Rabu, 25 Juli 2012

:: TINGKATAN PUASA







Bismillahirrahmannirahim,


Sahabat yang dicintai Allah,
Bulan penuh rahmat akan segera datang. Yakni bulan yang dahulu selalu ditunggu-tunggu oleh para sahabat dan mereka senantiasa berdo'a agar Allah selalu memberikan kesempatan kepada mereka agar bisa menikmati karunia rahmat-Nya. Adalah dalam bulan Ramadan ketika Kitab suci Al Qur'an pertama kali diturunkan untuk mengumumkan berakhirnya penderitaan ummat manusia pada masa itu yang terkekang dalam jerat perbudakan dan ketidakmengertian. Lailatul Qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan juga jatuh pada bulan ini, dan dalam bulan ini pula kemenangan pertama kali diraih oleh kaum muslimin dengan ditakklukannya makkah. Akan tetapi salah satu dari peristiwa besar yang terdapat dalam bulan ini adalah Puasa dan beberapa hikmah yang bisa diambil dari puasa itu sendiri.


Allah berfirman:"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (QS Al Baqoroh:183).


Puasa bukanlah sebatas menahan lapar dan haus sejak mulai terbitnya pagi hingga terbenamnya matahari. Bila direnungi makna dari puasa itu sendiri, maka akan kita dapati ada beberapa hikmah yang terkadang luput dari perenungan kita. Ayat di atas menerangkan bahwasanya puasa telah diwajibkan atas kita untuk menguji seberapa besar ketaqwaan kita pada Allah, yang berarti untuk meninggikan manusia pada puncak ketaqwaan. Disabdakan dalam hadist Nabi: ada tiga pintu syurga yang bernama RAYYAN dan hanya mereka yang berpuasa diizinkan untuk melalui pintu itu, seseorang yang masuk melaluinya maka tidak akan pernah merasa haus.


Dengan puasa kita menjaga hawa nafsu kita agar tidak mengarah pada kejelekan dan kemaksiatan, karena puasa di sini bukanlah sebatas menahan haus dan lapar, melainkan juga menjaga hati dan amalan kita, mengontrol diri dari menjalankan kemaksiatan dan kemungkaran.

Rasulullah pernah bersabda bahwa puasa adalah perlindungan, dan perlindungan ini akan bisa dirasakan selama manusia bisa memaknai nilai-nilai puasa yang dijalankannya.


Diantara manfaatnya berpuasa itu ada dua sisi, yaitu sisi jasmaniah dan rohaniah. Kita telah sering mendengarkan dan membaca manfaat puasa dari segi kesehatan sebagaimana banyak dikupas oleh para ahli kedokteran, bahwa dengan puasa, kita memberikan istirahat bagi alat-alat pencernaan makanan. Di sisi rohaniah, puasa dapat mendorong kita untuk bisa mengontrol kesabaran kita dalam menghadapi keadaan yang sulit, dengan meninggalkan makan dan minum, meskipun dia merasakan haus dan lapar, tetap bisa manahan keinginannya dengan niat dan dorongan yang kuat atas kewajiban yang dijalankan. Bulan suci ini juga mengajarkan kita simpati pada orang miskin, ketika rasa lapar dan dahaga menyerang orang yang sedang menjalankan puasa maka saat itu dia bisa merasakan dan berbagi pengalaman yang dirasakan oleh berjuta ummat muslim yang kelaparan, yang dari sini bisa memotivasi seseorang untuk memberikan sumbangsih bagi kesejahteraan masyarakat.


Setelah kita berbicara tentang beberapa hikmah yang dapat diambil dari puasa, maka selanjutnya kita mamasuki pada derajat puasa itu sendiri, apakah hanya sebatas menahan lapar dan dahaga tanpa dibarengi dengan amalan-amalan yang terpuji ataukah telah dapat memaknainya dengan arti sesungguhnya, yaitu dengan merefleksikan pada amalan-amalan keseharian ..


Puasa ada tingkatan tertentu. Tingkatan tersebut antara lain puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang dikhususkan.

Puasa umum disini adalah puasa dhohiriah, sebagaimana yang telah kita jalankan yaitu dengan menahan lapar, dahaga, juga menahan diri dari mengikuti hawa nafsu.

Puasa khusus adalah menahan pendengaran, pendangan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan kita untuk tidak mengerjakan kemaksiatan. Misalnya menahan telinga kita untuk tidak mendengarkan kebohongan, atau menahan pandangan mata kita untuk tidak melihat hal-hal yang mendorong diri kita untuk berbuat kemaksiatan, serta menahan lisan kita untuk tidak berkata bohong pada orang lain. Berapa banyak kebohongan yang kita lakukan tanpa kita sadari baik itu bohong yang bersifat sepele maupun besar. Dan sebagainya.

Puasa khusus yang dikhususkan adalah puasa hati, yaitu puasa hati dari memperturutkan diri untuk memikirkan hal-hal duniawi, menahan diri dari untuk tetap istiqomah hanya memikirkan Allah dan selalu mengingatnya, jika mendapatkan kenikmatan maka tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur dan jika mendapatkan ujian , hatinya tetap kembali kepada Allah ,

" Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya kami akan kembali ".

Inilah derajat tertinggi dari puasa. Kembali pada diri kita sendiri , Sudahkah puasa tersebut dapat benar-benar terefleksikan dalam kehidupan keseharian kita ..


Ya Ilahi Rabbi ,
kami datang kepada Mu dengan segenap kehinaan diri ..
kepada Mu lah sepenuhnya kami bersujud ..
karuniakanlah kami kemampuan ketaatan terindah ,
Penuh Kerinduan .., Cinta ..
dan menghambakan diri kepada MU .. aamin ya Mujib




Wallahu a'lam bisshowab.
oleh Dewan Asatidz

:: RAHASIA DI BALIK “GANJARAN TANPA BATAS”




Bismillahirrahmannirahim,
Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullaah (736 –795 H) dalam kitabnya Lathoo-iful Ma’aarif (hal. 283-284, Cet.-5 Daar Ibn. Katsiir, 1420-H) mengupas dengan indah rahasia di balik janji Allah dalam hadits qudsi yang agung ini:

قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Allah berfirman: ‘setiap amal anak Adam adalah untuk mereka, kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya’”. [Shahih Bukhari no. 1904]

Beliau mengatakan:

يكون استثناء الصوم من الأعمال المضاعفة فتكون الأعمال كلها تضاعف بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف إلا الصيام فإنه لا ينحصر تضعيفه في هذا العدد بل يضاعفه الله عز وجل أضعافا كثيرة بغير حصر عدد فإن الصيام من الصبر وقد قال الله تعالى: {إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [الزمر: 10]

“Terjadi pengkhususan pada ibadah puasa, di mana amalan-amalan yang lain dilipatgandakan menjadi 10 sampai 700 kali lipat, sementara puasa adalah untuk Allah sehingga tidak ada batasan dalam bentuk bilangan dalam hal berlipatgandanya ganjaran yang akan diberikan. Bahkan Allah melipatgandakan ganjaran puasa tanpa batas, karena ibadah puasa adalah bagian dari ash-Shobr (kesabaran). Dan Allah telah berfirman: ‘Sesungguhnya orang-orang yang bersabar dilipatgandakan ganjarannya tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)’”

Beliau melanjutkan penjelasannya bahwa puasa mengandung semua jenis kesabaran yang terpuji di sisi Allah.

Pertama: di dalam puasa terkandung kesabaran di atas ketaatan pada Allah dengan menunaikan ibadah puasa itu sendiri.
Kedua, dengan puasa seorang hamba telah bersabar dari melakukan apa-apa yang diharamkan Allah berupa syahwat.
Ketiga, orang yang berpuasa telah bersabar dari ketentuan Allah berupa rasa haus dan lapar, lemahnya jiwa dan fisik yang memayahkan. Dan kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba di jalan Allah, akan terekam sebagai catatan pahala bagi hamba tersebut sebagaiman firman Allah:

مَا كَانَ لأهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الأعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ وَلا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلا نَصَبٌ وَلا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلا إِلا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (١٢٠)

“…tidaklah mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” [QS. At-Taubah: 120]

Sedangkan firman Allah (dalam hadits qudsi di atas):

فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“…puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Menurut Imam Ibnu Rajab (Lathoo-iful Ma’aarif hal. 287-290), setidaknya ada dua hal yang menjadikan ibadah puasa begitu spesial sampai-sampai Allah mengklaimnya dengan ungkapan; “puasa itu untuk-Ku”:

Pertama: Ibadah puasa memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh jenis ibadah lainnya. Lihatlah bagaimana dalam ibadah puasa, seorang mukmin benar-benar berlepas diri dari segenap kecendrungan nafsu duniawi berupa makan, minum, dan syahwat. Cobalah renungkan, yang demikian ini benar-benar tidak terdapat pada ibadah yang lain. Pada ibadah ihram contohnya, seorang hamba dilarang dari berhubungan intim, namun tidak dilarang dari makan dan minum. Pada ibadah sholat misalkan, sekalipun pelaksanaannya harus terlepas dari ketiga jenis syahwat duniawi di atas, namun rentang waktunya tidak selama puasa. Alhasil, ibadah puasa memang spesial dalam hal ini, sehingga tidak heran jika Allah pun memperlakukannya dengan spesial pula.

Kedua: Ibadah puasa itu merupakan rahasia antara individu hamba dengan Rabb-nya, tak ada satu pun orang yang tahu apakah seseorang benar-benar berpuasa atau tidak, kecuali Rabb. Dan jika seorang hamba benar-benar berpuasa, bisa dipastikan akan kejujuran niatnya terhadap Allah. Itulah sebabnya mengapa Imam Ahmad dan yang lainnya mengungkapkan bahwa “tidak ada riya’ pada orang-orang yang berpuasa.”

Dalam ungkapannya yang indah, Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:

والله تعالى يحب من عباده أن يعاملوه سرا بينهم وبينه وأهل محبته يحبون أن يعاملوه سرا بينهم وبينه بحيث لا يطلع على معاملتهم إياه سواه حتى كان بعضهم يود لو تمكن من عبادة لا تشعر بها الملائكة الحفظة

“Allah ta’ala mencintai dari hamba-hamba-Nya mua’amalah yang bersifat rahasia dengan-Nya, hanya di antara mereka dan Dia. Demikian pula orang-orang yang cinta pada Allah, mencintai kerahasiaan bermua’amalah dengan-Nya, cukup antara mereka dan Dia. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahui mu’amalah mereka dengan Allah, selain Allah sendiri. Sampai-sampai sebagian di antara mereka (yang memiliki sifat seperti ini) berangan-angan agar ibadah mereka (pada Allah) tidak mampu tercium oleh Malaikat Penjaga (sekalipun).” [Lathoo-iful Ma’aarif hal. 290]

***



Wallahu a'lam bishawab

:: JAMUAN ALLAH UNTUK ORANG MUKMIN



Bismillahirrahmannirahim,

SAAT manusia kembali kepada Tuhannya, di situlah ia akan bersilaturrahmi kepada penciptanya. Tuhan yang memberinya petunjuk dan yang memberinya alam kehidupan.

Pertemuan antara pencipta dan yang dicipta ini, merupakan akhir dari perjalanan yang dilalui manusia. Layaknya tuan rumah, Allah menyediakan tamu-tamunya berbagai hidangan, tergantung kepada setiap individu-individu yang sampai kepadaNya.

Pada mereka disediakan tempat-tempat khusus tergantung kepada jalur dan rute yang dilalui. Mereka yang beriman akan ditempatkan di tempat khusus yang namanya sorga dan mereka yang tidak beriman akan ditempatkan di ruang yang disebut neraka.

"Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh ke dalam sorga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka berhiaskan kalung-kalung dari emas dan mutiara, pakaian mereka terbuat dari sutera, mereka diantarkan dalam ruang yang penuh kata-kata baik dan indah dan mereka diantarkan kepada jalan yang terpuji" (QS. Haj : 23-24).


SURGA memang jamuan dari Allah, Yang Maha Kaya dan Maha Dermawan. Hadiah ini dinisbatkan kepada tamu-tamu Allah yang beriman dan mereka yang senantiasa menjunjung tinggi etika mulia (ahlakul karimah). Yaitu mereka yang senantiasa melakukan kabajikan dan senantiasa memerangi kemaksiatan.


Rasulullah pernah bersabda, "Kebanyakan yang menjadikan manusia masuk sorga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad).


JAMUAN yang diberikan oleh Sang Pencipta tentu berbeda jauh dengan jamuan yang ada di dunia ini. Jamuan yang biasa kita berikan kepada tamu-tamu mungkin sebatas makanan, minuman dan hadiah-hadiah kecil dan perkara-perkara duniawi. Jamuan kita juga terbatas dengan waktu dan tempat, tergantung kepada situasi dan kondisi. Mungkin, ketika kita senang, jamuan yang kita hidangkan terkadang terkesan glamor dan berlebih-lebihan, namun kala kita sedang marah dan tertekan, jamuan yang kita sajikan begitu sederhana dan bahkan tidak segan kita tidak menyuguhkan apa-apa. Terkadang kita juga memberi jamuan kepada tamu-tamu hanya untuk gengsi-gengsian, memamerkan kekayaan kita dan demi tujuan tertentu kita.


Lain halnya jamuan yang dihidangkan oleh Allah kepada hamba-hambanya yang beriman dan beramal saleh. Jamuan ini begitu sempurna. Saking sempurnanya hingga sulit untuk digambarkan dan dicontohkan dalam kehidupan ini.

Kata Rasulullah, "Sorga ibaratnya, tidak ada mata yang pernah melihatnya dan tidak ada telinga yang pernah mendengarnya, bahkan tidak sedetik pun bisa terbersit dalam hati manusia, dari sesuatu yang maha sempurna".

Karena itulah kebahagiaan hakiki yang disuguhkan kepada hamba-hamba yang beriman dan beramal saleh.

Dan kebahagiaan yang PALING TINGGI yang disuguhkan Allah dalam surga adalah berkesempatan bertemu langsung dengan Allah,

"Tingkat sorga terendah adalah perumpamaan seseorang yang berkesempatan menikmati kampung halamannya, melihat istrinya, sanak saudaranya dengan penuh kebahagiaan selama seribu tahun. Dan tingkat tertinggi sorga adalah melihat Allah siang dan malam, "Muka-muka mereka pada hari itu berseri karena melihat Tuhan mereka" (H.R. Tirmizi).


Nabi Ibrahim as. bernah berpesan kepada Nabi Muhammad saw pada saat perjumpaan keduanya di malam Mi'raj, "Hai Muhammad, sampaikan salamku untuk umatmu dan ceritakan kepada mereka bahwa sorga bertanahkan wangi-wangian, airnya terasa segar, dan tanaman-tanamannya adalah "subhanallah", 'Alhamdulillah" dan "la'ilaaha illallah".


Siapakah tamu-tamu yang berhak mendapat suguhan sorga ketika nanti bertemu Allah. Mereka adalah orang-orang yang telah dijelaskan oleh al-Qur'an surah Ali Imran ayat 133-135 sebagai berikut:

* Orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang takut Allah, dengan menjalankan semua perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.

* Orang-orang yang menyedekahkan hartanya sesuai dengan anjuran agama, baik itu zakat, sedekah maupun infak, baik dalam keadaan sulit maupun mudah. Ketika mereka banyak rezeki tidak mencerminkan orang yang cinta harta, bahkan ketika mereka dalam kesulitan sama sekali tidak mencerminkan kepelitan.

* Mereka yang bisa menahan amarah dan tidak berbuat aniaya.

* Mereka yang pemaaf, dan yang demi kebaikan selalu memaafkan orang yang pernah menganiayanya dan memusuhinya.

* Mereka yang ketika melakukan perbuatan tercela, segera ingat Allah dan meminta ampunanNya atas dosa-dosa yang dilakukannya.

* Mereka yang tidak suka berlarut-larut dalam kesalahan dan perbuatan dosa.


Dalam surah Al-Mu'minun ayat 1-11 juga dijelaskan sifat-sifat penghuni sorga, sebagai berikut :

* Orang-orang yang beriman dengan rukun-rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, nabi-nabi Allah, hari akhir dan ketentuan dan keputusan Allah. Mereka beriman dengan lisan, hati dan perbuatan mereka.

* Mereka yang mendirikan salat mereka dengan khusyu'

* Mereka yang meninggalkan hal-hal yang tidak berguna, dan yang memanfaatkan waktu mereka untuk tindakan-tindakan yang bermanfaat.

* Mereka yang membayar zakat, baik zakat harta maupun zakat fitrah.

* Mereka yang menjaga alat kelamin mereka dari perbuatan zina dan pelanggaran seksual yang dilarang agama.

* Mereka yang yang senantiasa memenuhi amanah dan janji-janji mereka, dan

* Mereka yang senantiasa menjaga salat-salat mereka.


Sahabat yang dicintai Allah ..
Selamat menikmati jamuan istimewa dari Rabb ..
Manfaatkan lah detik demi detik di bulan Ramadhan ini dengan penuh Cinta ..

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang memperoleh kemenangan yang hakiki , menempatkan Cinta tertinggi untuk Nya dalam setiap detak jiwa .. aamiin ya Robbal alamin .





Wallahu a'lam bishawab,
(Disarikan dari kitab "Al-durus al-Ramadlaniyah" dan "Min Kunuzil Islam",)

:: KHUTBAH RASULULLAH SAW SAAT MENYAMBUT RAMADHAN




Bismillahirrahmannirahim,

”Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan. Allah telah mewajibkan kepadamu puasa-Nya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh setan. Padanya ada suatu malam yang terlebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan.”


“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan penghulu segala bulan, maka sambutlah kedatangannya.”


“Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban, dan qiyam (mendirikan shalat sunat) di malam harinya suatu tatawwu’.”


“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya samalah dia dengan orang yang menunaikan sesuatu fardhu di dalam bulan yang lainnya.”


“Barangsiapa menunaikan sesuatu fardhu dalam bulan Ramadhan samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan lainnya.”


“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin di dalamnya.


“Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, yang demikian itu adalah pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa. Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan walaupun sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”


“Dialah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnyalah adalah kebebasan dari neraka.”


“Barangsiapa yang meringankan beban seseorang (yang membantunya) niscaya Allah mengampuni dosanya.”


“Oleh itu banyakkanlah yang empat perkara dibulan Ramadhan. Dua perkara untuk mendatangkan keredhaan Tuhanmu dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”


“Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.”

(HR Ibnu Khuzaimah)



Wallahua'lam bishawab,

:: YUK , BERJABAT TANGAN KARENA ALLAH







Bismillahirrahmannirahim,


Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, "Berjabat tangan itu dapat menambah kecintaan."

Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata, "Telah sampai kepadaku bahwasanya apabila dua orang yang saling mencintai (karena Allah Subhanahu wa Ta'ala) saling melihat, kemudian salah satunya tertawa kepada sahabatnya dan keduanya saling berjabat tangan, maka berguguranlah kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana gugurnya daun-daun dari pepohonan."

Seseorang berkata kepada beliau, "Sungguh ini merupakan amalan yang ringan sekali."

Beliau pun menyahut, "Kamu katakan ringan?! Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka." (QS. Al-Anfal: 63)

[Jami'ul 'Ulum wal Hikam, halaman 291]

:: DOA AGAR DIMUDAHKAN BERAMAL SHALIH DAN MENDAPATKAN KECINTAAN ALLAH




Bismillahirrahmannirahim,

Allaahumma innii as-aluka fi'lal khairaat, wa tarkal munkaraat, wa hubbal masaakiin, wa antaghfiralii wa tarhamanii, wa idzaa aradta fitnata qaum, wa tawaffanii ghaira maftuun, wa as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuk, wa hubba 'amalin yuqarribunii ilaa hubbik.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, meninggalkan semua perbuatan yang munkar, mencintai orang-orang miskin, dan agar Engkau mengampuni dan menyayangiku. Dan jika Engkau hendak menimpakan suatu fitnah (malapetaka) bagi suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah itu. Dan aku memohon kepada-Mu rasa cinta kepada-Mu dan cinta kepada orang-orang yang mencintaimu, juga cinta kepada amal perbuatan yang akan mendekatkan diriku untuk mencintai-Mu.


[HR. Ahmad dengan lafazhnya V/243, dan hal yang sama juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 3235, al-Hakim I/521 dan dihasankan oleh at-Tirmidzi dan dia berkata: "Aku pernah bertanya kepada Muhammad bin Isma'il -yakni, al-Bukhari- maka dia menjawab: 'Hadits ini hasan shahih.'" Dan di akhir hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,

"Sesungguhnya ia (doa tersebut) merupakan hal yang benar, maka pelajari (hafalkan) dan perdalamlah."


Aamiin yaa Robbal alamin ..

:: BERBURU PAHALA KETIKA HAID



Bismillahirrahmaanirrohiim

Sungguh banyak amal yang bisa dikerjakan kaum Hawa saat mereka haid. Meskipun ada beberapa amal yang tidak dapat mereka kerjakan, seperti Sholat dan Puasa. Tetapi ada beberapa amal-amal lain yang dapat menggantikannya, yaitu :


1. DZIKRULLAH

”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (QS.al-Ahzab:41-42)

“…laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah, Allah akan menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS.al-Ahzab:35)


Dzikir dapat dilakukan disembarang waktu,
Rosulullah saw dan para ulama telah memberikan contoh dzikir khusus diwaktu pagi dan petang. Dzikrullah dapat dilakukan dengan memperbanyak istighfar, tasbih, tahmid dan tahlil , memohon ampunan dan Pengagungan kepada kepada Allah Subhana wa Ta'ala sang pemilik jiwa. Lafazkan dzikir (dzikir qalbi) dalam setiap gerak aktifitas keseharian kita, Insya Allah akan memberikan ketenangan dan ketentraman hati bersama Nya.

Bersihkan diri, Bersihkan hati , kemudian berdzikir dengan hati yang menghadap kepada Allah.

Rasulullah saw bersabda yang artinya, ”Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum kalian” HR.Muslim


2. BELAJAR MENGAJAR


Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap kaum muslimin, baik laki-laki maupun wanita. Banyak cara menuntut ilmu yang bisa ditempuh, yang paling utama adalah belajar kepada guru. Kita juga bisa membeli buku atau CD kajian-kajian tentang Islam.

“Allah swt akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dianatara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS.al-Mujadalah:11)

Rosulullah saw memuji kepada wanita-wanita Anshor
” Sebaik-baik kaum wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak tercegah oleh rasa malu untuk belajar mendalami agama” (HR.Bukhori)

Dan kemudian dapat membagikan kembali kepada teman-temannya yang lain.



3. BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Bentuk amal lain adalah berbakti kepada orang tua. Sebagai anak wanita harus berbakti kepada ibu dan bapaknya (birrul walidain) ibulah orang yang susah payah mengandung sembilan bulan dan menyusui selama dua tahun. Bapaknya telah menafkahinya hinnga ia menjadi remaja dan dewasa. Kebaikan keduanya tak dapat diukur dan dinilai dengan materi sepenuh bumi dan langit.

“Dan Kami (Allah) wasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadalah lemah yang amat sangat dan baru menyapihnya setelah dua tahun. Sebab itu, bersyukurlah kepada Ku dan kepada kedua orang tuamu…..” (QS. Luqman : 14)

Doa-kan kedua orang tua kita, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS.al-Isra’:24).



4. BERKHIDMAT (MELAYANI) KEPADA SUAMI

Sebagaimana diketahui bersama , wanita haid " tidak dilarang" untuk bermesraan dengan suaminya dan menggembirakan suaminya kecuali satu hal, yaitu berhubungan suami istri.

Dan hal-hal sbb :

Mentaati perintah suami dalam hal kebaikan;
Menjaga kehormatan suami dan hartanya;
Menjaga hak suami dan mengatur rumah serta mendidik anak;
Berbuat baik kepada keluarga suami;

Dalam rangka meraih cinta dan keridhaan suami, kaum wanita diperbolehkan menghiasi tangan dan kakinya dengan inai. Dianjurkan pula agar ia melakukan itu pada masa haid. Sebab pada masa haid ia tidak perlu menghilangkannya karena harus berwudhu.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar melalui jalur Nafi’ Maula Ibnu Umar, bahwa beliau berkata,”Istri-istri Ibnu Umar biasa mewarnai tangan dan kaki mereka pada masa haid.” (HR.ad-Darimi)



5. TOLABUL ILMI (MENAMBAH ILMU) DAN BERDAKWAH

Inilah amal wanita yang tidak terhalang oleh haid, yaitu berdakwah. Seorang wanita juga bisa menjadi pendakwah. Menjadi orang yang mampu memberikan pencerahan jiwa kepada insan lain.

Tahukah anda, jika belum mengamalkan dakwah, otomatis akan menghilangkan banyak keutamaan hidup. Alangkah indahnya jika kita hidup dapat saling mengingatkan tentang kebaikan.

“Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar dan mereka itulah al-muflihun (orang-orang yang sukses)” (QS.Ali Imron:104)



6. MENGHAFAL AL QUR'AN DAN HADIS

Tiada larangan wanita haid menghafal al-Quran maupun hadis. Yang menjadi perselisihan ulama adalah tentang menyentuh mushaf al-Quran (boleh atau tidak). Sehingga waktu –waktu luang saat haid bisa diisi dengan menghafal al-Quran. Menghafal al-Quran dapat menambah daya fikir dan tentu juga memfasihkan lisan.


7. PERBANYAK INFAK DAN SEDEKAH


Berinfak dan bershodaqoh adalah kegemaran orang-orang sholeh dan sholehah.

Ingin mendapatkan pahala berpuasa ? Perbanyaklah memberi hidangan /makan bagi mereka yang berpuasa , terutama bagi kaum yang sangat membutuhkan makanan.

”Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita ” (HR.Muslim)


8. PERBANYAK SILATURAHMI

Silaturahmi sangat dianjurkan dalam Islam, apalagi terhadap kerabat sendiri. Tentunya kita harus tahu bagaimana tatacara atau adab-adab bersilaturahmi sesuai ajaran Islam.

Sabda Rosulullah saw, “barang siapa ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (Muttafaq’alaih).

Sebaliknya Rosulullah melarang siapa yang memutuskan silaturahim. Sabda Beliau saw,”Tidak akan masuk surga orang-orang yang memutuskan silaturahim” (Muttafaq’alaih)

Buatlah jadwal kunjungan silaturahmi, karena silaturahmi juga dapat menjadi sarana relaksasi, menuntut ilmu dan berbagi pengalaman.




Wallahu a'lam bishawab


Semoga bermanfaat ..

Senin, 16 Juli 2012

:: HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN ORANG BERPUASA TAPI DIANGGAP TIDAK BOLEH



 
Sahabat Beranda ...
Ada di antara kita yang menganggap hal-hal di bawah ini adalah dilarang dalam berpuasa, padahal hal tersebut adalah dibolehkan, antara lain :

1. Memasuki waktu subuh dalam keadaan junub.

Diantara perbuatan Nabi adalah masuk fajar dalam keadaan junub karena jima’ dengan isterinya, beliau mandi setelah fajar kemudian shalat. Dari Aisyah dan Ummu Salamah -Radhiyallahu ‘anhuma- : “Sesungguhnya Nabi memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan isterinya, kemudian ia mandi dan berpuasa”. [HR. Bukhari 4/123, Muslim 1109].


2. Bersiwak/Menggosok gigi.

Rasulullah bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali wudlu”. [HR. Bukhari 2/311, Muslim 252].

 

3. Berkumur dan Istinsyaq (memasukkan air ke hidung).

Karena beliau berkumur dan ber-istinsyaq (memasukkan air ke hidung) dalam keadan puasa, tetapi melarang orang yang berpuasa berlebihan ketika ber-istinsyaq.
Rasulullah bersabda : “… Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan puasa”. (HR. Tirmidzi 3/146).

 

4. Bercengkrama dan mencium isteri.

Aisyah -Radhiyallahu ‘anha- berkata: “Adalah Rasulullah pernah mencium dalam keadaan berpuasa dan bercengkrama dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling bisa menahan diri” [HR. Bukhari 4/131, Muslim 1106].

Namun hal ini dimakruhkan bagi pasangan suami istri yang berusia muda dan tidak mengapa bagi pasangan suami istri yang telah tua.
Sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu Anhu, dia bercerita : “Kami pernah bersama Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba ada seorang pemuda mendatangi beliau seraya berucap : ‘Wahai Rasulullah ! , bolehkan aku mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa? Beliau (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menjawab : Tidak .!’ Kemudian ada orang tua seraya bertanya : ‘Apakah aku boleh mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa ?’ Beliau menjawab : ‘Boleh.!!’(selanjutnya) ‘Abdullah bercerita, “lalu sebagian kami saling berpandangan".
Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang sudah tua itu bisa menahan nafsunya.” Hadits ini diriwayatkanoleh imam Ahmad melalui jalan Ibnu Luhai’ah dari Yazid bin Abi Habib, dari Qaishar at-Tujaibi darinya.

Dan ketahuilah, berdasarkan keterangan yang ada,Sanad hadits ini adalah Dhoif, dikarenakan kedhoifan Ibnu Luhai’ah. Tetapi hadits ini mempunyai syahid atau penguat, yang diriwayatkan oleh at-Thabrani sehingga hadits ini menjadi Hasan. Demikian penjelasan yang kami kuitip darishifatu Shaumin Nabi fii Ramadhaan karya Syaikh Abu Usamah salim bin ‘Ied al Hilalai dan Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali Abdul hamid al-halabi.

 

5. Mengeluarkan darah, transfusi darah dan suntikan yang tidak mengandung makanan.

Selama kondisi kita baik-baik saja, dan tak membawa mudhorot bagi diri kita, setelah kita donor darah, maka diperbolehkan donor darah saat berpuasa. Selain itu jika kita disuntik namun suntikan yang tidak dimaksudkan sebagai makanan.maka hal ini juga diperbolehkan bagi orang yang berpuasa.

 

6. Berbekam.

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.

Dahulu berbekam merupakan salah satu pembatal puasa, namun kemudian dihapus dan telah ada hadits shahih dari Nabi, bahwa beliau berbekam ketika puasa. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbasd :“Sesungguhnya Nabi berbekam, padahal beliau sedang berpuasa” [HR. Bukhari 4/155].

 

7. Mencicipi makanan.

Hal ini dibatasi, yaitu selama tidak sampai di tenggorokan berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas : “Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan” [HR. Bukhari secara mu'allaq 4/154]

 

8. Bercelak, memakai tetes mata dan lainnya yang masuk ke mata.

Semua hal tersebut tidaklah membatalkan puasa, baik barang tersebut terasa oleh kita maupun tidak. DanUntuk lebih jelasnya, dapat merujuk kepada kitab Zaadul Ma’aad karya al-Alamah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (semoga Allah merahmatinya).

 

9. Mengguyurkan air ke atas kepala dan mandi.

Imam Bukhari menyatakan dalam kitab Shahihnya “Bab : Mandinya orang yang puasa”, Umar membasahi pakaiannya (dengan air untuk mendinginkan badannya karena haus ketika puasa) kemudian beliau memakainya ketika dalam keadaan puasa. As-Sya’bi masuk kamar mandi dalam keadaan puasa. Al-Hasan berkata : “Tidak mengapa berkumur-kumur dan memakai air dingin dalam keadaan puasa”.
Rasulullah mengguyurkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa karena haus atau kepanasan. [HR. Abu Daud 2365, Ahmad 5/376 sanadnya shahih].

Wallahu a'lam bishshowab.
Selamat memasuki bulan Ramadhan dan selamat beribadah..

O.F.A.

:: LAPAR (PUASA) , KENDALI BAGI HATI



Bismillahirrahmannirahim,

HATI adalah tempat bersemayamnya kebaikan dan kejahatan. Dia adalah penguasa anggota tubuh dan pembawa diri, kemanapun kita akan melangkah, bagai nakhoda kapal yang menentukan arah kemana kapal akan melaju. Di hati, ada suatu kekuatan berlawanan yang saling tarik manarik dan saling menjatuhkan, yang masing-masing dari keduanya ingin mendominasi diri kita. Kedua kekuatan itu adalah kekuatan Ilahi dan kekuatan Syaitan dimana kita sendirilah yang menentukan pada kekuatan manakah hati kita akan dibuka.


Allah menganugerahi dalam diri manusia syahwat (suatu keinginan dan kecenderungan) untuk menjadi salah satu acuan dalam hidupnya dan menempatkannya dalam hati. Berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki syahwat, manusia dituntut untuk menjaga syahwatmya agar tetap pada posisi yang sesuai dan tidak condong pada kekuatan syaitan. Demikian pula Allah telah memberikan akal dan pengetahuan pada manusia agar bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan. Kemudian Allah juga telah menurunkan wahyu-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia menuju jalan yang benar. Telah dijelaskan pula nilai-nilai kebenaran atas nilai-nilai kebatilan, kemudian Allah memberikan kesempatan pada manusia untuk memilih.


Al Quran Surat Al Baqarah ayat 256
"Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu barangsiapa yang ingkar kepada syaitan dan beriman kepada Allah, maka sesunggguhnya dia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. " (QS Al Baqarah : 256)


Namun mengapa manusia masih salah memilih jalan padahal Allah telah memberikan petunjuk kebenaran-Nya dan memberikan akal kemampuan untuk membedakan kebaikan atas keburukan?


Dalam jiwa (nafs) terdapat hawa panas yang selalu menawarkan kesenangan, keindahan dan kelezatan, tawaran ini merupakan hembusan godaan syaitan. Manakala syahwat manusia dalam hati menyambut hangat tawaran tersebut maka jiwa pun akan tunduk kepadanya dan secara otomatis anggota tubuh pun akan patuh mengikuti tawaran tersebut. Inilah hawa nafsu. Apabila ia telah menguasai hati keinginan-keinginan batil akan sulit untuk dihilangkan karena sang manusia telah memilih untuk memenangkan kekuatan syaitan atas kekuatan Ilahi.


Mungkin sebagian dari kita tidak banyak yang mengetahui darimanakah hawa nafsu itu berawal, sesungguhnya ia berawal dari "perut", Nabi SAW bersabda: "Orang mukmin makan dalam satu perut, sedangkan orang munafik makan dalam tujuh perut" (HR Muttafaq 'Alaih), yang artinya syahwat (keinginan nafsu) orang munafik itu tujuh kali lipat dari syahwat orang mukmin.


Umar bin Khattab ra mengatakan: "hendaklan kalian waspada pada perut yang penuh makanan karena sesungguhnya perut adalah hal yang memberatkan di dalam kehidupan ini dan merupakan kebusukan setengah mati."


Seorang ulama bijak berkata : "hikmah dan ilmu telah diletakkan dalam rasa lapar, sementara maksiat dan kebodohan telah diletakkan dalam kekenyangan", dalam sebuah atsar (perkataan sahabat dan tabi'in) disebutkan "perangilah hawa nafsu kalian dengan lapar dan dahaga sebab yang demikian itu terdapat balasan pahalanya".

Yang dimaksud dengan lapar dan dahaga disini adalah bukan samata-mata lapar dan dahaga saja, melainkan lapar dan dahaga dengan diiringi keteguhan iman. Betapa banyak orang yang lapar tetapi karena tidak diiringi iman di dalam hatinya, maka rasa lapar ini dimanfaatkan oleh syaitan untuk menggoda manusia, untuk berbuat kebatilan. Rasa lapar tanpa diiringi keteguhan iman adalah kosong belaka. Sebab, iman adalan pengendali hati dan lapar adalah penguat kendali hati. Lapar adalah suatu media yang digunakan Rasulullah dan para sahabat untuk mendidik hati agar tunduk pada perintah-Nya dan tidak tunduk pada perintah hawa nafsu.


Diantara manfaat puasa yaitu,
* menjernihkan hati,
* menyalakan kebijakan dan
* menajamkan penglihatan hati,


Lapar adalah awan maka apabila seorang hamba lapar, keluarlah hujan hikmah dari hatinya. Kemudian diantara manfaat lapar yang paling utama yaitu mematahkan keinginan nafsu terhadap semua bentuk maksiat dan menguasai nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan. Aisyah ra mengatakan, "bid'ah yang pertama kali terjadi sepeninggal Rasulullah adalah kenyang, sesungguhnya manusia ketika kenyang perutnya akan menjadi liarlah nafsunya dalam menghadapi dunia ini".


Jika nafsu sudah terkekang dan keinginan-keinginan nafsu untuk hidup berlebihan dengan menumpuk-numpuk harta sudah sirna, orang tidak lagi berusaha mencari mata pencaharian haram dan berbuat kemaksiatan hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Hal ini akan melahirkan kesederhanaan dalam hidup dan memungkinkan seseorang untuk mengutamakan orang lain dan bersedekah dengan makanan yang lebih kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Disamping itu, manfaat dari nafsu yang terkekang yaitu terkendalinya syahwat yang selalu condong pada kesenangan yang berlebihan dan kemaksiatan.


Sahabat hikmah,
Betapa besar manfaat lapar sebagai penguat kendali hati dan sebagai pembuka pintu ketajaman hati, maka marikah kita jadikan bulan suci Ramadhan yang akan datang ini sebagai waktu yang tepat untuk melatih diri (mujahadah nafs) mengasah sumber hikmah (hati) yang tersembunyi dalam diri kita dengan lapar dan dahaga. Agar selalu diingat, bahwa menahan lapar dan dahaga saja tanpa diiringi dengan ibadah dan dzikrullah tidak akan mempunyai nilai dan kekuatan dalam mengubah diri dan mensucikan hati. Karena puasa tanpa latihan jiwa hanyalah aktifitas kosong dan tidak bermakna. Maka marilah kita resapi bersama-sama makna puasa ini agar kita senantiasa dapat merasakan hikmah dan manfaatnya bagi diri kita khususnya dan bagi sosial umumnya. Aamiin.




Wallahu a'lam bishawab,
oleh Dewan Asatidz

:: NEVER GIVE UP




Nabi NUH belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal besar & ditertawai kaumnya.

Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.

Nabi MUSA belum tahu laut akan terbelah saat dia diperintah
memukulkan tongkatnya.

Nabi MUHAMMAD SAW pun belum Tahu kalau Madinah adalah Kota Tersebarnya Ajaran
yang dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah..

Yang Mereka Tahu adalah bahwa Mereka harus Patuh pada perintah ∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ dan
tanpa berhenti Berharap yg Terbaik...

Ternyata dibalik keTIDAKTAHUan kita, ∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ telah menyiapkan SURPRISE saat kita menunaikan perintahNYA.

BIASANYA Tangan2 ∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ Bekerja di-detik detik Terakhir dalam Usaha Hamba-Nya..

So, Never Give Up, Make Better For the Best..

Kalaupun Hasil Yang kita Usahakan Jauh dari Harapan bahkan Menyakitkan, Jangan kita
berkecil hati...

Karena Sering ∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ mencintai kita dengan cara2 yang kita benci...

Tetap HUSNUDZON kpd ∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ apapun yg terjadi.

∕̴ƖLL∕̴ƖƗƗ berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
(Qs. Al Baqarah : 216).

Tak ada yang tidak mungkin di sisi Allah SWT

:: INDAHNYA MENGGAPAI CINTA ALLAH ..



Bismillahirrahmannirahim,

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku - yakni dalam tidurku - kemudian berfirman kepadaku, "Wahai Muhammad, katakanlah : "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu."


Dalam amal ubudiyah, cinta (mahbbah) menempati derajat yang paling tinggi. Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta.


Pada mulanya, perjalanan cinta seorang hamba menapaki derajat mencintai Allah. Namun pada akhir perjalanan ruhaninya, sang hamba mendapatkan derajat wahana yang dicintaiNya. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku - yakni dalam tidurku - kemudian berfirman kepadaku, "Wahai Muhammad, katakanlah : Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu."


Dalam buku "Mahabbatullah" (mencintai Allah), Imum Ibnu Qayyim menuturkan tahapan-tahapan menuju wahana cinta Allah. Bahwasanya cinta senantiasa berkaitan dengan amal. Dan amal sangat tergantung pada keikhlasan kalbu, disanalah cinta Allah berlabuh. Itu karena Cinta Allah merupakan refleksi dari disiplin keimanan dan kecintaan yang terpuji, bukan kecintaan yagn tercela yang menjerumuskan kepada cinta selain Allah.


Tahapan-tahapan menuju wahana cinta kepada Allah adalah sebagai berikut:

1. Membaca al-Qur'an dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Itu tidaklain adalah renungan seorang hamba Allah yang hafal dan mampu menjelaskan al-Qur'an agar dipahami maksudnya sesuai dengan kehendak Allah swt. Al-Qur'an merupakan kemuliaan bagi manusia yang tidak bisa ditandingi dengan kemuliaan apapun. Ibnu Sholah mengatakan "Membaca Al-Qur'an merupakan kemuliaan, dengan kemuliaan itu Allah ingin memuliakan manusia di atas mahluk lainnya. Bahkan malaikat pun tidak pernah diberi kemuliaan semacam itu, malah mereka selalu berusaha mendengarkannya dari manusia".


2. Taqarub kepada Allah swt, melalui ibadah-ibadah sunnah setalah melakukan ibadah-ibadah fardlu. Orang yang menunaikan ibadah-ibadah fardlu dengan sempurna mereka itu adalah yang mencintai Allah. Sementara orang yang menunaikannya kemudian menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah, mereka itu adalah orang yang dicintai Allah. Ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah: shalat-shalat sunnah, puasa-puasa sunnah,sedekah sunnah dan amalan-amalan sunnah dalam Haji dan Umrah.


3. Melanggengkan dzikir kepada Allah dalam segala tingkah laku, melaui lisan, kalbu, amal dan perilaku. Kadar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar dzikirnya kepadaNya. Dzikir kepada Allah merupakan syiar bagi mereka yang mencintai Allah dan orang yang dicintai Allah.

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman :"Aku bersama hambaKu, selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepadaKu".


4. Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada diri sendiri. Memprioritaskan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meskipun dibayang-bayangi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai diri sendiri. Artinya ia rela mencintai Allah meskipun beresiko tidak dicintai oleh makhluk. Inilah derajat para Nabi, diatas itu derajat para Rasul dan diatasnya lagi derajat para rasulul Ulul Azmi, lalu yang paling tinggi adalah derajat Rasulullah Muhammad s.a.w. sebab beliau mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah.


5. Kontinuitas musyahadah (menyaksikan) dan ma'rifat (mengenal) Allah s.w.t. Penglihatan kalbunya terarah kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Kesadaran dan penglihatan kalbunya berkelana di taman ma'rifatullah (pengenalan Allah yang paling tinggi). Barang siapa ma'rifat kepada asma-asma Allah, sifat-sifat dan af'al-af'al Allah dengan penyaksian dan kesadaran yang mendalam, niscaya akan dicintai Allah.


6. Menghayati kebaikan, kebesaran dan nikmat Allah lahir dan batin akan mengantarkan kepada cinta hakiki kepadaNya. Tidak ada pemberi nikmat dan kebaikan yang hakiki selain Allah. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun kekasih yang hakiki bagi seorang hamba yang mampu melihat dengan mata batinnya, kecuali Allah s.w.t. Sudah menjadi sifat manusia, ia akan mencintai orang baik, lembut dan suka menolongnya dan bahkan tidak mustahil ia akan menjadikannya sebagai kekasih. Siapa yang memberi kita semua nikmat ini? Dengan menghayati kebaikan dan kebesaran Allah secara lahir dan batin, akan mengantarkan kepada rasa cinta yang mendalam kepadaNya.


7. Ketertundukan hati secara total di hadapan Allah, inilah yang disebut dengan khusyu'. Hati yang khusyu' tidak hanya dalam melakukan sholat tetapi dalam semua aspek kehidupan ini, akan mengantarkan kepada cinta Allah yang hakiki.


8. Menyendiri bersama Allah ketika Dia turun. Kapankan itu? Yaitu saat sepertiga terakhir malam. Di saat itulah Allah s.w.t. turun ke dunia dan di saat itulah saat yang paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepadaNya dengan melaksanakan sholat malam agar mendapatkan cinta Allah.


9. Bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah, maka iapun akan mendapatkan cinta Allah s.w.t.


10. Menjaga dan menjauhi sebab-sebab yang menghalangi komunikasi hati/qalbu kita dengan Al-Khaliq, Allah subhanahu wataala.


Ya Allah, Wahai Dzat yang Maha Agung ..
Kami memohon karunia kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan kami menggapai Cinta Mu ..
Aamiin Ya Mujibasailin.. Aamiin Allahumma amin..



Wallahu a'lam bishawab
Ditulis oleh Dewan Asatidz
Disarikan oleh Muhammad Dzaki Ismail

:: PARA NABI PUN BERDOA



Bismillahirrahmannirahim,

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga atas ijin-Nya kita dalam keadaan sehat wal’afiat dapat melaksanakan tugas-tugas kita sebagai manusia dan hamba Allah, dan Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya.


Ada enam hal yang apabila dikaruniai oleh Allah Swt kepada kita, maka tidak akan terhalang bagi kita enam hal pula.

1. Barangsiapa yang dikaruniai syukur maka tidak akan dihalangi dari penambahan nikmat.

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 07

 

2. Barangsiapa yang dikaruniai kesabaran, maka ia tidak akan terhalang dari pahala.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Azzumar: 10)

3. Barangsiapa yang dikaruniai taubat, maka ia tidak akan terhalang dari pengampunan.

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنْ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambanya, dan memaafkanmu dari kesalahan dan mengetahui apa-apa yang kamu lakukan. (QS. Asy-Syura: 25)

4. Barangsiapa yang dikaruniai istiqhfar, maka ia tidak akan terhalang dari pengampunan,

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (QS. Nuh: 10)

5. Barangsiapa yang dikaruniai berinfak, maka ia tidak akan terhalang dari balasan ganti.

وَمَا أَنفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

“Dan apapun yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39)

6. barangsiapa yang dikarunia doa, maka ia tidak akan terhalang dari dikabulkan.

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (QS. Ghofir: 60)


Dari keenam hal tadi kita dapat mengetahui bahwasanya tidak ada sesuatu yang kita lakukan atau harapkan kecuali pasti Allah Swt akan membalasnya. Seperti bila kita mau bersyukur, maka Allah berikan tambahan nikmat dan karunia kepada kita, bila kita bersabar, Allah berikan kita ganjaran pahala, bila kita bertaubat, Ia bukankan pintu taubat kepada kita, bila kita beristiqhfar, maka Allah berikan pengampunan, bila kita berinfak, shadaqoh atau zakat, maka diberikan ganti yang berlipat-lipat ganti. Dan bila kita mau berdoa, memohon atau bermunajat kepada Allah Swt maka ia akan mengabulkan permohonan kita.


Allah Swt. berada didekat hambaNya yang mendekatkan diri kepada Nya. Bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Tetapi, sebaliknya bila kita menjauh dariNya, maka Ia pun akan menjauhi kita. Oleh karena itulah, hendaknya kita selalu mengucapkan kalimat Lailaha Illallah agar bertambah iman kita. Supaya dengan bertambahnya iman, akan bertambah pula kedekatan diri kepada Allah Swt.

Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahannya.

Mengapa?

Pada hakikatnya –sebagaimana ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).

Sabda Rasulallah Saw:
“Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.

Dan beliaupun bersabda:
“Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”.

Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak. Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita tidak berdoa?

Berdoa adalah ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam.

Sabda Rasulallah Saw:

Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”

Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan.


Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat.

Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak dari api neraka.
Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt.

Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas doa yang telah disedia di dunia.


Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:

1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa beliau:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)


2. Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.


رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Al Baqoroh: 126)


3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28)


4. Nabi Sulaiman As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.


رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml: 19)


Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.


Sahabat yang dirahmati Allah ,
Berdoalah ..., yakinlah Allah begitu dekat dan selalu bersama kita .. agar kita selamat di dunia dan akhirat.



Wallahu a'lam bishawab,

Ustadz Nur Rohim Yunus, Lc

:: HADIST-HADIST TENTANG MASJID SERTA KEUTAMAAN DALAM MEMAKMURKANNYA



Bismillahirrahmannirahim,

Keutamaan masjid dibandingkan tempat yang lainnya

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)


Keutamaan membangun masjid ikhlas karena Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga.” (HR. Muslim)


Tidak boleh membangun masjid di tanah pekuburan

Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah, di dalam gereja itu terdapat gambar-gambar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya mereka itu apabila di antara mereka terdapat orang yang soleh yang meninggal maka mereka pun membangun di atas kuburnya sebuah masjid/tempat ibadah dan mereka memasang di dalamnya gambar-gambar untuk mengenang orang-orang soleh tersebut. Mereka itu adalah makhluk yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)


Larangan menjadikan kubur Para Nabi dan orang soleh sebagai tempat ibadah

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Dari Jundab -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum beliau meninggal, “Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku tidak akan menjadikan seorang pun dari kalian sebagai kekasihku, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Kalau seandainya ku diijinkan untuk mengangkat seorang kekasih dari kalangan umatku, maka niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian biasa menjadikan kubur para nabi dan orang-orang soleh di antara mereka sebagai tempat ibadah, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal semacam itu.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)


Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Dari ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika beliau sedang menderita sakit yang membuatnya tidak bisa bangun -menjelang wafat, pen-, “Allah melaknat Yahudi dan Nasrani; mereka menjadikan kubur-kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.” (HR. Muslim)


Menjaga kebersihan masjid dari kotoran

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Berludah di masjid adalah kesalahan dan peleburnya adalah dengan menguburkannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)


Boleh membawa anak kecil ke masjid

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Dari Abu Qatadah al-Anshari -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami para sahabat sedangkan Umamah binti Abi al-’Ash -yaitu anak perempuan Zainab putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berada di atas bahunya. Apabila beliau ruku’ maka beliau meletakkannya dan apabila bangkit dari sujud maka beliau mengembalikannya.” (HR. Muslim)


Tidak mengganggu jama’ah yang lain dengan bau yang tak sedap (rokok dsb)

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Dari Ibnu Umar -radhiyallahu’anhuma- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memakan sayuran seperti ini maka janganlah dia mendekat ke masjid-masjid kami sampai baunya telah hilang.” Maksudnya adalah bawang (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

_____________________

KEUTAMAAN MEMAKMURKAN MASJID


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

” … dan (seluruh permukaan) bumi ini telah dijadikan untukku sebagai tempat bersujud dan alat bersuci.” (Muttafaq ‘alaihi)


Masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya.

Allah Ta'ala berfirman,

” … , (tetapi) janganlah kamu campuri mereka (istri-istri kamu) itu sedang kamu ber-i’tikaf dalam mesjid …” (QS. al-Baqarah: 187)


“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)


Bentuk-bentuk Memakmurkan Masjid dan Keutamaannya

Setiap muslim (khususnya kaum laki-laki) wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan, karena padanya ada keutamaan. Dan Allah menyifati orang-orang yang memakmurkan masjid-masjidNya sebagai orang-orang mukmin, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)


Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi)


Semua bentuk ketaatan apapun yang dilakukan di dalam masjid atau terkait dengan masjid maka hal itu termasuk bentuk memakmurkannya. Di antaranya adalah:

1. Membangun/mendirikan masjid

Membangun masjid memiliki keutamaan yang besar sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam,

“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”

Namun keutamaan tersebut hanya bisa dicapai dengan ikhlas semata-mata karena Allah dan mengharap wajah Allah sebagaimana teks hadits di atas. Meskipun masjid yang dibangun itu berukuran kecil, karena dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi).

Janganlah seseorang membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji oleh manusia atau hanya untuk berbangga-banggaan semata maka ia tidak akan memperoleh keutamaan ini. Dan jika hal ini merajalela di tengah-tengah manusia maka itu salah satu pertanda dekatnya hari kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan (bermegah-megah) dalam (membangun) masjid-masjid (namun sepi dalam kegiatan ibadah dan mengingat Allah lainnya).” (HR. Ahmad -Abu Daud Ibnu Majah)


2. Membersihkannya dan memberinya wewangian

Hal itu telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diceritakan oleh ‘Aisyah

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah kehilangan seorang wanita atau pemuda berkulit hitam yang biasa menyapu sampah di masjid, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya tentangnya, dan dijawab bahwa ia telah meninggal. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidakkah kalian mengabarkan kepadaku?” Dia (Abu Hurairah radhiyallahu'anhu) berkata, “Seolah-olah mereka meremehkan kedudukan wanita atau pemuda tersebut.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tunjukkan kepadaku kuburannya!” Mereka pun menunjukkannya lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatinya (yakni shalat atas jenazahnya) dan bersabda,

“Sesungguhnya kuburan ini penuh kegelapan bagi penghuninya, tetapi Allah meneranginya untuk mereka dengan doaku buat mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim,).


3. Dzikrullah, shalat dan tilawatul Qur’an

Pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang a’rabi (badui) yang kencing di salah satu sudut masjid, setelah orang tersebut selesai dari kencingnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an.”

Oleh karena itu masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)


Adapun dzikrulllah maka ia merupakan amalan yang agung, dan sebaik-baik tempat dzikrullah adalah masjid (khususnya bagi laki-laki). Ketika Allah mencela orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari menyebut nama Allah di dalam masjid-masjidNya, Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang paling aniaya. Allah berfirman,

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)


Maknanya bahwa orang-orang yang menghidupkan masjid-masjid dengan dzikrullah dan memerintahkan manusia kepadanya merupakan sebaik-baik amal dan jauh dari perbuatan aniaya.
Sedangkan shalat, khususnya shalat fardhu berjama’ah, di dalam masjid memiliki keutamaan yang besar, diantaranya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia shalat bersama manusia –yakni bersama jama’ah di masjid-, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim)

Apalagi shalat berjama’ah itu pahalanya berlipat ganda, dua puluh lima atau dua puluh tujuh kali, dibandingkan dengan shalat bersendiri. Sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Shalat berjama’ah itu lebih baik 27 kali lipat daripada shalat bersendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar )

dan ada pula dalam riwayat yang lain : ” … 25 kali lipat …”


Seseorang yang hatinya telah terikat dengan masjid ketika dia keluar darinya hingga dia kembali ke masjid (yakni selalu menjaga waktu-waktu shalat berjama’ah di masjid) termasuk jua dari tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu: … -diantaranya-: “dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra )


Dan seorang yang pergi ke masjid pagi atau petang akan memperoleh pahala yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra ).


“Tidakkah kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat, memperbanyak langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).


Adapun membaca al-Qur’an dan mempelajarinya bersama-sama di dalam masjid juga telah disebutkan keutamaannya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah )


Dan semua halaqah ilmu yang bermanfaat termasuk dalam keutamaan tersebut. Bahkan orang-orang yang menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu di dalam masjid, terutama di Masjid Nabawi, bagaikan mujahid di jalan Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma melihat-lihat harta orang lain.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi)




Wallahu a'lam bishawab,

Kajian Takmir Tematik
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

:: YA ALLAH, LINDUNGI KAMI DARI DAHSYATNYA API NERAKA (Sebuah gambaran tentang Neraka ..)



Bismillahirrahmannirahim,

Mereka yang menjadi ahli neraka akan hidup di alam terakhir ini untuk selama-lamanya. Sekiranya roh seseorang itu dapat masuk syurga maka ia adalah tempat pengembaraan paling baik dan nikmat bagi mereka.

Sebaliknya mereka menjadi ahli neraka, maka itu adalah tempat yang paling buruk. Bagi iblis dan orang-orang kafir, mereka tetap berada di alam neraka. Namun demikian, bagi orang-orang Islam yang berdosa tetapi tidak musyrik, mereka akan menempuh satu alam lagi iaitu alam syurga selepas disiksa di neraka.


*********************

BENTUK NERAKA DAN ISINYA

Perkataan ‘neraka (nar)’ berasal dari kata Ibrani yang mempunyai maksud unggun api. Sebenarnya neraka itu adalah azab iaitu tempat seksaan bagi mereka yang ingkar seperti iblis, syaitan, juga mereka yang menjadi musuh Allah seperti Fir’aun, Abu Jahal dan mereka yang berdosa. Inilah neraka yang disebut dalam Al-Quran sebagai Nar ataupun Darul Jahaanam.

[♥] [♥] “Maka takutlah kamu kepada neraka yang bahan bakarnya itu adalah manusia dan batu-batu. Neraka itu disediakan untuk mereka yang kafir.” (al Baqarah: 24)

Di dalam neraka inilah orang-orang kafir akan diazab dan diseksa. Neraka juga adalah hukuman Allah seperti pembalasan daripada amalan-amalan jahat mereka ketika hidup di dunia. Ia adalah tempat untuk membakar orang-orang yang berdosa dari golongan jin dan manusia. Apinya sangat panas dan menyala-nyala. Ini berdasarkan firman Allah subhnanahu wa ta’ala dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud:

[♥] [♥] ” Wahai orang-orang yang beriman. Jagalah dirimu, keluargamu daripada api neraka. Bahan-bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu. Sedangkan penjaganya itu adalah para malaikat yang gagah lagi bengis. mereka tu tidak menderhakai Allah, mereka itu melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya.”

Neraka merupakan api yang sangat panas, berjuta kali ganda panasnya berbanding dengan api di dunia ini. Sekiranya api neraka jatuh ke atas dunia ini sekalipun sebesar zarah maka hancurlah dunia ini. Baginda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang bermaksud:

[♥] [♥] “Dinyalakan neraka itu seribu tahun bewarna merah, seribu tahun bewarna putih dan kadang-kadang bewarna hitam putih. Seribu tahun bewarna hitam.” (Hadis riwayat Tirmidzi)


Salman Al Farisi berkata:

|| “Apabila neraka itu bewarna hitam, maka hitamnya itu lebih hitam daripada malam yang gelap gelita. Tiap-tiap warna api neraka itu sama sahaja panasnya.”

Hadis riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiallu 'anhu berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang bermaksud:

[♥] [♥] “Panas api yang kamu nyalakan di dunia ini (termasuk matahari) hanya sepertujuh puluh daripada panasnya api neraka di akhirat. Andai kata sedikit sahaja jatuh di dunia, niscaya mendidih air di laut karena terlalu panasnya.”


************************

Api neraka pun kadang-kadang menjadi dingin apabila tiba musim dingin. Dinginnya neraka lebih dingin daripada sesuatu yang paling dingin di dunia ini sehingga berguguran daging-daging dari tubuh manusia.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

[♥] [♥] “Neraka itu pernah mengadu kepada Tuhan-Nya dengan berkata yang bermaksud ” Hai, Tuhanku. Aku telah memakan satu-persatu dan Allah telah mengizinkan aku mempunyai dua nafas, satu pada musim dingin dan satu lagi nafas pada musim panas. Kalau panas, maka panasnya adalah jauh lebih panas berbanding di dunia. Jika ia dingin, maka dinginnya itu adalah jauh lebih dingin daripada ‘ zamharir’ “.

Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, namun ada yang mengatakan hadis ini daif. Sesungguhnya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

[♥] [♥] “Adapun neraka itu gelap gelita, tidak ada lampu untuk meneranginya kecuali api yang menyala-nyala. Neraka itu mempunyai tujuh pintu dan tiap-tiap pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu bukit. Tiap-tiap bukit itu mempunyai tujuh puluh ribu cabangnya.”


[♥] [♥] "Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda: "Ketika Allah menciptakan surga, Dia berfirman kepada Jibril: Pergilah, kemudian lihatlah ia. Jibrilpun pergi, lalu melihatnya. Kemudian dia datang lalu berkata: Wahai Tuhan, demi keperkasaan-Mu, tidak satupun mendengarnya, kecuali ingin memasukinya. Namun ia dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai. Dia berfirman: Wahai Jibril, pergilah lalu lihatlah ia. Jibrilpun pergi, lalu melihatnya. Kemudian dia datang lalu berkata: Wahai Tuhan, demi keperkasaan-Mu, sungguh saya takut tidak akan memasukinya satupun." Beliau bersabda: Ketika Allah menciptakan neraka, Dia berfirman: Wahai Jibril, pergilah lalu lihatlah ia. Jibrilpun pergi, lalu melihatnya. Kemudian dia datang lalu berkata: Wahai Tuhan, demi keperkasaan-Mu, tidak satupun yang mendengar yang akan memasukinya. Namun ia dikelilingi dengan hawa nafsu. Kemudian Dia berfirman: Wahai Jibril, pergilah lalu lihatlah ia. Jibrilpun pergi, lalu melihatnya. Kemudian dia datang lalu berkata: Wahai Tuhan, demi keperkasaan-Mu, sungguh saya takut tidak tersisa satupun kecuali akan memasukinya." (Hadits Qudsy dari kitab Sunan Abu Dawud : 4744)


[♥] [♥] "Azab yang paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus/mendidihkan otaknya " (HR. Tirmidzi)

[♥] [♥] " Api anak Adam yang biasa dipakai untuk memasak adalah bagian dari tujuh puluh bagian api neraka. (Artinya, panas di neraka 70 kali lipat panas api di dunia). (HR. Bukhari)


**********************

Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama Jahannam. Jahannam itu memiliki tujuh pintu, setiap pintu (tingkat), telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari para makhluk-Nya. Pintu (tingkat) neraka yang disebutkan di dalam Al Qur'an adalah:

• Hawiyah

Neraka yang diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup didunia mengerjakan kebaikan bercampur dengan keburukan. Orang muslim laki dan perempuan yang tidak tanduknya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti para wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab, bagi para lelaki muslim yang sering memakai sutra dan emas, mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan sebagainya, Hawiyah adalah sebagai tempat tinggalnya. Surah Al-Qari'ah.

• Jahiim

Neraka sebagai tempat penyiksaan orang-orang musyrik atau orang yang menyekutukan Allah. Mereka akan disiksa oleh para sesembahan mereka. Dalam ajaran Islam syirik adalah sebagai salah satu dosa paling besar menurut Allah, karena syirik berarti menganggap bahwa ada makhluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat Allah dan bisa pula menganggap bahwa ada Tuhan selain Allah. Surah Asy-Syu'ara' dan Surah As-Saffat.

• Saqar

Neraka untuk orang munafik, yaitu orang yang mendustakan perintah Allah dan rasul. Mereka mengetahui bahwa Allah sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Muhammad, tetapi mereka meremehkan syariat Islam. Surah Al-Muddassir.

• Lazhaa

Neraka yang disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang miskin. Bagi mereka yang tidak mau bersedekah, membayar zakat, atau bahkan memasang muka masam apabila ada orang miskin datang meminta bantuan. Surah
Al-Ma’arij.

• Huthamah

Neraka yang disediakan untuk orang yang gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka yang serakah tidak mau mengeluarkan zakat harta dan menghina orang miskin. Di neraka ini harta yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksaan kepada manusia pengumpul harta. Surah Al-Humazah.

• Sa'iir

Neraka yang diisi oleh orang-orang kafir dan orang yang memakan harta anak yatim. Surah Al-Ahzab, Surah An-Nisa', Surah Al-Fath dan Surah Luqman.

• Wail

Neraka yang disediakan untuk para pengusaha atau pedagang yang licik, dengan cara mengurangi berat timbangan, mencalokan barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat. Barang dagangan mereka akan dibakar dan dimasukkan kedalam perut mereka sebagai azab dosa-dosa mereka. Surah Al Muthaffifiin dan Surah At-Tur.


Ya Allah ..
Karuniakanlah kemantapan Iman & Islam bagi kami , terbaik sampai dengan akhir hayat kami , ampunilah kami, dan lindungilah kami dari dahsyatnya siksa api neraka ..
aamiin yaa Robbal alamin ..



Wallahu a'lam bishawab,

AMZ
suntingan dari myibrah.com/neraka-tidak-sentiasa-panas, serta beberapa tambahan

:: BUAH AMALAN BAIK YANG KELAK MENEMANI ...



Bismillahirrahmannirahim,

Dari Abdurrahman bin Samurah bin Jubaib berkata:

Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam pernah keluar ke tengah kami, sementara kami sedang berkumpul di serambi masjid di Madinah, lalu beliau sambil berdiri bersabda: Tadi malam, aku bermimpi melihat suatu yang menakjubkan. Aku melihat seseorang dari umatku didatangi malaikat maut untuk dicabut nyawanya, maka datanglah amalannya birrul walidain, akhirnya malaikat maut menundanya. Aku melihat seseorang dari umatku telah siap untuk disiksa di alam kuburnya, maka datanglah wudhunya akhirnya wudhunya menyelamatkannya dari adzab kubur. Aku melihat seseorang dari umatku telah dikepung oleh setan-setan maka datanglah dzikirnya, maka dzikirnyapun mengusir setan-setan itu darinya. Aku melihat seseorang dari umatku telah dihadang oleh malaikat adzab, maka datanglah shalatnya, akhirnya shalatnyapun menyelamatkannya dari mereka. Aku melihat seseorang dari umatku sangat kehausan ketika mendekati telaga, tetapi ia dihalangi dan diusir, maka datanglah puasanya pada bulan ramadhan, akhirnya diberi minum hingga puas.

Aku melihat seseorang dari umatku, dan aku melihat para nabi sedang duduk melingkar, ketika orang tersebut hendak mendekati halaqoh itu diusirnya, ketika amaliyah mandi junudnya datang, maka tangannya ditarik dan didudukkan disampingku. Aku melihat seseorang dari umatku dari arah depannya gelap, dari arah belakangnya gelap, dari arah kanannya gelap, dari arah atasnya gelap, dari arah kirinya gelap, dan dari arah bawahnya gelap, ketika itu ia dalam keadaan bingung di tempat tersebut, maka datanglah haji dan umrahnya, akhirnya ia dikeluarkan dari kegelapan itu, kemudian dimasukkan ke dalam suatu cahaya.

Aku melihat seseorang dari umatku menangkis dengan tangannya semburan dan jilatan api neraka, maka datanglah shadakohnya, akhirnya shadakohnya menjadi penangkis antara dia dengan api tersebut, dan menaungi kepalanya. Aku melihat seseorang dari umatku berbicara dengan orang-orang beriman, tetapi mereka tidak mau mengajaknya bicara, maka datanglah amalan silaturrahimnya berkata: Wahai kaum muslimin, sungguh dia senang menyambung silaturrahmi, maka ajaklah dia bicara, akhirnya kaum mukminin mau mengajaknya bicara dan mengajaknya berjabat tangan, serta iapun berjabat tangan dengan mereka.

Aku melihat seseorang dari umatku, telah didatangi malaikat zabaniyah, maka datanglah amalannya amar ma’ruf dan nahi munkar akhirnya ia selamat dari mereka lalu dimasukkan bersama malaikat rahmah. Aku melihat seseorang dari umatku tertunduk diatas lututnya, sedangkan diantara dia dengan Allah ada hijab penghalang, maka datanglah akhaknya yang mulia, akhirnya ditarik tangannya lalu dimasukkan ke hadapan Allah Azza wa Jalla. Aku melihat seseorang dari umatku telah menerima catatan amal dengan tangan kirinya, lalu datang gemetar rasa takutnya kepada Allah Azza wa Jalla, akhirnya catatan amalnya ditarik kembali, kemudian diletakkan ditangan kanannya.

Aku melihat seseorang dari umatku, timbangan amal baiknya sangat ringan, maka datanglah anak-anaknya yang mati pada saat bayi kemudian ia ikhlas (sebagai penolong), akhirnya timbangan amal kebaikan menjadi berat. Aku melihat seseorang dari umatku berdiri di tepi jurang neraka Jahannam, maka datanglah harapannya kepada Allah, akhirnya amalan itu menyelamatkannya. Aku melihat seseorang dari umatku telah terpelanting ke dalam api neraka, maka datanglah tetesan air matanya yang menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, akhirnya amalan itu menyelamatkannya darinya.

Aku melihat seseorang dari umatku berdiri diatas titian yang sedang goncang seperti goncangnya pelepah korma ketika diterpa angin kencang, maka datanglah baik sangkanya dia kepada Allah Azza wa Jalla, akhirnya amalan itu menenangkan goncangannya lalu ia selamat. Aku melihat seseorang dari umatku gemetar diatas titian, terkadang merangkak dan terkadang gelantungan, maka datanglah shalawatnya kepadaku, akhirnya aku tegakkan hingga berdiri tegak diatas kakinya hingga selamat. Aku melihat seseorang dari umatku sampai di depan pintu surga, ia mendapati semua pintu telah tertutup, maka datanglah syahadah La Ilaha Illallah, akhirnya dibukakan untuknya semua pintu lalu ia masuk ke dalam surga.

Subhanallah walhamdulillah walaa'ilaahailallah Allahuakbar ..



Wallahu a'lam bishawab,

(Dikeluarkan Abu Musa al-Madini dalam kitab at-Targhib Fil Khishal al-Munziyah wat Tarhib min Khulalil Murdiyah dan beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan , Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaid, dan diturunkan Imam as-Suyuthi dalam al-Jami’ al-Kabir yang disandarkan kepada Hukain at-Tirmidzi serta Imam at-Thabrani dalam al-Mu’jamul al-Kabir)