✽̶Istiqamah Anugerah Ilahi.
└┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈ ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶
Bismillahirrahmanirrahim,
Allah Ta’ala menisbatkan keistiqamahan kepada kehendakNya. Tidak ada yang memungkiri bahwa semuanya berada dalam kekuasaan Allah, Allah lah yang menyesatk
an siapa yang dikehendakinya dan memberikan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.
Lihatlah firman Allah Ta’ala: al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus (istiqamah). Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam. (QS. At-Takwir/81:29)
Barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk mendapat petunjuk), Niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. (QS. Al-‘An’am/6:39)
Jelaslah hidayah ditangan Allah dan diberikan kepada siapa saya yang Allah kehendaki. Dengan demikian pertama yang harus kita lakukan adalah bersungguh-sungguh dan benar-benar menghadap Allah dalam memintanya; karena keistiqamahan adalah anugerah ilahi dan hanya Allah sajalah yang memberi anugerah keistiqamah dan petunjuk agar bisa selalu berjalan diatas jalan yang lurus.
Doa yang banyak disampaikan Rasulullah adalah:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agamaMu.
Ummul mukminin Ummu Salamah pernah ditanya:
يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ ماَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ ؟ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائهِ يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا أَكْثَرُ دُعَاءِكَ يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ؟ قَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ فَتَلاَ { رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا }
Wahai Ummulmukminin apa doa yang paling banyak diucapkan Rasulullah SAW ketika disisimu ? Beliau menjawab: Doa yang paling banyak diucapkan beliau adalah (يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ). Ummu salamah berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah mengapa doamu yang terbanyak adalah (يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ)? Nabi n menjawab: wahai Ummu Salamah tidak ada seorang manusiapun kecuali hatinya ada diantara dua jemari Allah. Siapa yang Dia inginkan (keistiqamahan) maka istiqamah dan siapa yang diinginkan (sesat) maka tersesat. Lalu membaca firman Allah: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami" (QS. Alimran/3:8)
Jelas keistiqamahan sangat bergantung dari anugerah Allah. Siapa yang ingin keistiqamah maka hendaknya meminta dan merengek kepada Allah dengan berdoa yang sungguh-sungguh dan menghinakan diri kepadaNya.
Imam Muslim dalam shahihnya menyampaikan hadits ummulmukminin ‘Aisyah yang berbunyi:
سُئِلت بأيِّ شيءٍ كانَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم يفتَتِحُ صلاتَه من اللَّيل؟ قالت : إذا قامَ من اللَّيل افتتَح صلاتَه : «اللهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتَلَفْتُ فِيهِ مَنِ الحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ» ؛
Beliau ditanya dengan apa Nabi membaca doa iftitah pada sholat malamnya? Beliau menjawab: Apabila beliau sholat malam membaca doa iftitah: ’Wahai Allah Rabb Jibril, Mikail dan ISrafil, Dzat pencipta langit dan bumi dan Dzat yang mengetahui alam ghaib dan nyata, Engkaulah yang menghukum antara hamba-hambaMu dalam semua yang mereka perselisihkan, Tunjukilah aku kebenaran dalam perselisihan dengan izin Mu, sungguh Engkai menunjuki siapa yang Engkau sukai ke Jalan yang lurus. (HR Muslim).
Lihatlah Rasulullah SAW memohon kepada Allah hidayah untuk istiqamah dijalan yang lurus. Karena itu memohon kepada Allah keistiqamahan termasuk perkara yang dituntut dan ditekankan pada seorang hamba dalam kesehariannya. Oleh karena itu kita semua diminta untuk mengucapkan doa pada setiap shalat :
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ المسْتَقِيمَ .صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }
Sebagian ulama menyatakan: Sudah sepatutnya orang-orang awam diingatkan bahwa mengucapkan (اهْدِنَا الصِّرَاطَ المسْتَقِيمَ) ini adalah do’a.
Syeikhul Islam ibnu taimiyah berkata: Saya telah memikirkan tentang doa yang paling manfaat; ternyata adalah permohonan bantuan mencapai keridhaan Allah, kemudian aku melihatnya ada dalam surat al-Faatihah yaitu (﴿إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ﴾) .
Beliau juga menyatakan: Seorang hamba diperintahkan untuk selalu berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah untuk istiqamah.
Oleh karena itu al-Hasan al-bashri mempraktekkannya, beliau apabila membaca firman Allah :
{إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا الله ثُمَّ اسْتَقَامُوا} maka beliau mengucapkan: «اللَّهُمَّ أنتَ ربَّنا فارزُقْنا الاستقامَةَ» (Ya Allah Engkaulah Rabb kami berilah kami keistiqamahan).
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hati kami diatas agamaMu .. Aamiin Allahumma aamiin ..
Lihatlah firman Allah Ta’ala: al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus (istiqamah). Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam. (QS. At-Takwir/81:29)
Barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk mendapat petunjuk), Niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. (QS. Al-‘An’am/6:39)
Jelaslah hidayah ditangan Allah dan diberikan kepada siapa saya yang Allah kehendaki. Dengan demikian pertama yang harus kita lakukan adalah bersungguh-sungguh dan benar-benar menghadap Allah dalam memintanya; karena keistiqamahan adalah anugerah ilahi dan hanya Allah sajalah yang memberi anugerah keistiqamah dan petunjuk agar bisa selalu berjalan diatas jalan yang lurus.
Doa yang banyak disampaikan Rasulullah adalah:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hatiku diatas agamaMu.
Ummul mukminin Ummu Salamah pernah ditanya:
يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ ماَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ ؟ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائهِ يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا أَكْثَرُ دُعَاءِكَ يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ؟ قَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ فَتَلاَ { رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا }
Wahai Ummulmukminin apa doa yang paling banyak diucapkan Rasulullah SAW ketika disisimu ? Beliau menjawab: Doa yang paling banyak diucapkan beliau adalah (يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ). Ummu salamah berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah mengapa doamu yang terbanyak adalah (يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ)? Nabi n menjawab: wahai Ummu Salamah tidak ada seorang manusiapun kecuali hatinya ada diantara dua jemari Allah. Siapa yang Dia inginkan (keistiqamahan) maka istiqamah dan siapa yang diinginkan (sesat) maka tersesat. Lalu membaca firman Allah: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami" (QS. Alimran/3:8)
Jelas keistiqamahan sangat bergantung dari anugerah Allah. Siapa yang ingin keistiqamah maka hendaknya meminta dan merengek kepada Allah dengan berdoa yang sungguh-sungguh dan menghinakan diri kepadaNya.
Imam Muslim dalam shahihnya menyampaikan hadits ummulmukminin ‘Aisyah yang berbunyi:
سُئِلت بأيِّ شيءٍ كانَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم يفتَتِحُ صلاتَه من اللَّيل؟ قالت : إذا قامَ من اللَّيل افتتَح صلاتَه : «اللهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتَلَفْتُ فِيهِ مَنِ الحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ» ؛
Beliau ditanya dengan apa Nabi membaca doa iftitah pada sholat malamnya? Beliau menjawab: Apabila beliau sholat malam membaca doa iftitah: ’Wahai Allah Rabb Jibril, Mikail dan ISrafil, Dzat pencipta langit dan bumi dan Dzat yang mengetahui alam ghaib dan nyata, Engkaulah yang menghukum antara hamba-hambaMu dalam semua yang mereka perselisihkan, Tunjukilah aku kebenaran dalam perselisihan dengan izin Mu, sungguh Engkai menunjuki siapa yang Engkau sukai ke Jalan yang lurus. (HR Muslim).
Lihatlah Rasulullah SAW memohon kepada Allah hidayah untuk istiqamah dijalan yang lurus. Karena itu memohon kepada Allah keistiqamahan termasuk perkara yang dituntut dan ditekankan pada seorang hamba dalam kesehariannya. Oleh karena itu kita semua diminta untuk mengucapkan doa pada setiap shalat :
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ المسْتَقِيمَ .صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }
Sebagian ulama menyatakan: Sudah sepatutnya orang-orang awam diingatkan bahwa mengucapkan (اهْدِنَا الصِّرَاطَ المسْتَقِيمَ) ini adalah do’a.
Syeikhul Islam ibnu taimiyah berkata: Saya telah memikirkan tentang doa yang paling manfaat; ternyata adalah permohonan bantuan mencapai keridhaan Allah, kemudian aku melihatnya ada dalam surat al-Faatihah yaitu (﴿إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ﴾) .
Beliau juga menyatakan: Seorang hamba diperintahkan untuk selalu berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah untuk istiqamah.
Oleh karena itu al-Hasan al-bashri mempraktekkannya, beliau apabila membaca firman Allah :
{إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا الله ثُمَّ اسْتَقَامُوا} maka beliau mengucapkan: «اللَّهُمَّ أنتَ ربَّنا فارزُقْنا الاستقامَةَ» (Ya Allah Engkaulah Rabb kami berilah kami keistiqamahan).
Wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkan hati kami diatas agamaMu .. Aamiin Allahumma aamiin ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar