan ijin Allah, bangkitlah kamu.” Lalu bangkitlah seseorang yang sangat tampan, lalu ia mengucapkan. “Laa ilaaha illallaahu Muhammadar rasuulullaahi, Alhamdulillaahi rabbil’aalamiin.” Kemudian Jibril menyuruhnya, “Kembalilah ke tempatmu.” Sabda Nabi saw “Seseorang akan dibangkitkan menurut keadaan ketika matinya.”

Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah atas ahli Laa ilaaha illallaah kegelapan di kubur mereka dan juga tidak di Mahsyar. Seakan-akan aku melihat ahli Laa ilaaha illallaah bangkit dari kuburnya sambil mengibaskan debu dari kepalanya lalu berkata, “Segala puji bagi Allaah yang telah menjauhkan kami dari kesedihan.” Riwayat lain menyebutkan bahwa ahli Laa ilaaha illallaah tak akan mengalami kegelapan saat mati, atau saat di kubur.” (HR. Thabrani, Baihaqi).

14. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah pintu langit sampai Arsy akan terbuka dan tidak ada hijab dengan Allah.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang hamba membaca Laa ilaaha illaLlaah, kecuali akan dibukakan baginya pintu langit hingga Arsy, selama ia menghindarkan diri dari dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi).

Dari Anas ra, Rasulullah saw bersabda, “Tiada sesuatu pun kecuali di antara ia dengan Allaah ada hijab, melainkan ucapan Laa ilaaha illallaah, dan doa seorang bapak (untuk anaknya).” (HR. Ahmad, Ibnu Mardawaih).


لا إله إلا الله ... لا إله إلا الله ... لا إله إلا الله ...
الله ... الله ... الله ... الله ... الله ... الله ... الله ...


Wallahu a'lam bishawab

:: SESUNGGUHNYA NIKMAT DAN REZEKI BUKAN UNTUK MEMULIAKAN MANUSIA



“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amalannya.” (Al-Kahf(i): 7)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
 

♥ ♥ “Sesungguhnya bagi tiap umat ada fitnah (ujian yang menyesatkan), dan fitnah umatku adalah harta.” (Shahih Sunan At-Tirmdzi no. 2336)


DUA JENIS NIKMAT


Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu membagi nikmat ke dalam dua bagian.

• PERTAMA, AN-NI’MAH AL-MUTHLAQAH

Yaitu kenikmatan yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan abadi. Seperti nikmat dalam berislam dan mengikuti As-Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan untuk memohon meraup nikmat ini. Memohon agar mendapat hidayah untuk menempuh jalan orang-orang yang meraih nikmat ini:

  ♥ ♥ “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa`: 69)

• KEDUA, AN-NI’MAH AL-MUQAYYADAH

Yaitu kenikmatan yang digambarkan seperti nikmat memperoleh kesehatan, kekayaan, kekuatan jasad, kedudukan, banyak anak dan memiliki para istri yang baik, serta nikmat-nikmat yang sejenis.

Kenikmatan semacam ini diberikan kepada orang yang berbuat kebaikan, juga kepada orang yang berbuat kemaksiatan, mukmin maupun kafir. Kenikmatan seperti di atas, bila diberikan kepada orang kafir, merupakan bentuk istidraj (dalam bahasa Jawa: dilulu) dengan kenikmatan itu, mengarahkan dirinya kepada azab, petaka. Hakikatnya dia tidak memperoleh nikmat, tapi sesungguhnya dirinya memperoleh bala (sesuatu yang bisa menyusahkan). 


Sekiranya nikmat semakin bertambah , namun hati semakin jauh dari Allah dan tidak diiringi dengan pertambahan iman, amal /ibadah serta syukur, maka semoga nikmat yang ada bukanlah merupakan istidraj (menghabiskan pahala untuk kebaikan dunia, sehingga pahala untuk akhirat semakin menipis dan lama-lama habis).

************

NIKMAT DAN REZEKI BUKAN UNTUK MEMULIAKAN MANUSIA

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

  ♥ ♥ “Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: ‘Rabbku telah memuliakanku’. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: ‘Rabbku menghinakanku’.” (Al-Fajr: 15-16) [Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyyah, hal. 33]

|| Kata Ibnu Katsir rahimahullahu bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (dalam ayat di atas) sebagai bentuk pengingkaran terhadap orang yang berkeyakinan apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala meluaskan rezkinya berarti dirinya mendapat kemuliaan. Padahal tidak demikian. Bahkan hal itu merupakan bentuk bala dan ujian. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

  ♥ ♥ “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Sekali-kali Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al-Mu`minun: 55-56)

Demikian pula sebaliknya, apabila mengalami bala, ujian dan kesempitan rezki, dirinya berkeyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menghinakannya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: كَلاَّ (Sekali-kali tidak demikian). Permasalahannya tidaklah seperti yang dia yakini. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan harta kepada siapa yang Dia suka dan yang tidak Dia suka, serta menyempitkan harta kepada yang Dia suka dan yang tidak Dia suka.




Allah subhana wa Ta'ala berfirman dalam surah Al Qashash :


78. Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? .......

79. Maka tatkala Qarun keluar kepada kaumnya dalam kemegahannya . Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu wahai Qarun, (sesungguhnya) pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali bagi orang-orang yang sabar".

Begitulah dalam kehidupan ketika ada kesempitan rezeki /ujian/sakit/musibah, tanamkan ikhas dan bersabarlah wahai saudaraku, karena sesungguhnya Allah sedang menabungkan pahala atas buah kesabaran tersebut
***********
 

BERSYUKUR KARENA NIKMAT

Sesungguhnya titik pijak dari itu semua adalah ketaatan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam (menyikapi) dua keadaan: apabila dia sebagai orang yang berkecukupan (kaya), hendaknya dia BERSYUKUR kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas yang demikian ini. Apabila dia fakir, hendaknya menyikapinya dengan SABAR.” (‘Umdatut Tafsir ‘an Al-Hafizh Ibni Katsir, Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu, 3/683)

Karenanya, seseorang yang telah dikaruniai nikmat (harta, anak dan sebagainya) hendaknya memanfaatkan nikmat tersebut di jalan yang diridhoi Allah agar tidak menghadirkan bala dan malapetaka. Kehadiran nikmat agar tidak menjadi fitnah (ujian) yang menyeret penerima kenikmatan tersebut kepada sesuatu yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan bahwa harta dan anak adalah fitnah (ujian).

 ♥ ♥ “Sesungguhnya harta dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)




Wallahu a'lam bishawab
Barakallahufikum ..


Rujukan (disusun dari berbagai sumber dibawah ini):
- “Menyikapi Nikmat Dunia Sebagai Ujian”, Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad AbdulMu’thi, Lc
- “Anak, Antara Harapan dan Impian”, tulisan Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin.