Jumat, 24 Februari 2012

LEZATNYA BERDZIKIR


... Ingatlah Allah, niscaya Rabb pun akan Mengingatmu ...


Dzikir itu tak hanya terbatas kepada tasbih (ucapan Subhanallah), tahlil (ucapan la ilaha illallah), tahmid (ucapan alhamdulillah) dan takbir (ucapan Allahu akbar) saja..

Sebagaimana dipaparkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah di kitabnya al-Adzkar, bahwa pengertian dzikir itu luas, mencakup berbagai bentuk ketaatan kepada Allah. Bukan hanya bacaan dzikir atau wirid yang biasa kita kenal… Membaca al-Qur’an, menunaikan sholat, menunaikan perintah dan menjauhi larangan Allah, itu semua tercakup dalam pengertian dzikir…

 

Di dalam Syarah Riyadhus Shalihin Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan, dzikir itu terbagi menjadi 3; 
1. dzikir dengan hati, 
2. dzikir dengan lisan, dan 
3. dzikir dengan anggota badan. 

Yang termasuk dalam dzikir dengan hati seperti dengan merenungkan keagungan nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyelami kesempurnaan hukum-hukum dan kebesaran ayat-ayat-Nya. Adapun dzikir dengan lisan sudah sangat kita kenal; semisal membaca tasbih, tahlil, takbir, adzan, membaca al-Qur’an, amar ma’ruf nahi mungkar, membaca hadits, membaca kitab para ulama dan lain-lain.

Lalu, apa yang dimaksud dengan dzikir menggunakan anggota badan? Syaikh Utsaimin menerangkan, maksudnya adalah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah; seperti mendirikan sholat, ruku’, sujud, dan lain sebagainya. Walaupun, memang kebiasaan orang kalau mendengar istilah dzikir maka yang tergambar di benak mereka adalah ucapan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan yang semacamnya (silahkan buka Syarh Riyadhus Shalihin [3/444])








 

... Ingatlah Allah, niscaya Rabb pun akan Mengingatmu ...


Di antara buah dzikir yang sangat menyenangkan adalah tatkala seorang hamba senantiasa mengingat Allah, maka Allah pun memberikan balasan serupa. Yaitu Allah akan senantiasa mengingat dirinya, membantunya di kala dia membutuhkan bantuan. Allah akan mengampuni dan merahmatinya.


Adakah sesuatu yang lebih menyenangkan dan membahagiakan seorang hamba melebihi curahan ampunan, rahmat, dan pertolongan Allah ta’ala kepada dirinya? Bukankah setiap kali sholat kita terus mengikrarkan, “Hanya kepada-Mu -ya Allah- kami beribadah, dan hanya kepada-Mu, kami meminta pertolongan…”


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka ingatlah kepada-Ku niscaya Aku pun akan mengingatmu.” (QS. al-Baqarah: 152)


Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, dari Said bin Jubair, beliau menafsirkan bahwa maksud ayat ini adalah, “Ingatlah kepada-Ku dengan taat kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dengan ampunan-Ku.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Dengan rahmat-Ku.”



Muadz bin Jabal pun menandaskan, “Tidaklah anak Adam mengerjakan suatu amalan yang lebih menyelamatkan dirinya dari siksa Allah daripada dzikir kepada Allah.” (lihat: islamweb.net).


Oleh sebab itu dzikir kepada Allah dan menjalani ketaatan merupakan sumber kebahagiaan hakiki. Sebagaimana perkataan Syaikh Abdurrazzaq al-Badr yang masih terngiang-ngiang di telinga kita, bahwa as-sa’aadah bi yadillaah, wa laa tunaalu illa bi thaa’atillah… “Kebahagiaan itu di tangan Allah, dan tak akan bisa diraih kecuali dengan taat kepada Allah.” Betapa indahnya hidup seorang hamba jika hati, lisan dan anggota badannya senantiasa dihiasi dengan dzikir kepada Allah ta’ala…



Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Barangsiapa yang berpaling dari mengingat-Ku, maka dia akan mendapatkan penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dia kelak di hari kiamat dalam kondisi buta. Dia berkata, ‘Wahai Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku bisa melihat.’ Allah menjawab, ‘Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami akan tetapi kamu justru melupakannya, maka pada hari ini kamu pula dilupakan.”
(QS. Thaha: 124-126)


‘Balasan serupa dengan amalan‘, itu kata para ulama… Kalau kita ingat Allah, Allah pun akan mengingat kita. Akan tetapi kalau kita justru melupakan-Nya, jangan kaget kalau ternyata di saat-saat kita membutuhkan-Nya –padahal setiap detik kita sangat membutuhkan-Nya– maka Allah pun melupakan kita… Inilah bencana dan musibah terbesar yang akan menghancurkan dunia dan akhirat kita.. (semoga Allah melindungi kita dari segala keburukan .. aamin.)


Betapa ulama bijak berkata, “Dzikir bagi hati, laksana air bagi ikan. Lantas, bagaimana yang terjadi seandainya ikan dikeluarkan dari air?”
 
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan telah bersabda,
“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak pernah mengingat Rabbnya adalah seperti perbandingan antara orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari)


___________

Pada hari kiamat nanti, tatkala matahari didekatkan sejarak 1 mil, dan manusia bersimbah peluh, ada di antara mereka yang ditenggelamkan oleh keringatnya sampai lututnya, ada yang sampai pinggangnya, ada yang sampai lehernya, bahkan ada pula yang seluruh tubuhnya ditenggelamkan oleh keringat… karena saking panasnya hari itu… kira-kira siapakah yang bisa memayungi kita selain Allah ta’ala?



Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya…” Di antaranya, “Seorang hamba yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian, lantas berlinanglah kedua matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Dzikir merupakan bagian pokok dari syukur. Dzikir yang paling utama adalah yang bersesuaian antara yang diucapkan oleh lisan dengan apa yang ada di dalam hati. Itulah jenis dzikir yang menumbuhkan ma’rifatullah, mahabbah/cinta kepada-Nya dan curahan pahala yang melimpah ruah dari-Nya (lihat Tafsir as-Sa’di, hal. 74)



Ya Allah, wahai Dzat yang menggenggam jiwa kami
Teguhkanlah keimanan kami,
Bantulah kami dalam mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan membaguskan ibadah untuk-Mu … Aamiin Allahu ya Mujib ..


Laa haula wa laa quwwata illa billaah…





Alhamdulillah ala ni'matil islam wal iman
Wallahu a'lam ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar