Tafakur ( berpikir ) yang baik dan lurus adalah amat besar sekali kegunaan dan manfaatnya. Dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang menganjurkan untuk berpikir.Diantaranya firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala :
'' Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.''( Surat
Al-Baqarah 2-219 )
Firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala:
'' Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda Kekuasaan ( Kami ) Kepada orang-orang yang berfikir.'' ( Surat Yunus 10-:24 )
Firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala selanjutnya:
'' Katakanlah; Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi'.. ( Surat Yunus 10 : 101 )
Sabda Rasulullah Saw:
'' Tafakkur sesaat ( sebentar ) lebih baik dari pada ibadah satu tahun''.
Ali bin Abi Thalib berkata:
'' Tidak ada ibadah yang menyamai tafakkur.''
Tafakkur banyak jenis dan ragamnya.Tafakkur yang paling mulia dan agung adalah tafakkur atau merenung tehadap segala ciptaan Allah Subhannahu Wa Ta'ala; Memikirkan Ayat-Ayat-Nya dan memperhatikan dengan seksama pada keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya, baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit.Orang yang bertafakkur seperti ini akan lebih banyak mengenal ( makrifat ) terhadap PenciptaNya.Ia semakin tahu akan Kebesaran dan Keperkasaan Khaliknya itu, yaitu Allah Subhannahu Wa Ta'ala Semesta Alam.
Yang perlu direnungkan lagi ialah tentang kebesaran Karunia Allah Subhannahu Wa Ta'ala yang telah dianugerahkan kepada kita. Anugerah ini merupakan Nikmat yang tiada taranya , Nikmat Agung yang tiada Bandingnya baik Nikmat dunia maupun Nikmat petunjuk agama, yaitu Iman dan Islam . Renungan seperti ini amat diperlukan. Ini karena dengan tafakkur begini akan membuahkan cinta kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala dan mendorong untuk selalu Mensyukuri Nikmat Pemberian-Nya.
Begitu juga tafakkur tentang keagungan hak-hak Allah Subhannahu Wa Ta'ala yang harus dipenuhi dan ditaati sekaligus berfikir tentang kelalaian kita yang tidak dapat memenuhi perintah-perintah-Nya dengan baik serta sempurna.Renungan seperti ini janganlah ditangguhkan agar dapat menimbulkan rasa takut ,cemas,dan malu kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala sehingga mendorong kita untuk menjadi giat,aktif,dan bersungguh - sungguh mengerjakan ibadah dan memenuhi segala tuntunan-Nya.
Kemudian kita bertafakkur pula tentang kehidupan dunia , kehidupan yang penuh fitnah dan malapetaka.Renungkan tentang tidak kekalnya dunia,tentang kebinasaannya,tentang kesibukannya,bahkan tentang beberapa hari lagi kita akan tinggal didalamnya.Semua ini perlu kita renungkan agar kita tidak terlalu cenderung atau tertarik dengannya,tidak rakus dan tidak terpedaya olehnya.Begitu juga agar kita selamat dan aman dari segala rayuan dan bujuk rayu yang penuh keindahan itu.
Begitupula sebaliknya,Kita renungkan tentang Kehidupan Akhirat, Hidup yang kekal abadi,Hidup yang tiada akhir dan tiada kesesudahannya.Kita Renungkan tentang kebesaran Nikmat-Nya yang tidak habis-habis,kesenagan yang tiada bercampur dengan duka dan berbagai kenikmatan yang tidak pernah kita bayangkan di pikiran kita,kenikmatan yang belum pernah dilihat mata,tidak pernah didengar telinga,dan tidak pernah terlintas di dalam hati. Dengan merenung begini akan membuahkan cinta kepada Akhirat dan bersungguh-sungguh untuk mengumpulkan bekal untuk menyusul hidup bahagia disana kelak.
Renungan-Renungan seperti di atas banyak sekali cabang dan dahannya.Ini tergantung kepada siapa yang bertafakkur.Semakin cerdas otak seseorang,semakin banyak dan besar pula renungannya.Semakin dalam ilmu seseorang,semakin dalam pula penghayatannya. Wallahu a'lam....
sekedar berbagi:http://bentengkalbu.blogspot.com/2013/05/kritikan-terhadap-tafakur-mutiara.html
BalasHapus