Jumat, 18 Mei 2012

::: MENDIRIKAN DAN MERASAKAN MANFAAT SHALAT


Bismillahirahmannirahim,

Sahabat Fillah....
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan.

Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:

Islam dibangun di atas lima hal:
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah dengan benar kecuali Allâh
dan Nabi Muhammad adalah utusan Allâh,
menegakkan shalat…. (HR Bukhâri dan Muslim)


Timbul pertanyaan, apakah masing-masing kaum muslimin sama dalam menikmati shalat ini? Apakah juga mendapatkan hasil yang sama? Perlu kita ketahui bahwa setiap amal shalih membawa pengaruh baik kepada pelaku-pelakunya. Pengaruh ini akan semakin besar sesuai dengan keikhlasan dan kebenaran amalan tersebut. Dan pernahkah kita bertanya, “Apakah manfaat dari shalatku?” atau “Sudahkah aku merasakan manfaat shalat?”


Imam Hasan al-Bashri rahimahullâh pernah mengatakan:

“Wahai, anak manusia. Shalat adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran.
Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.


 

Perbedaan antara mendirikan / menegakkan shalat dan mengerjakan shalat

Banyak yang mengerjakan sholat , namun masih sedikit orang yang mampu menegakkan atau mendirikannya.

Sudahkah kita menegakkan dan mendirikan sholat?”

Jangan sampai kita hanya melaksanakan sholat , namun ternyata kita baru mengerjakannya saja, belum sampai menegakkan sholat dan merasakan manfaat sholat itu sendiri. Ketika dalam keseharian kita senantiasa merasa dalam pengawasan Allah, maka tidak ada ruang bagi diri untuk mengkhianati Nya. Ketika itulah sholatnya telah mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan yang tidak Allah sukai. Shalatnya semakin membuat diri semakin tunduk dan hina dihadapan Nya, sholatnya semakin membuat diri merasa malu akan banyaknya ni'kmat yang tak terhitung. Shalatnya akan membuat diri menyesal dan membuka hati untuk selalu bertaubat. Shalatnya akan menghantarkan pada sifat kedermawanan dan kasih sayang terhadap sesama dan seluruh makhluk.


Hendaknya engkau berbuat Ihsan. Apakah Ihsan itu ?
Engkau takut dan beribadah kepada Allah , seakan-akan engkau melihat-Nya, namun jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim)


Apakah Tujuan kita mendirikan sholat ?

Petunjuk Allah dalam Al –Qur’an, yang artinya

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.” (QS Thaha 20: 14)


Tujuan mendirikan sholat adalah untuk mengingat Allah , menuju kepada Allah, seolah dihadapan atau berjumpa ke hadhirat Allah untuk menyembahNya, sehingga kita dapat terhubung / sampai kepada Allah dalam upaya kita untuk mendapatkan pertolongan Allah.

Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan”


“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS al Baqarah 2 : 153)
Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang khusyu’ yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya”. (QS. Al-Baqarah 2 : 45).


Bagaimana shalat yang khusyu', yang mampu memperoleh manfaat bagi diri :

Pertama, Hadirkan hati kita baik sebelum wudhlu untuk shalat maupun ketika kita sedang shalat. Hadirkan hati kita bahwa ketika kita akan shalat, kita akan menghadap Pencipta dari Alam semesta ini, pencipta diri kita, Satu-satunya dzat yang Maha Agung, Maha Kuasa atas setiap makhlukNYA. Dan ketika sedang shalat, hadirkan hati kita bahwa pada saat itu, kita sedang berhadapan langsung dengan Dzat yang Maha Agung .

Kedua, Perlama waktu sujud kita, sebab salah satu waktu paling dekat seorang hamba dengan penciptanya adalah ketika Sujud,

Ketiga, Hayatilah arti setiap bacaan dan gerakan dalam shalat dengan tenang dan tuma'ninah.

Keempat, Tumbuhkan rasa malu (Haya') dan Raja' (takut) akan Kebesaran Allah dan mengharap ampunan


Disini kita bisa memahami bahwa shalat yang dilakukan secara benar akan membawa pengaruh positif kepada pelakunya.

1. Shalat adalah simbol ketenangan.

Shalat menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa.

Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu’kan shalat. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullâh dalam Sunan-nya:

Suatu hari ‘Abdullah bin Muhammad al- Hanafiyah rahimahullâh pergi bersama bapaknya menjenguk saudara mereka dari kalangan Anshar. Kemudian datanglah waktu shalat. Dia pun memanggil pelayannya,

”Wahai pelayan, ambillah air wudhu! Semoga dengan shalat aku bisa beristirahat,” Kami pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: “Aku mendengar Nabi Muhammad bersabda, ’Berdirilah ya Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!’.”

Marilah kita mengintrospeksi diri, sudahkah ketenangan seperti ini kita dapatkan dalam shalat-shalat kita? Sudah sangat banyak shalat yang kita tunaikan, tetapi pernahkah kita berfikir manfaat shalat ini? Atau rutinitas shalat yang kita tegakkan sehari-hari?


2. Shalat adalah cahaya.

Ambillah cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa. Dia cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk menunjuki manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allâh Rabul ‘alamin.


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullâh, dari sahabat Abu Mâlik al-’Asy’ari radhiyallâhu'anhu, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda: (dan shalat itu adalah cahaya).


Oleh karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi kehidupan kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa ketaatan kepada Allâh dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika sudah, berarti shalat itu telah menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita. Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di dunia. Dan kelak di akhirat, ia akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang menyelamatkannya dari berbagai kegelapan sampai mengantarkannya kepada surga Allâh Ta'ala .


3. Shalat sebagai obat dari kelalaian.

Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya. Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka alami di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi hati manusia. Hati yang tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit sampai padanya. Tetapi menegakkan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya, dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allâh akan menjadi obat paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari kotoran-kotorannya.

Allâh Ta'ala berfirman:
Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Qs. al-A’raaf/7:205)

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
Barang siapa yang menjaga shalat-shalat wajib,
maka ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai.


4. Shalat sebagai solusi problematika hidup.

Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabb-nya kecuali dengan shalat.


Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dalam sabdanya mengucapkan:

Posisi paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa. (HR Muslim)

Inilah di antara manfaat shalat yang sangat agung, mendekatkan hamba dengan Dzat yang paling ia butuhkan dalam menyelesaikan problem hidupnya. Maka, kita jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Jangan sampai kita lalai dalam detik-detik shalat kita. Jangan pula terburu-buru dalam shalat kita, seakan tidak ada manfaat padanya. Shalat bisa menjadi sarana menakjubkan untuk mendatangkan pertolongan dan dukungan Allâh Ta'ala.


5. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang menunjukkan pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan Allâh Ta'ala :

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur‘an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allâh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-Ankabût/29:45)


6. Shalat menghapuskan dosa.

Selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, shalat juga menjadi penghapus dosa, membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya.

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:

“Apa pendapat kalian, jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai (mengalir); dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran darinya?”
Para sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”. Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Demikianlah shalat lima waktu,
Allâh Ta'ala menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahan”.
(HR Bukhâri dan Muslim)


Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang bertugas mengumandangkan seruan setiap kali shalat, " Wahai anak cucu Adam, bangkitlah menuju ke api yang kalian nyalakan untuk diri sendiri, maka padamkanlah "
(HR. Ath Thabrani)


Inilah sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui maupun yang tersimpan di sisi Allâh Ta'ala. Oleh karena itu, marilah kita memperhatikan diri kita , sudahkah kita mendirikan shalat dan mampu merasakan manfaat-manfaat tersebut ? Ataukah kita masih menjadikan shalat hanya sebagai salah satu rutinitas hidup/penggugur kewajiban saja ?

Semoga Allah membukakan hati dan memberi kita kemampuan. Aamiin.


Wallahu a'lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar