Bismillahirrahmannirrahim,
Dua orang anak kecil, kakak adik, tampak sibuk di sebuah pojok
pekarangan rumah. Salah satu dari mereka terlihat menelungkup seperti
mengambil sesuatu dari balik lubang kecil. Sementara yang satunya lagi
begitu serius memperhatikan sang kakak. Sambil sesekali ikut melongok ke
arah lubang, tangan kanannya tetap erat mencekal ranting kecil.
“Dapat, Kak?” ujar sang adik menampakkan wajah penasaran.
“Belum, Dik. Lubangnya dalam sekali!” jawab sang kakak yang masih ingin
mencoba merogohkan tangannya lebih dalam ke pangkal lubang.
Rupanya, dua anak itu sedang berusaha mengambil sebuah bola pimpong yang
masuk ke lubang. Tibalah giliran sang adik mengorek-ngorek lubang
dengan rantingnya. Ia berharap, bola pimpong bisa tersangkut di ujung
ranting dan tercungkil keluar lubang. Tapi, selalu saja ia gagal.
Di tengah kebingungan itu, seorang ibu menghampiri mereka. Ia
melongok-longok mencari tahu apa yang sedang dilakukan dua anaknya
dengan sebuah lubang. Tak lama kemudian, sang ibu pun mengangguk pelan.
“Belum berhasil, Nak?” tanya sang ibu sambil memberikan isyarat kehadirannya.
“Belum, Bu. Lubangnya dalam sekali!” ujar kedua bocah itu memperlihatkan keputusasaan.
“Nak,” ujar sang ibu sambil memegang dua pundak anak-anaknya. “Coba kau
isikan air ke lubang itu. Insya Allah, lubang akan memberikan kalian
bola!”
Mencari solusi dalam problematika hidup tak ubahnya
dengan upaya mengeluarkan sesuatu yang kita inginkan dari dalam lubang
yang dalam dan gelap. Butuh cara bijaksana agar yang kita inginkan bisa
kita dapatkan dengan mudah.
Begitulah kehidupan. Kadang kita
tak menyadari bahwa mencari solusi dari sebuah masalah itu tidak selalu
dengan upaya ingin mendapatkan sesuatu. Tapi justru dengan semangat
memberi dan berbagi. Dari mereka itulah, kita mendapatkan sesuatu yang
kita inginkan , dengan cara yang Allah kehendaki.
Tepat sekali apa yang diucapkan sang ibu kepada dua anaknya, “Penuhi lubang dengan air, maka ia akan memberimu bola!”.
Oleh karena itu janganlah pernah letih dengan pekerjaan memberi karena
dengan memberi setiap langkah kita selalu diringi dengan solusi..
Barakallahufikum ..
Pada saat
akan meninggal, dalam keadaan kritis, Raja terkenal dari Macedonia,
yaitu Alexander the Great atau Iskandar Agung... berkata pada para
dokter yang merawatnya :
"Ambillah 1/2 dari kekayaanku, jika kamu dapat mengantarkan aku untuk menemui ibuku sebentar saja "
Dokter menjawab :
"Jangankan separuh, bahkan seluruh kekayaan Baginda diberikan kepada hamba semuanya, hamba pun tidak akan mampu menambah 1 tarikan nafas"
Mendengar jawaban tersebut , air mata pun berlinang di pipi sang Raja, dia berkata :
" Seandainya aku tahu begitu berharganya 1 tarikan nafas, maka aku
tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu hanya untuk mengejar kekuasaan "
Kemudian sang Raja pun berpesan, agar nanti sewaktu diarak dalam peti
mati menuju peristirahatannya yang terakhir, ia minta agar kedua
tangannya dikeluarkan, agar setiap rakyatnya dapat melihat bahwa
Alexander Agung yang hebat dan mampu menguasai wilayah terbesar
sepanjang sejarah kehidupan manusia ini ternyata harus berpulang dengan
tangan kosong...
Tidak memiliki apa-apa dan tidak membawa apa-apa ...
Kelahiran & kematian adalah awal & akhir, ..
Dan yang terpenting dari hidup ini adalah bagaimana kita mengisi kehidupan yang ada diantara ke duanya, ..
Begitu berharganya sebuah tarikan nafas ..
Bismillahirrahmanirrahim,
" Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya; ...."
(QS. Al Ahzaab 33:4)
Bagaimana satu hati akan mencintai dua hal secara bersamaan ? Bagaimana
dunia dan akhirat ada bersamaan didalamnya ? Bagaimana makhluk dan
Khaliq bisa berkumpul didalamnya ? Bagaimana keduanya dapat beriringan
didalam satu hati?
Setiap wadah akan penuh dengan apa yang ada didalamnya.
Amal-amal adalah gambaran dari 'itikad, lahiriah adalah cerminan
bathin. Lahir itu gambaran pertanda bagi bathin. Dan bathin akan
terlihat jelas dihadapan Rabb nya .
Hati yang mencintai Khaliq ,
akan lebih mengutamakan Nya dari selain Nya .. hati yang didalamnya
dipenuhi dunia, maka ia tidak akan menerima adanya akhirat.
Apabila
hati diperuntukkan bagi Khaliq, sedang wajahnya menghadap makhluk, maka
ia dapat memandang mereka demi kemashlahatan mereka sebagai bentuk kasih
sayang terhadap mereka.
Wallahu a'lam ....
'Fathur Rabbani' - Syaikh Abdul Qadir al Jilany.
Pengingat untuk jiwaku ..
Rabb, karuniakan istiqomah sampai akhir hayatku , dalam puncak kerinduanku kepada MU .. aamiin.
Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah Sarno terus mengayuh sepeda
tuanya menyisir jalan perumahan Condong Catur demi menyambung hidup.
Mbah Sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu
keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “Mau nonton apa saya malam
ini?”, Mbah Sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam
ini?”
Di tengah cuaca panas
seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan.
Bagi Mbah Sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang
untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya,
beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah
sekalipun ia mengambil hak orang lain.
Jam 11, saat tiba di
depan sebuah rumah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan
pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat
terburu-buru. Ketika Mbah Sarno menampal sepatunya yang bolong, ia terus
menerus melihat jam. Karena pekerjaan ini sudah digelutinya
bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan
pekerjaannya.
“Wah cepat sekali. Berapa pak?”
“5000 rupiah mas”
Sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah
Sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali
apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“Wah mas gak ada uang pas ya?”
“Nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
“Maaf Mas, saya nggak punya uang kembalian”
“Waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
“Udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan
mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“Oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”
Jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan
bagi Mbah Sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum
membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “Ikhlas bekerja dan tak
putus berusaha. Insya Allah akan terbuka jalan."
Waktu
menunjukkan pukul 3 lebih ia pun menyempatkan diri shalat Ashar di
masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
“Ya Allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakMu.”
Selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
“Wah kebetulan kita ketemu disini, Pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
“Loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum
punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil
mas?”
“Sudah pak, terima saja. Kembaliannya, sudah saya terima
tadi, pak. Alhamdulillah , Hari ini saya tes wawancara, dan Allah
menolong saya. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak
membiarkan saya pergi dulu. Insya Allah minggu depan saya berangkat ke
Prancis pak. Saya mohon doanya ya pak ”
Tak kuasa menahan rasa
haru yang sangat, Mbah Sarno terguguk menangis. Terima kasih ya Allah
atas rejeki Mu hari ini .. sungguh benar Engkau begitu dekat ..
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid
menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan,
tampak seakan ia tidak rela bila buah
hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakan semua shalat lima waktu.
Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat.
Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya
penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan, diusianya yang tidak lebih dari sepuluh
tahun, si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dengan
halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat,
"Ibu, dengan shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku
merasa lebih giat, waktuku teratur dengan baik, tugas sekolah mampu aku
kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih
punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu
lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya
melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini
bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang
suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai
pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas
dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak- kanak .
Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya
semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang suami yang
menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud,
sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat
keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad
bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu
pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam
lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga
beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju
kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja
sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar
lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk
kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan
taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak kuasa
membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan
dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan
mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah
hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan
memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan
doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka,
dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya Allah , sayangilah mereka
sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa
lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya
erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap
anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang,
Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya
senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan
perintah-perintah Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara
buah hatinya. Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya
menaungi seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih
terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam
ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami, anaknya.
Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu
kecil.
Ya Allah, Muliakanlah mereka, tiada pernah kami
sanggup menggantikan setiap tetes air mata ibu & keringat ayah..
serta doa dan pengorbanan mereka ...aamiin yaa Robbal alamin ..
Bismillahirrahmaanirrahhiim,
Baginda Rasullullah S.A.W bersabda :
“Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu
kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian
mereka menarik rohnya melalui kedua-dua
telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula
sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai
ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan
malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke
dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu
kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke
kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”
Sambung Rasullullah S.A.W. lagi :
“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril
A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang
nazak itu dapat melihat kedudukannya di surga. Apabila orang yang
beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada
disekelilinginya. Ini adalah karena sangat rindunya pada surga dan
melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril as.”
Kalau orang
yang nazak itu orang munafik, maka Jibril as akan menebarkan sayap
disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di
neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di
sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat
neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya. Wallahu a'lam.
------------
Doa Nabi Yusuf 'alaihis salam:
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya Allah , Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku
dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101) , Aamiin Allahumma
aamiin ..
Bismillahirrahmanirrahiim,,
SUJUD adalah saat paling dekat dengan Allah...
Karena ketika bersujud, jiwa dan raga tunduk berserah
dihadapanNya,dengan menyadari bahwa diri begitu lemah dan hina tiada
daya dan upaya dalam hidup ini kecuali dengan kekuasaan dan pertolongan
Allah ...
Menyerahkan hidup , mati , dan segala urusan kepada
Nya . Dengan sujud inilah hati yang gelisah, kering, dan berat akan
terasa lebih ringan , tenang, dan dekat dengan Allah.
Dan
dengan bersujud ini pulalah sebagai hakikat dari penciptaan kita, bahwa
kita tiadalah diciptakan oleh Allah kecuali untuk beribadah serta tunduk
patuh kepadaNya ...
Hanya kepada Allah-lah SUJUD (patuh)
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri
ataupun terpaksa (dan SUJUD pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan
petang hari. (Q.S. Ar Ra’d :15)
Sesungguhnya orang yang
benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera BERSUJUD seraya
bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
(Q.S As Sajdah : 15)
Mereka itu adalah orang-orang yang
bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang
SUJUD yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang
memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.
(Q.S. At Taubah : 112)
Sungguh... , tidaklah kamu BERSUJUD kepada Allah sekali SUJUD kecuali
dengannya Allah menaikkanmu satu derajat, dan menghapus darimu satu
kesalahan..." (HR. Muslim)
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dzikir adalah ibadah yang sangat mulia. Di antara fadilahnya adalah bisa lebih
menenangkan jiwa. Fadilah lainnya pun amat banyak. Di antara dzikir
yang bisa dirutinkan setiap saat, dibaca agar lisan terus basah dengan
dzikrullah adalah empat kalimat mulia, yaitu (1) subhanallah, (2)
alhamdulillah, (3) laa ilaha illallah, (4) Allahu akbar”.
Berikut beberapa hadits yang membicarakan keutamaan dzikir tersebut:
Pertama:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ
يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Dari Samuroh bin Jundub, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada
empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2)
Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak
berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).
Kedua:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ
الشَّمْسُ ».
Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya membaca
“subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha
Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai
daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari." (HR. Muslim no.
2695). Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan
antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang
terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang
menggambarkan dunia dan seisinya.”[1] Dari sini menunjukkan bahwa
keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.
Ketiga:
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ قَالَتْ مَرَّ بِى ذَاتَ
يَوْمٍ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ وَضَعُفْتُ - أَوْ كَمَا قَالَتْ - فَمُرْنِى
بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ وَأَنَا جَالِسَةٌ. قَالَ « سَبِّحِى اللَّهَ مِائَةَ
تَسْبِيحَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ تُعْتِقِينَهَا
مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاحْمَدِى اللَّهَ مِائَةَ تَحْمِيدَةٍ
فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ
تَحْمِلِينَ عَلَيْهَا فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَكَبِّرِى اللَّهَ مِائَةَ
تَكْبِيرَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ
مُتَقَبَّلَةٍ وَهَلِّلِى اللَّهَ مِائَةَ تَهْلِيلَةٍ - قَالَ ابْنُ
خَلَفٍ أَحْسِبُهُ قَالَ - تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ
يُرْفَعُ يَوْمَئِذٍ لأَحَدٍ عَمَلٌ إِلاَّ أَنْ يَأْتِىَ بِمِثْلِ مَا
أَتَيْتِ بِهِ ».
Dari Ummi Hani' binti Abu Thalib dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari,
lalu saya berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan
lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan
dengan duduk." Beliau bersabda: "Bertasbihlah kepada Allah seratus
kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari
keturunan Isma'il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu
sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang
kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus
takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali
pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali." Ibnu
Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: "Karena ia memenuhi di
antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu
diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu."
(HR. Ahmad 6/344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Lihat Ash Shilsilah Ash Shohihah no. 1316)
Keempat:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ
كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ »
Dari ‘Abdullah bin
‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah
seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar,
subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah,
melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan)
Kelima:
عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَقِيتُ
إِبْرَاهِيمَ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِى فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَقْرِئْ
أُمَّتَكَ مِنِّى السَّلاَمَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ
التُّرْبَةِ عَذْبَةُ الْمَاءِ وَأَنَّهَا قِيعَانٌ وَأَنَّ غِرَاسَهَا
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ »
Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, Rasulullah
shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda, "Aku pernah bertemu dengan
Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai
Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada
mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut
adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu
lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji
bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi no. 3462. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan)
Keenam:
« إِنَّ اللَّهَ
اصْطَفَى مِنَ الْكَلاَمِ أَرْبَعاً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ
اللَّهِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ
عِشْرِينَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ
قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ
ثَلاَثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلاَثُونَ سَيِّئَةً
Dari
Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memilih empat
perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji
bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar). Barangsiapa
mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan
baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa
mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan
barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga,
dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung
hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan
digugurkan tiga puluh dosa darinya." (HR. Ahmad 2/302. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa sanadnya shahih)
Maksud Dzikir Empat Kalimat Mulia
Yang dimaksud bacaan tasbih (subhanallah = Maha Suci Allah) adalah
menyucikan Allah dari segala kekurangan yang tidak layak bagi-Nya.
Yang dimaksud bacaan tahmid (alhamdulillah = segala puji bagi Allah)
adalah menetapkan kesempurnaan pada Allah dalam nama, shifat dan
perbuatan-Nya yang mulia.
Yang dimaksud bacaan tahlil (laa
ilaha illallah = tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah)
adalah berbuat ikhlas dan mentauhidkan Allah serta berlepas diri dari
kesyirikan.
Yang dimaksud bacaan takbir (Allahu akbar = Allah
Maha Besar) adalah menetapkan keagungan atau kebesaran pada Allah Ta’ala
dan tidak ada yang melebihi kebesarannya.[2]
Empat kalimat
mulia tersebut bisa berfaedah jika bukan hanya di lisan, namun
direnungkan maknanya di dalam qolbu, dalam hati yang paling dalam.
Semoga amalan yang sederhana ini bisa jadi rutinitas kita sehingga lisan ini selalu basah dengan dzikrullah, dzikir pada Allah.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Wallahu a'lam
Penulis: Muhammad Abduh Tuasika
(Oleh : أُسْتَاذُ Irfan Helmi)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bayangkan jika Anda diberi kekayaan satu pulau berikut fasilitasnya
yang super mewah... Tentu hanya orang-orang kalangan konglomerat &
milyarder saja yang bisa memilikinya. Bagaimana pula jika Anda memiliki
kekayaan bumi dan seisinya ? Hmm... Mungkin tak terbayangkan rasanya...
سُبْحَانَ اللّهِ
Ketahuilah
saudaraku, semua kekayaan tersebut masih belum ada apa-apanya dibanding
keutamaan yang اَللّهُ berikan bagi mereka yang melakukan dua rakaat
shalat sunnah subuh. Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا (رواه مسلم)
“Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”(HR Muslim dari Aisyah).
Oleh karena itu, usahakan kita senantiasa melakukan shalat sunnah
qabliyah subuh tersebut dan jangan sampai meninggalkannya. Bahkan
menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah, shalat sunnah ini merupakan
satu-satunya shalat sunnah rawatib yang rutin dilakukan Nabi صلى اللّه
عليه وسلم, baik saat sedang safar maupun mukim (Zaadul Ma’ad I/315).
بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
SABAR itu ILMU TINGKAT TINGGI...
Belajarnya setiap hari....
Latihannya setiap saat....
Ujiannya sering menddak...
Sekolahnya seumur hidup..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu ...
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya ...
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ...
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat ...
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan
kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu
membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di
tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ...
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada ...
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini ...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang ...
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ...
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti
cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...
Selamat jalan ...
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya ...
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...
selamat jalan sayang ...
cahaya mataku, penyejuk jiwaku ...
selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ...
*** Subhanallah, alangkah indah Cinta yang tumbuh karena iman, amal
sholeh dan akhlak yang mulia .., akan senantiasa bersemi, tak lekang
oleh sinar matahari , tak luntur oleh hujan dan tak akan putus karenanya
walaupun ajal menjemput ...
KAIN KAFAN SANG KIAI UTUH DAN HARUM BAUNYA ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Tiga bak berisi air dan potongan kayu ukuran 70 cm x 30 cm telah disiapkan anak-anak almarhum KH. Abdullah. Saat
itu, Minggu 2 Agustus 2009, makam Kiai Abdullah akan dipindahkan
lantaran di lokasi itu terkena proyek pelebaran Jalan Benda, Batu Ceper,
Tangerang, yang mengarah ke Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Air yang ada di dalam bak itu rencananya akan digunakan untuk mencuci
tulang belulang sebelum dipindahkan ke lokasi pemakaman yang baru.
Sementara potongan kayu sengon sebanyak 9 potong diperuntukkan sebagai
dinding pembatas jenazah di dalam liang lahat.
"Saya sudah
beberapa kali melihat proses pemindahan kuburan di Karet Bivak, Jakarta
Pusat. Persiapannya memang seperti itu," kata Achmad Fathi, anak ketiga
Kiai Abdullah.
Namun semua perlengkapan itu akhirnya tidak
terpakai. Soalnya, ketika makam yang berusia 26 tahun digali,
pemandangan aneh terjadi. Jasad Kiai Abdullah ternyata masih utuh.
Begitu juga dengan kain kafan dan kayu penutup jenazah. Tidak ada
tanda-tanda bekas gigitan rayap atau binatang tanah di kafan maupun di
kayu kamper tersebut.
Sementara Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah, yang mengangkat jenazah ayahnya dari liang lahat mengaku sempat kaget.
Soalnya kondisi jenazah hampir sama seperti saat dikuburkan, 22 Oktober
1983 silam."Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu.
Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih" jelas Mukhtar.
Mukhtar dan keluarganya semakin kaget, jenazah juga beraroma harum yang
menyerbak. Wanginya, kata Mukhtar, tidak seperti parfum-parfum yang ada
di toko-toko minyak wangi. Teriakan takbir pun langsung terdengar dari
orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut.
Yang juga
dirasa aneh oleh keluarga, ribuan warga tiba-tiba berdatangan mengikuti
prosesi pemindahan jenazah. Padahal keluarga tidak memberi pemberitahuan
kepada warga maupun murid-murid Kiai Abdullah. Mereka tiba-tiba saja
datang.
"Awalnya pemindahan jenazah itu hanya dilakukan
keluarga. Paling hanya 20 orang. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba saat
jenazah digali orang-orang sudah banyak berkumpul," ujar Mukhtar.
Saking banyaknya orang yang datang, imbuh Mukhtar, mobil dan motor
pelayat yang terparkir di sisi jalan Benda, panjangnya mencapai 5
kilometer sehingga membuat kemacetan yang luar biasa di jalan tersebut.
Beberapa warga yang ditemui detikcom menuturkan, sebelum proses
pemindahan jenazah, sebenarnya tanda-tanda keanehan sudah muncul terkait
rencana pemindahan makam tersebut. Sebab saat alat berat ingin
menghancurkan musala dan bangunan makam, tidak bisa berfungsi. Beberapa
kali alat pengeruk dari mobil beko patah ujung kukunya.
Karena
kejadian itu, pihak kontraktor pelebaran jalan menunda pembongkaran yang
rencananya akan dilakukan pada Januari 2009 itu. Pembongkaran baru bisa
dilanjutkan awal Agustus setelah ada kesepakatan dengan keluarga. Salah
satunya soal cara pembongkaran musala dan makam itu, yakni dengan hanya
menggunakan palu dan linggis. Bukan pakai alat berat.
Keluarga
Kiai Abdullah sebenarnya menyayangkan kalau mushala itu dibongkar.
Sebab mushala yang telah ada sejak puluhan tahun lalu itu sangat
dibutuhkan warga setempat untuk beribadah.
Mushala yang berdiri
di atas tanah wakaf itu sejak dibangun Kiai Abdullah tahun 1950-an
sudah mengalami beberapa pemugaran dan pelebaran. Hingga menjadi semakin
luas dan bangunannya menjadi permanen.
Namun pada 2007, Pemkot
Tangerang ternyata punya rencana melakukan pelebaran jalan Benda, Juru
Mudi, Batu Ceper, yang berada di sepanjang Sungai Cianjane. Mushala dan
makam itu kebetulan berada di lokasi yang akan dijadikan akses jalan
sehingga terpaksa harus digusur.
Tanah yang akan digusur
dihargai Rp 500 ribu per meter. Harga itu belum termasuk bangunan yang
akan dibongkar. Tapi keluarga Kiai Abdullah menolak pemberian uang
pengganti. Pasalnya , tanah tempat musala dan makam itu merupakan tanah
wakaf yang tidak boleh diperjualbelikan.
Pihak keluarga hanya
meminta Pemkot membangun kembali mushala di sekitar wilayah Juru Mudi,
supaya warga setempat mudah kalau ingin beribadah. "Sepeser pun kami
tidak menerima uang penggantian. Biaya pemindahan jenazah saja kami
tanggung sendiri, sekalipun Pemkot sudah menawarkan" jelas Mukhtar, anak
sulung Kiai Abdullah.
Kini jenazah Kiai Abdullah dimakamkan
kembali di depan pekarangan rumah Achmad Fathi, yang berjarak hanya 15
meter dari lokasi pemakaman sebelumnya. Dan rencananya keluarga
bermaksud hendak membangun kembali mushala di samping areal makam.
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ,
Bismillahirrahmannirahim,
Al Qur'an adalah Cahaya, petunjuk dan rahmat dari Allah subhana wa Ta'ala bagi hambaNya.
Berikut adalah beberapa keistimewaan Al Qur'an yang mulia :
1. Al Kitaab.
Al Qur’an disebut juga dengan Al Kitaab karena merupakan sinonim baginya.
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah [2]:2)
2. Al Furqaan.
Al Qur’an disebut juga Al Furqaan karena memiliki fungsi sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah.
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqaan (Al Qur’an) kepada
hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam (jin dan manusia).” (QS. Al Furqaan [25]:1)
3. Adz-Dzikra.
Al Qur’an disebut juga Adz-Dzikra karena memiliki fungsi sebagai pemberi peringatan.
4. Al Mau’izhah.
Al Qur’an disebut juga Al Mau’izhah karena ia merupakan pelajaran atau nasihat.
“Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al
Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus
[10]:57)
“Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Adz-Dzikra (Al Qur’an) dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al Hijr [15]:9)
5. Al Hikmah.
Al Qur’an disebut juga Al Hikmah karena segala yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah hikmah/kebijaksanaan.
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad). Dan
janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti
engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan
(dari rahmat Allah).” (QS. Al Israa [17]:39)
6. Asy Syifa’.
Al Qur’an disebut juga Asy Syifa’ karena mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit baik lahir maupun bathin.
“Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al
Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]:57)
7. Al Hudaa.
Al Qur’an disebut juga Al Hudaa karena ia juga berfungsi sebagai petunjuk.
“Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al Qur’an),
kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepadaTuhan maka tidak
perlu ia takut rugi atau berdosa.” (QS. Al Jin [72]:13)
8. Al Tanziil.
Al Qur’an disebut juga Al Tanziil karena ia adalah kitab suci yang diturunkan.
”Dan sungguh, (Al Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.” (QS. Asy-Syu’araa [26]:192)
9. Ar Rahmah.
Al Qur’an disebut juga Ar Rahmah karena ia berfungsi sebagai petunjuk dan rahmat karunia bagi umat manusia dan alam semesta.
“Dan sungguh, (Al Qur’an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An Naml [27]:77)
10. Al Hukm.
Al Qur’an disebut juga Al Hukm karena yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah sumber peraturan/hukum.
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan
(yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu
mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada
pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar Ra'd
[13]:37)
11. Ar Ruuh.
Al Qur’an disebut juga Ar Ruuh karena ia mampu menghidupkan akal pikiran dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus.
“Dan demikianlah Kami wahyulan kepadamu (Muhammad) Ruuh (Al Qur’an)
dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab
(Al Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al Qur’an itu
cahaya, dengan itu Kami member petunjuk siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing
(manusia) kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuuraa [42]:52)
12. Al Bayaan.
Al Qur’an disebut juga Al Bayaan karena ia berfungsi sebagai penjelas dan penerang kebenaran dari Tuhan.
“Inilah (Al Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, da
menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Aali Imraan [3]:138)
13. Al Kalaam.
Al Qur’an disebut juga Al Kalaam karena ia adalah firman Allah dan merupakan kitab suci yang diucapkan.
“Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah,
kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu
karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At Taubah
[9]:6)
14. Al Busyraa.
Al Qur’an disebut juga Al Busyraa karena ia berfungsi sebagai pembawa kabar gembira.
“Katakanlah, “Ruhul Qudus menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang berserah diri (kepada
Allah).” (QS. An Nahl [16]:102)
15. An Nuur.
Al Qur’an disebut juga An Nuur karena ia mampu membawa manusia memperoleh cahaya ketuhanan.
“Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti dari Tuhanmu,
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang (Al Qur’an).” (QS. An Nisaa [4]:174)
16. Al Bashaa’ir.
Al Qur’an disebut juga Al Bashaa’ir karena ia berfungsi sebagai pedoman.
“(Al Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)
17. Al Balaagh.
Al Qur’an disebut juga Al Balaagh karena ia berfungsi sebagai penyampai kabar atau penjelasan bagi manusia.
“(Al Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar
mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil
pelajaran.” (QS. Ibraahiim [14]:52)
18. Al Qaul.
Al Qur’an disebut juga Al Qaul karena ia merupakan perkataan atau ucapan yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia.
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini
(Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al
Qashash [28]:51)
Ya Allah, bukakanlah hati kami agar mampu
memahami ayat-ayat firman Mu dan menerima petunjuk Mu melalui Al Qur'an
, dan kemampuan untuk mengamalkannya. Serta jadikanlah Al Qur'an
sebagai syafaat bagi kami kelak saat menjumpai Mu .. Aamin yaa Robbal
alamin ..
Wallahu a'lam bishawab
Barakallahufikum ...
Allah subhana wa Ta'ala berfirman :
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
Dari Saad ibn Waqas telah
bersabda Nabi SAW : “ Sesungguhnya aku berharap ummatku tidak lemah
dalam menghadap Allah dengan diakhirkan selama setengah hari.” Kemudian
orang-orang bertanya kepada Saad : “ Berapakah lamanya setengah hari
tersebut ?” ia menjawab :” Lima ratus tahun” (HR Ahmad, Abu
Dawud,Hakim,Abu Na’im)
Berdasarkan keterangan Al Quran dan
Hadist di atas 1 hari disisi Allah SWT bernilai 1.000 tahun manusia, dan
1/2 harinya setara dengan 500 tahun.
Maka , Bila 1 hari di akhirat = 1000 tahun kita di dunia ,
24 jam akhirat = 1000 tahun.
3 jam akhirat = 125 tahun.
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun.
Dan umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun (bila dikaruniai panjang
usia), maka hidup manusia ini hanyalah setara dengan 1,5 jam saja bila
dibandingkan dengan akhirat yang kekal.
Karenanyalah, Allah Ta'ala selalu mengingatkan kita tentang masalah waktu ..
Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka..
Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah. (QS. 74:7, 52:48, 39:10)
Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnahNya.
"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yang teramat singkat dan Allah
akan mengganti dengan surga Ridha Allah. (QS. 9:72, 98:8, 4:114)
Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti. (QS. 59:18, 42:20, 3:148, 28:77)
Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. 23:114)
Janganlah merugi oleh waktu .. marilah berlomba-lombalah dalam kebaikan dan takwa ..
Semua yang ada di bumi tidak akan abadi ... Yang abadi hanyalah wajah
Tuhanmu yang memiliki Kebesaran & Kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman: 26-27)
Wallahu a'lam bishawab
Barakallahufikum ...