Nanti kita dibangkitkan di padang Mahsyar dengan wujud yang sama sekali baru, bukan yang seperti sekarang ini sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan, ” karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan (karena mereka) berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?" (QS Al-Isra’ 17:98)
Namun yang bagi mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah itu tidaklah percaya bahwa mereka akan diciptakan sebagai ciptaan yang baru, ”Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru. Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Rabb-nya.” (QS As-Sajdah 32:10)
Sekali lagi Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam ciptaan yang baru, ”Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru.” (QS Qaaf 50:15)
Dan yang lebih mengenaskan lagi, bagi orang-orang yang ingkar dengan ayat-ayat Allah, mereka akan dikumpulkan dalam wujud binatang liar, ”dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,” (QS At-Takwir 81:5)
SEPULUH WUJUD DARI KALANGAN UMATKU…
Rasulullah Muhammad saw telah berkata bahwa umat manusia kelak dibangkitkan di padang Mahsyar akan terbagi kedalam tiga golongan: satu golongan berkendaraan, satu golongan berjalan kaki, dan satu golongan lagi berjalan dengan kepalanya sendiri.
Kemudian Rasulullah saw berkata: “Sesungguhnya Dia yang telah menjadikan manusia berjalan dengan kaki, berkuasa pula untuk menjadikan manusia berjalan dengan kepalanya sendiri” (HR. Tirmidzi).
Pada suatu hari Muadz bin Jabal ra bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, apakah gerangan maksud dari Firman Allah, ‘Yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa’ (‘Pada hari ketika ditiup sangkakala, lalu kalian datang dengan berkelompok-kelompok’)?” (An-Naba [78]:18)
Maka jawab Rasulullah saw, “Wahai Mu’adz! Sesungguhnya engkau telah bertanya tentang persoalan yang amat besar!”, lalu berlinanglah air mata Rasulullah saw karena menangis. Kemudian Beliau saw bersabda: “Ada sepuluh golongan dari kalangan umatku yang mereka akan dibangkitkan secara terpisah, mereka ini telah dipisahkan oleh Allah dari kumpulan kaum muslimin yang lain dan Allah telah mengubah wajah-wajah mereka ...
Saat dibangkitkan ada yang wujudnya seperti monyet, ada yang seperti babi, ada yang tubuhnya terbalik (kakinya di atas) dan diseret atas muka mereka, ada yang buta tersungkur, ada yang bisu tuli dan tidak berakal, ada yang mengunyah-ngunyah lidahnya sendiri yang terjulur hingga ke dada, dari mulut mereka mengalir nanah laksana air liur berbau busuk yang membuat semua orang merasa jijik kepadanya, ada yang terpotong tangan dan kakinya, ada yang disalib di atas palang-palang api, ada yang bau tubuhnya lebih busuk daripada bangkai, dan ada pula yang memakai jubah-jubah panjang yang terbuat dari timah-timah panas yang meleleh ...
Adapun yang berwajah monyet adalah umatku yang suka menyebarkan fitnah di antara manusia. Yang seperti babi adalah mereka yang suka memakan harta yang haram dan merampas hak orang lain. Yang tertelungkup, kepalanya di bawah sementara kakinya di atas, adalah kaum pemakan riba. Yang dalam keadaan buta adalah mereka yang bertindak dzalim dalam pemerintahan. Yang buta tuli adalah mereka yang suka ujub (bangga diri) dalam amalannya. Yang mengunyah-ngunyah lidahnya sendiri adalah para alim ulama dan para hakim yang kata-katanya berlawanan dengan perbuatannya. Yang terpotong-potong tangan dan kakinya adalah orang yang selalu mengganggu tetangganya. Yang tersalib pada palang-palang api adalah mereka yang suka memfitnah orang lain kepada penguasa. Yang bau badannya lebih busuk daripada bangkai adalah mereka yang selalu memuaskan hawa nafsunya, bergelimang dalam dosa syahwat serta menolak menunaikan Hak Allah dalam harta kekayaannya. Adapun yang memakai baju-baju panjang dari timah yang meleleh adalah mereka yang selalu takabur, suka bermegah dan memuji diri sendiri!”
Diambil dari buku “Renungan Tentang Umur Manusia” (Penerbit MIZAN, 1985) , karya Allamah Sayyid Abdullah Haddad, seorang ulama besar Yaman abad ke-16
Gemuruh Tasbih Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar