Jumat, 16 November 2012

:: ENERGI MEMAAFKAN ..




Bismillahirrahmannirrahim,
"Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. Apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian? " (An Nuur: 22)

Dalam sebuah perkampungan Yahudi, Khaibar, Zainab binti al-Harits, isteri Salam bin Misykam, salah seorang pemimpin yahudi berhasil memperoleh hadiah karena dapat membubuhkan racun pada paha kambing yang disajikan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang beliau makan bersama Bisyr bin Bara bin Marur. Bisyr sempat menelan daging beracun itu, tetapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم baru sampai mengunyahnya, lalu dimuntahkannya kembali sambil berkata:

"Daging ini memberitakan kepadaku bahwa dia beracun."

Beberapa hari kemudian Bisyr meninggal dunia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil wanita yahudi tersebut dan bertanya:

"Mengapa engkau sampai hati melakukan hal itu." Wanita itu menjawab: "Sungguh kaumku tidak ingin membunuhmu, sekiranya engkau seorang raja tentu akan mati karena racun itu dan kami akan merasa senang, tetapi jika engkau seorang nabi, tentu akan diberitahu oleh Allah bahwa daging itu mengandung racun, dan ternyata engkau memang seorang Nabi."

Kemudian Rasulullah memaafkan wanita itu.


Dalam perang Uhud Rasulullah mendapat luka pada muka dan patah beberapa buah giginya, salah seorang sahabatnya berkata: "Wahai Rasulullah kenapa anda tidak doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab:

"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat."

Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa:

"Ya Allah ampunikah kaumku, karena mereka tidak mengetahui."


Memaafkan orang yang memusuhi dan menyakiti adalah hal berat bagi seseorang jika telah disakiti, apalagi saat ia dapat melakukan balas dendam atas perbuatan itu. Namun memaafkan adalah satu perbuatan yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, bahkan juga dapat meninggikan martabat seseorang di sisi Allah dan dalam pandangan masyarakat dan musuh sekalipun.

Diantara sebab pentingnya memaafkan antara lain:

1. Memberi maaf merupakan perintah Allah yang dijanjikan dengan pahala besar bagi mereka yang memaafkan, sebagaimana firman Allah:

"Ambillah jalan maaf, dan ajaklah dengan cara yang lemah lembut dan berpalinglah dari orang orang yang jahil."(Al A'raf: 199)

"... dan orang-orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan yang suka memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (Ali Imran: 134)

"Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya. Barangsiapa yang memaafkan dan berlaku damai, pahalanya "ada di tangan Allah". (As Syuraa: 40)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

"Barangsiapa yang dapat menahan luapan amarahnya, sedang ia mampu melampiaskannya, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat dihadapan semua makhluk dan mempersilahkannya untuk memilih bidadari yang ia kehendaki." (HR. Ahmad)

“Semua amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap jum’at (pekan) dua kali; hari senin dan hari kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan. Difirmankan kepada malaikat: ” Tinggalkanlah atau tangguhkanlah (pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai”. (HR Muslim)


2. Memberi maaf akan mendapatkan banyak manfaat di dunia.

Selain mendapatkan ganjaran akherat sebagaimana dalam ayat-ayat Al Quran dan hadits di atas, memaafkan ternyata juga akan mendatangkan banyak manfaat di dunia.

Ketika seseorang memaafkan orang lain dan kemudian mengikhlaskannya, dengan segera ia merasa lebih ringan dan lebih bahagia. Ketika pemikiran-pemikiran yang mengandung kemarahan dan kekecewaan mulai menghilang, benak seseorang sesungguhnya dengan segera akan terisi dengan pemikiran-pemikiran yang POSITIF. Ia akan dapat memiliki lebih banyak lagi energi dan antusiasme, akan merasa lebih kuat dan lebih percaya diri.


3. Maaf adalah kata kunci untuk membuka pintu dendam dan belenggu kebencian. "Maaf mengandung sebuah kekuatan yang sanggup mematahkan rantai kepahitan dan keterikatan pada sifat mementingkan diri," demikianlah ungkapan manis yang keluar dari seorang yang bernama William Arthur Ward.

Kebencian kronis mempunyai efek melemahkan seseorang. Ini menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan terluka dari waktu ke waktu. Emosi ini melepaskan hormon kortisol pada sistem tubuh. Di sisi lain, belajar untuk memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, antara lain: meningkatkan respon imunitas, menurunkan tekanan darah, meningkatkan tidur, mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan harga diri dan memberikan ketenangan pikiran.

Karena itu, mari jadikan diri kita pribadi yang mampu memaafkan kesalahan orang lain, bagaimana pun pedih dan sakitnya. Karena dengan demikian kita akan terbebas dari beban batin, akan menjadi orang yang bahagia, karena mampu menghindari keburukan, dengan tidak membalas suatu keburukan dengan keburukan. Energi kita tidak terkuras untuk hak-hal yang tak bermanfaat, dan silaturahim tetap terjaga.



Wallahu a'lam bishowab
Barakallahufikum ..
Abu Zaid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar