Minggu, 18 Juli 2010

FILOSOFI KEPOMPONG

Seorang pria menemukan sebuah kepompong.
Pada satu hari, sebuah celah kecil mulai terbuka.
Pria itu duduk selama beberapa jam dan memperhatikan si kupu-kupu,
ketika ia berjuang mati-matian untuk menyusup keluar dari lubang kepompong yang sempit.
Tiba-tiba kupu-kupu itu berhenti, seakan-akan sudah tak kuat lagi melanjutkan perjuangannya.

Maka si pria memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu.
Dia mengambil sebuah gunting, lalu merobek sisa kepompong itu,
sehingga kupu-kupu itu dapat keluar dari kepompong dengan gampang.
Tetapi tubuh kupu-kupu itu malah membengkak, dan sayapnya mengerut.

Pria itu terus saja memperhatikan si kupu-kupu.
Berharap bahwa setiap saat sayap itu akan mengembang,
cukup lebar untuk dapat menopang tubuhnya untuk terbang.
Namun...tak ada yang terjadi.
Sebaliknya, kupu-kupu itu menghabiskan seluruh hidupnya,
dengan merangkak kesana kemari.
Ia sama sekali tidak dapat terbang.

Apa yang pria itu lakukan, dengan segala kebaikan dan niat baiknya, dia tidak pernah mengerti bahwa perjuangan untuk mengeluarkan badan kupu-kupu dari kepompong dengan cara mengeluarkan seluruh cairan dari badannya adalah suatu proses yang dibutuhkan sehingga sayapnya dapat berkembang dan siap untuk terbang begitu keluar dari kepompong tersebut sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh ALLAH.



Kawan…
Seringkali, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika ALLAH memperbolehkan kita melewati hidup ini tanpa cobaan, bukankah ini justru akan membuat kita LEMAH???
Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan, dan tidak akan pernah bisa terbang seperti kupu-kupu itu…
Kita meminta kekuatan, dan ALLAH memberikan kita kesulitan untuk kita hadapi dan membuat kita menjadi kuat.
Kita meminta kebijaksanaan, dan ALLAH memberikan kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan.
Kita meminta kemakmuran, dan ALLAH memberikan otak dan kekuatan untuk bekerja.
Kita meminta keberanian, dan ALLAH member kita rintangan untuk kita hadapi.
Kita meminta cinta, dan ALLAH menghadirkan orang-orang yang berada dalam kesulitan untuk kita bantu.
Kita meminta pertolongan, dan ALLAH member kita kesempatan…..

“Kita tidak menerima apa yang kita inginkan…, Tapi kita menerima apa yang kita butuhkan.”


JALANILAH HIDUP TANPA KETAKUTAN, HADAPI SEMUA MASALAH DAN YAKINLAH KITA DAPAT MENGATASI SEMUA ITU…!!!
=We Born To FIGHT…!!!!=





DOA dan TADHARRU' (pernyataan pernyataan kehinaan diri di hadapan Allah)

Wahai Tuhanku
Kau mendengar ucapanku
Kau melihat tempatku
Kau mengetahui rahasiaku dan kelahiranku

Tak ada satupun urusanku yang tersembunyi bagiMu
Dan aku adalah orang yang sangat berhajat
Yang memohon perlindunganMu
yang senantiasa dalam ketakutan
yang mengaku bersalah

Aku memohon kepadaMu
sebagai seorang miskin yang memohon
Aku menghinakan diri di hadapanMu
sebagai orang yang berdosa

Aku seru Engkau sebagai seorang yang dalam ketakutan
Yang menyeru dan sebagai seruan
orang yang telah tunduk kepada Engkau
Karena Engkau bercucuran air mata
dan telah tunduk tubuhnya

Wahai Tuhanku, janganlah Kau jadikan aku
Orang yang malang dan celaka dalam berdoa kepada Engkau
jadikanlah Diri engkau terhadapku
Yang penyayang, yang rahim
yang sebaik baik dzat yang di mohonkan sesuatu kepadanNya,
wahai sebaik baik pemberi

Wahai Tuhanku
Tuhan dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam, Nabi Ishaq Alaihi Salam dan Nabi Yakub Alaihi Salam
Tuhan dari MAlaikat Jibril, Mikail dan israfil dan Izrail Alaihi Salam
Aku mohon padaMu agar kau perkenankan doaku

Aku adalah seorang yang sangat berhajat
Peliharalah Agamaku
Aku seorang yang selalu mendapat cobaan
Berilah rahmatMu
Aku seorang yang berdosa
Jauhkanlah diri ini darii kepapa an
karena aku adalah seorang yang sangat miskin
Sedang kau Maha Kaya

Wahai Tuhanku
Ya Allah, Ya Kabir
Ya Samii', Ya Bashir
Wahai Tuhan yang Tiada yang mempunyai sekutu,
Tiada mempunyai penolong
Wahai Tuhan yang menjadikan Matahari dan bulan bersinar
Wahai Tuhan yang menjadi pegangan segala orang
yang sangat membutuhkan pertolongan
Orang yang yang sedang ketakutan
Orang yang memohon perlindungan

Wahai yang memberi Rizki kepada anak kecil
Wahai yang menyambung tulang yang patah
Aku berdoa kepada Engkau sebagai orang yang sangat
membutuhkan lagi papa
sebagai doa seorang yang sangat berhajat yang dalam keadaan terpaksa lagi buta


Aku memohon kepada Engkau dengan simpulan simpulan kebesaran dari 'Arasy Engkau
dan dengan kunci kunci rahmat dari Engkau
Lembutkanlah terhadapku, suamiku, anak anakku
hati hamba hambaMu, lelaki dan perempuan
dengan belas kasihan dan rahmat
bahwasanya Engkaulah Tuhan yang Maha Rahim.


Wahai Tuhan yang menjinakkan hati oang yang sendirian
Yang menemani orang yang sendiri
Wahai Tuhan Yang dekat dan Tidak Jauh
Wahai Tuhan Yang Hadir dan brada selalu

Wahai Tuhan yang senantiasa menang dan tak pernah terkalahkan
Wahai Tuhan yang kekal hidupnya
Wahai Tuhan yang mengurusi hambaNya
Wahai Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan
Wahai Tuhan yang menjadikan cahaya langit dan bumi
Wahai Tuhan yang menjadi hiasan langit dan bumi
Wahai Tuhan yang menundukkan langit dan bumi
Wahai Tuhan yang menjadi pegangan

Wahai Tuhan pencipta langit dan bumi
Wahai Tuhan yang mengurus langit dan bumi
Wahai Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan
Wahai Tuhan yang di seru orang orang yang menyeru
dan yang menjadi tempat berlindung
yang melapangkan kesusahan dari orang orang yang gundah
dan memperkenankan doa orang orang yang memerlukan pertolongan

Wahai Tuhan yang menghilangkan segala kesusahan
Wahai Tuhan segala Alam
Wahai Tuhan yang maha Rahim
Kepada Engkaulah aku memohon hajatku..




14Juni 2010

Al faqir Ilmu Nadia Saleh Alatas

sumber :Pedoman Dzikir & Doa
Muhammad Hasbi Ashiddiqi, dan sedikit tambahan tanpa mengurangi makna..

APAKAH ITU KEBAIKAN DUNIA

Maka sesiapa yang Allah kehendaki untuk memberi hidayah kepadanya nescaya Ia melapangkan dadanya untuk menerima Islam; dan sesiapa yang Allah kehendaki untuk menyesatkannya, nescaya Ia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah ia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Al-An’am, 6: 125)


APA ITU KEBAIKAN DI DUNIA?



Allah beri bermacam-macam kebaikan di dunia buat hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Dan segala kebaikan itu pula bermanfaat untuk akhirat mereka.

Bagaimana kita hendak tahu kita telah mendapat kebaikan di dunia atau tidak?

Apa kata para ulama mengenai kebaikan di dunia itu?

Ulama-ulama dahulu termasuk Ibnu Katsir, telah menyenaraikan apa itu kebaikan di dunia di dalam kitab-kitab mereka. Apa yang mereka senaraikan itu semuanya dilihat dari neraca agama dan penilaian Allah serta bertepatan dengan fitrah manusia yang inginkan kebaikan dalam hidup. Kebaikan yang disenaraikan itu meliputi perkara-perkara berikut: kesihatan, isteri yang solehah, rezeki yang luas lagi halal, anak-anak penyejuk hati, kerehatan, ilmu yang bermanfaat, amal soleh, rumah yang aman, kenderaan yang baik, dan pandangan baik dari orang. Kebaikan di dunia juga menurut ulama merangkumi limpahan segala nikmat, kesejahteraan hidup dan taufik dari Allah Yang Esa.

Ada juga ulama mengatakan kebaikan di dunia itu meliputi tiga perkara iaitu hati yang bersyukur, lidah yang berzikir dan tubuh badan yang sabar (dalam menanggung ujian Allah). Tiga perkara ini terkandung dalam doa yang diamalkan oleh Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم

Senarai kebaikan di dunia oleh ulama-ulama ini bukan hanya dilihat pada perkara-perkara lahir yang dapat dipandang mata tetapi juga perkara-perkara batin yang dapat dirasai oleh hati. Perkara-perkara itu adalah pokok-pokok kebaikan di dunia.

Pokok-pokok Kebaikan Di Dunia

Apa rasionalnya mereka mengatakan demikian? Kenapa dikatakan semua itu kebaikan di dunia? Mari kita lihat dan coba uraikan:



1. MENDAPAT TAUFIK DAN HIDAYAH ALLAH سبحانا وتعاﱃ

Orang yang mendapat taufik dan hidayah ertinya dia seorang yang dibantu oleh Allah untuk mengamalkan Islam. Islam bererti "selamat". Orang Islam kalau kekal mendapat taufik dan hidayah dari Allah, akan selamat di dunia dan akhirat.

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Sungguh beruntung orang yang beragama Islam …" (Riwayat Muslim)



2. DIBERI KEFAHAMAN DALAM AGAMA

Untuk amalkan Islam perlukan kefahaman. Siapa yang diberi kefahaman tentang Islam juga dikira telah mendapat kebaikan di dunia. Orang Islam yang tidak diberi kefahaman tentang Islam oleh Allah akan mengamalkan apa yang disangkanya dari ajaran Islam tetapi sebenarnya menyeleweng dari Islam. Hidupnya tak akan benar-benar selamat dan tak mampu menyelamatkan orang lain.

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, Dia akan menjadikannya faham dalam agama." (Riwayat Bukhari dan Muslim)



3. DAPAT BERBUAT AMALAN SOLEH

Dengan kefahaman agama yang Allah beri, seseorang itu dapat berbuat amal soleh. Ini juga merupakan kebaikan di dunia kerana hidup akan terisi perkara baik dan tidak terumbang-ambing.

Firman Allah: "… Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperolehi ‘hasanah’ (kebaikan). Dan bumi Allah itu adalah luas…" (Az-Zumar: 10)



4. MENDAPAT ILMU YANG BERMANFAAT

Ilmu yang bermanfaat adalah panduan untuk mengisi hidup dengan perkara-perkara baik dan selamat.

Sebab itu Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم berdoa: "Ya Allah ya Tuhanku, berikanlah manfaat kepadaku dari apa-apa Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkan daku apa-apa yang bermanfaat buat diriku." (Riwayat at-Tabrani)



5. MENDAPAT ISTERI/SUAMI YANG SOLEHAH/SOLEH

Kebahagiaan hidup adalah perkara yang semua orang impikan. Kebahagiaan selalunya bermula di rumah. Siapa yang mendapat pasangan hidup yang baik patut bersyukur kerana di situlah tanda kebahagiaannya. Isteri atau suami yang baik ini juga membantu seseorang mendekatkan diri kepada Allah. Itulah antara kebaikan di dunia buatnya.

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Empat dari tanda-tanda kebahagiaan seseorang: Isterinya solehah, anak-anaknya abrar (soleh), teman-temannya orang soleh dan sumber rezekinya di negerinya sendiri." (Riwayat ad-Dailami dari Ali r.a.)

Namun ada juga orang yang Allah beri kebaikan walaupun tidak mendapat pasangan hidup yang soleh atau solehah. Buat mereka Allah kurniakan pahala sabar dalam mendidik atau sabar dalam menghadapi kerenah pasangannya.





6. MENDAPAT ANAK PENYEJUK HATI

Betapa sejuknya hati kalau anak-anak taat, hormat dan tahu berbakti. Tanpa tiga perkara ini, tidak ada erti kepandaian, kedudukan dan jawatan tinggi yang dibangga-banggakan pada anak. Anak yang baik akan terus memberi manfaat setelah kematian kita. Pahala amalan baiknya hasil didikan kita terus mengalir kepada kita dan kita juga menerima kebaikan dari doa mereka.



7. MENDAPAT KAWAN-KAWAN YANG SOLIHIN

Perkara ini juga disebut dalam hadis sebagai tanda kebahagiaan. Kawan yang baik akan tegur kesalahan kita dan mengajak kita buat baik. Kawan yang soleh atau solehah ini akan bawa kita ke jalan hidup selamat. Mereka tempat berkongsi masalah dan kegagalan, bukan hanya berkongsi senang dan kejayaan.



8. KESIHATAN DAN KESEJAHTERAAN

Dengan kesihatan yang baik, banyak perkara dapat dilakukan dalam hidup ini. Orang Mukmin memanfaatkan kesihatan untuk buat sebanyak mungkin kebaikan sebelum datangnya sakit. Kesihatan juga sering dikaitkan dengan kesejahteraan hidup.

Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم memohon: "Ya Allah, ‘afiatkanlah tubuh badanku dan ‘afiatkanlah pendengaranku." (Riwayat Ibnu Syaibah)



9. PANJANG UMUR DI DALAM KETAATAN

Hampir setiap orang mahu hidup lama, kecuali orang yang putus asa dengan hidup. Paling baik kalau dapat panjang umur sambil berbuat ketaatan kepada Allah.

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Sesungguhnya sehabis-habis kebahagiaan itu ialah panjang umur di dalam mentaati Allah." (Riwayat Khotib daripada Abdullah dari bapanya)



10. MENDAPAT REZEKI YANG HALAL

Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم menekankan agar umatnya berusaha mendapatkan rezeki halal kerana ia akan memberkatkan hidup. Dalam satu hadis, baginda mengatakan bahawa mencari rezeki yang halal itu satu jihad. Malah sabdanya: "Amalan yang paling utama itu ialah mencari rezeki dari usaha yang halal." (Riwayat al-Hakim)





11. BEROLEH KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Dengan iman dan takwa, seseorang itu mulia di sisi Allah dan di sisi manusia. Siapa yang tak sukakan kemuliaan?

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Semulia-mulia manusia adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (Riwayat Bukhari dan Muslim) Baginda juga bersabda:

"Hendaklah kamu bertakwa, kerana ia merangkumi semua kebaikan." (Riwayat Abu Ya’ala)



12. BANYAK MENGINGATI ALLAH سبحانا وتعاﱃ

Nikmat paling besar yang manusia cari-cari dalam hidup ialah nikmat ketenangan. Orang Mukmin adalah orang yang hidupnya penuh ketenangan.

Firman-Nya: "Sesungguhnya dengan mengingati Allah itu hati akan menjadi tenang." (Ar-Ra’ad: 28)

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Aku berpesan kepada kamu semua supaya mengingati Allah, kerana hal itu dapat menghiburkan hati kamu dari segala kesulitan duniawi." (Riwayat ad-Dailami)



13. BERJAYA MENYUCIKAN JIWA DARI MAZMUMAH

Hidup tak akan tenang jika hati penuh hasad dengki, tamak, takut, benci, keluh-kesah dan lain-lain sifat mazmumah. Tidak hairanlah dikatakan, orang yang bersih hatinya dari sifat mazmumah ini adalah orang yang mendapat kebaikan di dunia. Bila menghadapi musibah, dia sabar dan bersangka baik dengan Allah.

Misalnya jika ada orang terganggu dengan turunnya hujan pada waktu hujan itu ‘tak diperlukan’, dia sentiasa mencari hikmah di sebaliknya. Bila dapat nikmat pula, dia bersyukur. Hatinya tak pernah keluh-kesah.

Firman Allah Taala: "Sesungguhnya berjaya dan beruntunglah orang yang menyuci (membersihkan) jiwanya." (Al-A’la: 14)



14. MATI DI DALAM KEBAIKAN (HUSNUL KHOTIMAH)

Ini merupakan penutup segala kebaikan di dunia.

Firman Allah سبحانا وتعاﱃ : "….demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertaqwa, (iaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) Salamun ‘Alaikum." (An-Nahl: 32)

Sabda Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم : "Sebaik-baik amalan itu ialah bahawa kamu berpisah dengan dunia ini sedangkan lidahmu basah berzikir kepada Allah." (Riwayat Abu Na’im)




Kebaikan di dunia itu sebenarnya milik hamba-hamba Allah yang taat – hamba yang lebih utamakan akhirat dari dunia. Dalam surah an-Nahl ayat 122 dinyatakan bahawa Allah telah mengurniakan kepada Nabi Ibrahim a.s. hasanah (kebaikan) di atas kehidupan dunia.

"Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh."

Ayat ini menjadi dalil bahawa ada kebaikan duniawi yang Allah akan beri kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Walaupun mengutamakan akhirat, Allah akan dahulukan bermacam-macam kebaikan buat mereka di dunia lagi. Dan segala kebaikan itu pula bermanfaat untuk akhirat mereka.

____________________________

Dipetik & Disunting Dari:

http://effafadzillah.blogspot.com/2008/07/apa-itu-kebaikan-dunia.html
Shared by: Bicara Hidayah
Abu Ibrahim

YANG ADA HANYA DIA

Anakku..,
bila engkau dibimbing NYA ke alam kesadaran ILAHIAH Yang Tak Terbatas.
DIA sibakkan tirai tirai penghalang di Qolbumu.

bila engkau masuk dengan sekehendak NYA.
saat DIA kuakkan hijab-hijab dirimu.

pandangan Jiwa terbuka lebar Tak berbatas
terbentangan Alam Kenikmatan Tak Berbatas Rasa.

maka terbanglah engkau sekehendak NYA.
maka berenanglah di samudera ke BERSAMAAN Tak Berbatas.

hanyut dalam susana kenikmatan Tak Terbatas.
dalam derasnya arus suasana KESADARAN JIWA Yang TAK Berbatas.

dunia yang sempit engkau tinggalkan.
alam jasad yang sumu' engkau rontakan.

terbanglah melanlang di Alam ILAHIAH Jagat Tak Berbatas.
layaknya kupu kupu terbang bebas kesana kemari.

hinggap diantara taman madu madu kenikmatan.
tanpa beban kecapaian atas diri sendiri.

Yang ADA DIA.
Yang ADA Hanya DIA.

akumu tak ada...,sirna.
akumu hancur..., fana.

dirimu tak ada...,entah dimana.
engkau hilang ..,ditelan rasa

Shumma Alfatihah....!
shumma Allahumma Sholly 'ala Sayyidina MUhammad.




Abuaisyah.03.07.10
Bekasi.

MERUTINKAN PUASA SENIN KAMIS



Bismillahirrahmannirahim,

Puasa adalah amalan yang sangat utama. Dengan puasa seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat. Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita istiqomah menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya bila menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah. Ketahuilah bahwa puasa sunnah nantinya akan menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya tidak diremehkan.


Keutamaan Orang yang Berpuasa

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim )


Dalam riwayat lain dikatakan,

“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.” (HR. Bukhari )

Dalam riwayat Ahmad dikatakan,

“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.” (HR. Ahmad)



Di antara ganjaran berpuasa sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

1. Pahala yang tak terhingga bagi orang yang berpuasa
2. Amalan puasa khusus untuk Allah
3. Sebab pahala puasa, seseorang memasuki surga
4. Dua kebahagiaan yang diraih orang yang berpuasa yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
5. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada bau minyak kasturi.


Lakukanlah Puasa dengan Ikhlas dan Sesuai Tuntunan Nabi

Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu:

1. Ikhlas karena Allah.
2. Mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).


“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".” (QS. Al Kahfi: 110)



Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”, maksudnya adalah mencocoki syariat Allah (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen). Dan “janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”, maksudnya selalu mengharap wajah Allah semata dan tidak berbuat syirik pada-Nya. Inilah dua rukun diterimanya ibadah, yaitu harus ikhlas karena Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”


“Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk [67] : 2), beliau mengatakan, “yaitu amalan yang paling ikhlas dan showab (mencocoki tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”



Dalil Anjuran Puasa Senin-Kamis

Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,

“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.”[HR. Muslim]


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.”[HR. Tirmidzi]


Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.”[HR. An Nasai dan Ibnu Majah ]


Faedah Puasa Senin-Kamis

1. Beramal pada waktu utama yaitu ketika catatan amal dihadapkan di hadapan Allah.
2. Kemaslahatan untuk badan dikarenakan ada waktu istirahat setiap pekannya.


Catatan: Puasa senin kamis dilakukan hampir sama dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Dianjurkan untuk mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Untuk masalah niat, tidak ada lafazh niat tertentu. Niat cukup dalam hati.





- Tata Cara Puasa Senin Kamis

Banyak dari kita menyangka bahwa puasa senin dan kamis harus di lakukan pada dua-duanya. sehingga ketika telah berpuasa senin dan tertinggal pada hari kamisnya, berpikiran bahwa puasanya tidak sah.

Cara puasa senin kamis adalah seperti puasa sunnah pada umumnya. dan yang perlu di ketahui adalah bahwa hari senin adalah amalan tersendiri, dan hari kamis adalah amalan tersendiri. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "(pahala) Amalan di angkat pada hari senin dan kamis, maka aku menyukai jika ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dan ketika di tanya tentang puasa senin dan kamis, Beliau juga bersabda khususnya pada hari senin :

Artinya : "Hari itu aku di lahirkan dan pada hari itu (pula) wahyu di turunkan kepadaku." (HR Muslim)

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak mensyaratkan bahwa harus di lakukan pada senin dan kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut. akan tetapi senin adalah amalan tersendiri dan kamis pun begitu, karena beliau mengatakan bahwa (pahala) amalan di angkat pada hari senin dan kamis.


- Niat Puasa Senin dan Kamis

Adapun niat adalah niat hendak puasa senin atau kamis. dan niat di lakukan sebelum fajar hari senin atau kamis. dan pada puasa sunnah di perbolehkan niat pada tengah-tengah hari. di riwayatkan dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha- berkata :

كان رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- إِذا دخل عليَّ قال : هل عندكم طعام؟ فإذا قلنا : لا ، قال : إني صائم

Artinya : "Ketika Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- masuk kepadaku dan bertanya : apakah engkau memiliki makanan? aku berkata : tidak, beliau berkata : berarti aku puasa." (HR Abu Daud)

Adapun tempatnya niat adalah di dalam hati, dan tidak ada lafadz niat puasa senin kamis yang di riwayatkan dari Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam-. dan niat dalam ibadah pada umumnya adalah dalam hati.

- Keutamaan Puasa Senin Kamis lainnya

Banyak sekali keutamaan yang terdapat dalam puasa senin dan kamis. berikut adalah beberapa keumataan yang terdapat pada puasa senin kamis, dan puasa sunnah lainnya.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya "Ar-Rayyan," yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi." (HR Bukhori dan Muslim)



Amalan yang Terbaik adalah Amalan yang Bisa Dirutinkan

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [HR. Muslim]

Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,

”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.”[HR. Muslim]


’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab,

”Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lakukan.”[HR. Muslim]


Semoga Allah memudahkan kita melakukan amalan - amalan mulia yang Allah cintai . Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Kekasih Allah , Muhammad shallahu alaihi wasalam, beserta keluarga dan para sahabat.

Aamin ya Robbal alamin .
 




Wallahu a'lam bishawab,
Muhammad Abduh Tuasikal

UJIAN KEKAYAAN

Sesungguhnya ujian itu laksana permadani yg disulam dr berbagai macam karunia Allah. Karena itu, barangsiapa yang ingin mendapatkan karuniaNYA , maka ia harus duduk di atasnya dengan SABAR dan TAWAKAL

Perlu juga diketahui bahwa ujian itu tidak semata-mata berupa "KESEDIHAN atau KESULITAN . Namun adakalanya ujian itu berupa KESENANGAN HIDUP , misalnya KEKAYAAN YANG MELIMPAH , JABATAN YANG TINGGI , DAN KEHORMATAN YANG HEBAT .

"Dan Kami akan ujikan kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan kepada Kami jua kalian kembali" QS.Al Anbiya-35.


Dalam hadits qudsi diterangkan bahwa Allah berfirman,

"Wahai Musa, tidak AKU dorong orang fakir miskin (meminta perlindungan) kepada orang-orang kaya kaya, karena gudang-gudang KU sudah sempit bagi mereka, rahmatKU sudah tidak meliputi mereka. Akan tetapi telah KUtetapkan sebagian harta yang ada pada orang-orang kaya untuk menghidupi fakir miskin. Aku ingin MENGUJI ORANG-ORANG KAYA BAGAIMANA KEGESITAN NYA DALAM MELAKSANAKAN HAK FAKIR MISKIN YANG ADA PADA MEREKA ."

"Wahai Musa, apabila mereka telah melaksanakan itu, pasti KUsempurnakan nikmatKU kepada mereka. Dan KU LIPATGANDAKAN DI DALAM DUNIA SATU KEBAIKAN MENJADI SEPULUH LIPAT KEBAIKAN.

Wahai Musa, jadilah engkau GUDANG KEKAYAAN bagi FAKIR MISKIN , BENTENG PERLINDUNGAN BAGI ORANG YANG LEMAH , HUJAN NIKMAT BAGI YANG MEMINTA PERLINDUNGAN .

Pasti AKU akan menjadi TEMAN dan KAWAN MU yang akrab dalam kesulitan, menjadi TEMAN PENGHIBURMU KETIKA ENGKAU SEDIH , dan akan MENJAGA serta MELINDUNGIMU siang maupun malam."


SUBHANALLAH .... Semoga ALLAH TA'ALA tidak menjadikan kita sebagai orang yang kufur ni'mat amin ya Robbal alamin ...



Semoga bermanfaat ....
Diambil dr Intisari Kitab al Hikam - (Ibnu Atho'ilah-Abu Fajar Al Qalami)

SIFAT-SIFAT ORANG YANG MENDAPAT KEBERKAHAN AMALAN BATIN

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:

Telah kita katakan bahwa kita mesti beribadah kepada Allah lahir dan batin. Ibadah lahir disebut syariat. Ibadah batin disebut hakikat. Orang yang sudah melaksanakan syariat akan terlihat oleh kita tandanya yaitu mengucap dua kalimah syahadah, shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al Quran, selawat, zikrullah, menutup aurat, menuntut ilmu, bersilaturrahim dan cara hidup lainnya yang diperintahkan oleh Allah SWT dengan meninggalkan (tidak melakukan) segala sesuatu yang dilarang oleh Allah.
Begitu juga orang yang melakukan ibadah batin, terlihat juga tanda-tandanya. Tanda-tanda itu tidak dapat dilihat oleh mata lahir kita, sebab tersembunyi di dalam hati.
Hal itu hanya dapat dilihat oleh orang itu sendiri dengan merasakan gerak dan arah perjalanan hati kita. Hati yang sudah melakukan ibadah berbeda dengan hati yang masih durhaka.

Untuk mengetahui perbedaan itu supaya kita dapat mengenal hati kita, apakah sudah taat atau masih durhaka, saya akan tunjukkan tanda-tanda atau sifat-sifat hati yang tinggi kedudukannya, yang dimiliki oleh orang-orang yang melakukan ibadah batin.


1. SYARIATNYA KUAT

Orang yang kuat beribadah batin pasti akan kuat pula ibadah lahirnya (syariat). Tetapi perlu diingat bahwa orang yang kuat syariat lahir saja belum tentu kuat ibadah batinnya.

Hal itu disebabkan pada diri kita, hati (jasad batin) adalah pemimpin sedangkan anggota-anggota lain (jasad lahir) sebagai pekerja. Kita makan karena hati kita menyuruh kita makan. Kaki dan tangan pun bekerja untuk mencari makanan. Kita hendak ke masjid adalah karena amalan hati kita. Kaki kita hanya menurut saja. Tetapi kalau hati tidak mau pergi walau masjid di sebelah rumah pun, kaki tidak akan melangkah pergi.

Begitu besarnya kuasa dan peranan hati dalam menentukan corak hidup kita. Sebab itu kalau hati sudah baik, taat menghambakan diri pada Allah, hati akan mengarahkan semua anggota lahir untuk tunduk menyembah kepada Allah SWT. Semua perintah Allah akan ditaati tanpa tanya jawab lagi. Semua larangan Allah akan ditinggalkan tanpa ragu-ragu.
Firman Allah : Terjemahannya : Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat." (Dan mereka berdoa), "Tuhan, kami mohon keampunanMu, dan kepadaMulah tempat kembali" (Al Baqarah : 285)

Shalat fardhunya baik, shalat sunat hajat dan lain-lain tidak ditinggalkan. Puasa sunat dianggap penting dan selalu dilakukan dengan senang hati. Membaca Al Quran, selawat, wirid, zikir, tahlil, tasbih dan tahmid dan lain-lain telah menjadi nyanyian rutin yang mengasyikkan. Berjuang untuk menyebarkan agama Allah terasa satu kewajiban yang mesti dilakukan sehingga tidak pernah jemu dan letih karena perjuangan.

Kuat berkorban harta, fikiran, waktu dan tenaga untuk membantu Islam dan umat Islam. Tidak bermewahan dengan rezeki pemberian Allah sekalipun halal dan hanya diambil sesuai keperluan saja. Kelebihannya diserahkan untuk jihad. Sebab itu rumahnya sederhana, pakaian, dan makan minum juga sederhana. Karena hatinya menyuruh tutup aurat maka ia akan melakukannya tanpa peduli apa yang dikatakan orang. Hatinya menyuruh berderma dan bersedekah maka ia akan melakukannya tanpa takut miskin dan bimbang pada hari depan. Hatinya menyuruh ia berjemaah sesama kaum muslimin maka ia pun ikut berjemaah tanpa ragu meninggalkan alam dan kawan di luar jemaah.

Karena hatinya menyuruh menghentikan pergaulan bebas maka ia akan berhenti tanpa takut kehilangan jodoh. Dan apa saja yang disuruh oleh hatinya, ia akan taat.
Hati yang taat dan takut pada Allah akan menyuruh kita mengikuti semua suruhan Allah. Tidak pernah terlintas dalam hati orang-orang soleh satu keinginan untuk durhaka pada Allah. Hatinya tidak pernah berencana untuk melakukan larangan Allah.

Sebab itu orang yang kuat ibadah batinnya, cukup kuat meninggalkan hal-hal yang haram, makruh dan syubhat. Tidak melakukan zina, tidak menipu, tidak minum arak, tidak berjudi, tidak mengambil pinjaman riba (bank) untuk membeli rumah atau mobil, tidak terlibat dengan suap, tidak berkhianat, tidak merokok, tidak mengumpat, tidak memfitnah, tidak bergaul bebas lelaki dan perempuan, tidak mubazir dan bermewah-mewah, tidak berfoya-foya, tidak terlibat dengan musik-musik haram, tidak bercintaan antara lelaki perempuan secara haram dan lain-lain.

Hati yang kuat dengan Allah akan melarang keras untuk terlibat dengan pekerjaan yang dikutuk oleh Allah. Hati yang sempurna ibadahnya akan menolak semua perkara yang dibenci Allah.
Tegasnya hanya hati kita yang bisa membetulkan diri kita dan hati juga yang bisa menjahanamkan kita. Kalau hati baik, tindakan kita akan baik. Dan kalau hati jahat, tindakan kita akan jahat juga.
Konsep 'hati baik' itu pun jangan disalah artikan. Jangan kita katakan, ''Tidak shalat pun tidak apa-apa, asalkan hati kita baik. Tidak menutup aurat pun tak apa, asal hati kita baik.''

Kalau kita katakan begitu, maka kita telah membuat dua kejahatan. Pertama kita telah berani membantah suruhan Allah karena shalat dan tutup aurat itu suruhan Allah. Kedua, kita menganggap hati kita baik, padahal hati kita masih durhaka pada Allah.

Hati yang tidak mau shalat atau tutup aurat itu adalah hati yang durhaka pada Allah. Hati yang baik adalah hati yang taat dan takut pada Allah. Bila hati taat maka kita akan mentaati seluruh perintah Allah. Bila hati kita baik kita akan kuat bersyariat.


2. MENDAPAT KEJERNIHAN ATAU KERINGANAN BATIN

Apabila seseorang hamba itu sudah mendapat kerohanian yang tinggi, hatinya (batinnya) akan menjadi suci dan ringan. Allah SWT berfirman :
Terjemahannya : Yaitu mereka yang memenuhi janji Allah dan tidak pula merusakkan perjanjian.(Ar Raad : 20)

Terjemahannya : Dan mereka menghubungi apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (silaturrahim) dan mereka takut pada Tuhan mereka dan takut pada hisab yang buruk. (Ar Raad : 21)

Terjemahannya : Dan mereka juga bersabar dalam mencari keredhaan Tuhannya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan pada mereka secara sembunyi atau secara terang-terangan. Dan mereka menutupi kejahatan dengan kebaikan. Mereka itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).(Ar Raad : 22)

Terjemahannya : (Yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang soleh di kalangan bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk menemui mereka di semua pintu masuk. (Ar Raad: 23)

Terjemahannya : (Sambil mengucapkan) "Salam sejahtera karena kesabaran kamu", maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Ar Raad : 24)

Apabila ruh sudah suci dan ringan maka hati terasa ringan untuk mentaati Allah. Nafsu kita akan berubah dari nafsu yang rendah kepada nafsu mutmainnah. Di waktu itu kita akan senantiasa merasa kita adalah hamba Allah, ingin hidup sebagai hamba dan rela menerima apa saja qada dan qadar Allah tanpa mempertanyakan lagi atau resah gelisah.


Untuk lebih jelas akan saya paparkan sifat-sifat hati yang saya maksudkan:

1. Rasa malu kepada Allah karena senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT.

2. Rasa takut dan hebat pada Allah karena terasa diri selalu berada dalam kuasa Allah, sehingga Allah bisa berbuat apa saja seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain.

3. Selalu merasa berdosa pada Allah, bukan hanya di depan manusia karena ada kesalahan tersembunyi yang tidak dapat diketahui seperti dosa-dosa hati. Sebab itu dia selalu menangis seorang diri, bukan di depan orang, karena takut dosanya tidak terampuni.

4. Tidak menunda-nunda urusan dengan Allah karena hati selalu merasa kedatangan maut itu bisa terjadi kapan saja.

5. Setiap kali membuat kesalahan yang kecil hatinya merasa takut dan terhina di depan Allah, sehingga cepat-cepat meminta ampun kepada Allah SWT.

6. Setiap kali selesai beramal, hati merasa itu adalah karunia Allah, bukan kemampuan dirinya. Dia tidak merasa bangga karena merasa amalannya tidak sempurna. Karena itu ia mengharapkan belas kasihan dari Allah agar menerima amalannya.

7. Kalau Allah menentukan satu peristiwa terjadi pada dirinya, hatinya akan redha dengan apa yang terjadi tanpa kesal dan keluh-kesah. Dia sadar dirinya yang rendah layak menerima apa pun takdir Allah.

8. Setiap kali melihat pemandangan alam yang indah, hati segera merasakan kebesaran Allah.

9. Kalau dia mendapat kejayaan atau nikmat, hatinya segera merasakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah bukan kemampuan sendiri. Karena itu dia merasa takut pada Allah, karena menyalahgunakan atau kurang mensyukuri nikmat yang diperoleh.

10. Kalau dia menderita kemiskinan atau tidak memperoleh nikmat, hatinya terasa tentram karena dia merasa bebas dari tanggungjawab untuk menjaga amanah Allah.

11. Kalau mendapat musibah seperti sakit, hati bisa merasa tenang karena merasakan bahwa bencana (musibah) adalah kifaraf (balasan) dosanya. Dia merasa lebih baik dihukum di dunia daripada dihukum di akhirat. Penderitaan di dunia adalah pengampunan dosa di akhirat.

12. Bila mendapat pujian, hati merasa tidak senang sebab pujian itu tidak layak baginya dan bisa merusak rasa kehambaannya.

13. Kalau dikeji atau dihina orang, hatinya merasa kasihan pada orang yang menghinanya dan segera memaafkan orang itu tanpa diminta. Dia merasa bahwa dosanya telah menyebabkan dia dihukum seperti itu. Kalau tidak begitu dia tidak akan mendapat pahala dari penghinaan itu. Sebab itu dia tidak berniat sama sekali untuk membalas perbuatan orang itu.

14. Dia selalu berlapang dada berhadapan dengan aneka ragam manusia dan kesusahan yang manusia timpakan ke atasnya.

15. Dia tidak bangga dengan nikmat, tidak gelisah dengan musibah, tidak merasa tenang dengan pujian dan tidak menderita dengan cacian. Hatinya selalu merasa sebagai hamba yang serba kekurangan dan sangat memerlukan Allah SWT dalam setiap keadaan.

16. Kalau dia melihat atau mengetahui orang membuat maksiat, dia bersyukur pada Allah karena dirinya selamat dari maksiat. Sebab itu dia tidak menghina orang itu bahkan dia merasa kasihan, ingin menolong dengan memberi nasihat. Bahkan dia tidak menaruh sangka jahat pada orang itu. Dia menganggap kesalahan itu adalah karena tidak tahu, lupa ataupun tidak sengaja.

17. Ketika berhadapan dengan orang yang memarahinya, dia tidak ikut marah dan tidak melawan berdebat sekalipun dia benar.

18. Bila berhadapan dengan kepandaian orang lain, dia akan menerima ilmu atau kebenaran sekalipun dari seorang kanak-kanak. Kalau bermuzakarah dia tidak memperlihatkan bahwa dirinya pandai sehingga tidak merasa bangga diri Kalau ada yang memuji orang lain di hadapannya dia tidak sakit hati sebab dia faham bahwa kuasa hak Allah yang melebihkan dan mengurangkan nikmat pada hamba-hamba-Nya.

19. Kalau ada orang lain menyelesaikan kerjanya, dia tidak menggerutu sebab dia merasa dia dibantu.

20. Kalau dia digemari oleh banyak orang, dia tidak merasa bangga sebaliknya dia bimbang kalau hal itu membuat dirinya riya'.

21. Dia tidak makan seorang diri. Kalau memberi bantuan pada seseorang, tidak di hadapan orang lain.

22. Beramal dan betul-betul beribadah karena Allah bukan lagi karena Syurga atau Neraka.






Semoga bermanfaat dan barokah.....


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

INDAH DAN UTAMANYA BERAMAL SHALEH SELAGI MUDA

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma'in. Waktu muda, kata sebagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang. Sebagian mereka mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.” Inilah guyonan sebagian pemuda. Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga[?] Sungguh hal ini dapat kita katakan sangatlah mustahil. Untuk masuk surga pastilah ada sebab dan tidak mungkin hanya dengan foya-foya seperti itu. Semoga melalui risalah ini dapat membuat para pemuda sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya. Hanya pada Allah-lah tempat kami bersandar dan berserah diri.


Wahai Pemuda, Hidup Di Dunia Hanyalah Sementara

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menasehati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, 294). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundaknya lalu bersabda,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ , أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416)
Lihatlah nasehat yang sangat bagus sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang masih berusia belia. Ath Thibiy mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al ghorib) yang tidak memiliki tempat berbaring dan tempat tinggal. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan lebih lagi yaitu memisalkan dengan pengembara. Orang asing dapat tinggal di negeri asing. Hal ini berbeda dengan seorang pengembara yang bermaksud menuju negeri yang jauh, di kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, dia akan melewati padang pasir yang menyengsarakan dan juga terdapat perampok. Orang seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar sekali, sekejap mata.” (Dinukil dari Fathul Bariy, 18/224)

Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah dunia dan negeri tujuannya adalah akhirat. Jadi, hadits ini mengingatkan kita dengan kematian sehingga kita jangan berpanjang angan-angan. Hadits ini juga mengingatkan kita supaya mempersiapkan diri untuk negeri akhirat dengan amal sholeh. (Lihat Fathul Qowil Matin)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)

‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu juga memberi petuah kepada kita,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ

“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)

Manfaatkanlah Waktu Muda, Sebelum Datang Waktu Tuamu

Lakukanlah lima hal sebelum terwujud lima hal yang lain. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :

[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)


Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.” Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: “Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.” Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: “Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.” Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: ”Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.” Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.”

Al Munawi mengatakan,
فَهِذِهِ الخَمْسَةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلاَّ بَعْدَ زَوَالِهَا

“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)

Benarlah kata Al Munawi. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia.


Orang yang Beramal Di Waktu Muda Akan Bermanfaat Untuk Waktu Tuanya

Dalam surat At Tiin, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi ‘Ulul Azmi yaitu [1] Baitul Maqdis yang terdapat buah tin dan zaitun –tempat diutusnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam-, [2] Bukit Sinai yaitu tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa ‘alaihis salam, [3] Negeri Mekah yang aman, tempat diutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, Allah Ta’ala pun berfirman,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin [95] : 4-6)

Maksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” ada empat pendapat. Di antara pendapat tersebut adalah “Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya sebagaimana di waktu muda yaitu masa kuat dan semangat untuk beramal.” Pendapat ini dipilh oleh ‘Ikrimah. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. Menurut Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Ibrahim dan Qotadah, juga Adh Dhohak, yang dimaksudkan dengan bagian ayat ini adalah “dikembalikan ke masa tua renta setelah berada di usia muda, atau dikembalikan di masa-masa tidak semangat untuk beramal setelah sebelumnya berada di masa semangat untuk beramal”. Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda.

An Nakho’i mengatakan, “Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka akan dicatat untuknya pahala sebagaimana amal yang dulu dilakukan pada saat muda. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah (yang artinya): bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

Ibnu Qutaibah mengatakan, “Makna firman Allah (yang artinya), “Kecuali orang-orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka, walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak akan berhenti untuk beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.” (Lihat Zaadul Maysir, 9/172-174)


Begitu juga kita dapat melihat pada surat Ar Ruum ayat 54.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفاً وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ


“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar Ruum: 54)
Ibnu Katsir mengatakan, “(Dalam ayat ini), Allah Ta’ala menceritakan mengenai fase kehidupan, tahap demi tahap. Awalnya adalah dari tanah, lalu berpindah ke fase nutfah, beralih ke fase ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ke fase mudh-goh (segumpal daging), lalu berubah menjadi tulang yang dibalut daging. Setelah itu ditiupkanlah ruh, kemudian dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil dan tidak begitu kuat. Kemudian si mungil tadi berkembang perlahan-lahan hingga menjadi seorang bocah kecil. Lalu berkembang lagi menjadi seorang pemuda, remaja. Inilah fase kekuatan setelah sebelumnya berada dalam keadaan lemah. Lalu setelah itu, dia menginjak fase dewasa (usia 30-50 tahun). Setelah itu dia akan melewati fase usia senja, dalam keadaan penuh uban. Inilah fase lemah setelah sebelumnya berada pada fase kuat. Pada fase inilah berkurangnya semangat dan kekuatan. Juga pada fase ini berkurang sifat lahiriyah maupun batin. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban”.” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim pada surat Ar Ruum ayat 54)

Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan.

Jika engkau masih berada di usia muda, maka janganlah katakan: jika berusia tua, baru aku akan beramal.


Daud Ath Tho’i mengatakan, "Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Tetapi ingat, kematian itu datangnya tiba-tiba". (Kam Madho Min ‘Umrika?, Syaikh Abdurrahman As Suhaim)

Semoga maksud kami dalam tulisan ini sama dengan perkataan Nabi Syu’aib,
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Hud [11] : 88)

Semoga Allah memperbaiki keadaan segenap pemuda yang membaca risalah ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam.

***



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Kerinduan akan Surga



 

Dalam sebuah perjalanan menyusuri pesisir Banten, seorang hamba berteduh sebentar di sebuah masjid tua yang terlihat indah dari kejauhan. Saat itu waktu dhuhur telah lama berlalu dan waktu ashar masih sepantaran dikejauhan untuk ditunaikan. Masjid terlihat sepi dari pengunjung tanpa ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Ketika hamba itu mendekat, terdengar lantunan ayat-ayat suci yang menggetarkan jiwa. Ayat-ayat surah An Najm diatas dilantunkan dengan begitu indah dari sebuah suara di dalam masjid. Hamba itu mendekat dengan perlahan tanpa ingin membuat sang pemilik suara terusik dengan kedatangannya. Terlihat dari sebuah jendela masjid berjeruji kuno, seorang pemuda dengan wajah yang begitu teduh. Jauh dari kesan lusuh. Sejenak ia terhenti dengan qira’ah Quran-nya yang melantun begitu indah. Terusik dengan kedatangan hamba itu. Ia tersenyum dan menyapa dengan salam seraya berucap, “Tempat wudhu pria ada di sebelah sana, Pak dan kamar mandi ada di belakang masjid.” Sambil menunjukkan arah dengan tangannya yang terbuka penuh keramahan.

Sekembalinya dari tempat wudhu, hamba itu melihatnya telah selesai melantunkan ayat-ayat yang begitu indah tadi. Saat ini ia telah berganti peran. Dengan sebuah sapu yang sederhana, ia menggerakkannya kesana kemari untuk membersihkan lantai beranda masjid yang tidak terkesan kotor. Ia kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Hamba itu bertanya kepadanya untuk menghilangkan rasa penasaran yang ada di pikiran, apa yang menyebabkannya memilih ayat-ayat surah An Najm diatas sebagai Qira’ah Quran-nya ditengah siang itu.

Sepenggal ayat-ayat suci yang bercerita tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Hamba itu menduga, hal itu ia lakukan karena beberapa hari lagi orang-orang akan memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang di negara ini menjadi hari libur nasional dan memperingatinya menjadi sebuah ritual tahunan yang selalu dilakukan. Bisa jadi masjid ini juga akan melakukannya, dan pemuda tadi sengaja menghapalnya untuk melantunkannya pada malam peringatan Isra’ dan Mi’raj nanti.

Ketika hamba itu bertanya, pemuda itu sedikit kaget dan berusaha untuk tersenyum sembari berkata, “Saya hanya seorang marbot (penjaga masjid), Pak! Saya bukanlah Qari (pelantun ayat-ayat al Quran). Tugas saya hanya membersihkan masjid dan menjaganya dari gangguan anak-anak yang suka bermain disini. Saya suka akan ayat-ayat Surah An Najm, karena ada kisah yang teramat indah disana.”

Ia untuk kemudian terdiam sembari memandang ke dalam masjid. Terlihat matanya berkaca-kaca. Lama keheningan itu berlalu dan hamba itu mencoba untuk sabar menanti kisahnya. “Saya selalu merindukan surga dan pertemuan dengan Allah kelak, Pak! Saya amat yakin bahwa surga itu telah ada jauh sebelum bumi ini diciptakan.

“Setiap kali saya membaca-nya, keyakinan itu bertambah kuat dan kerinduan saya kepada NYA semakin dalam. Saya memilih pekerjaan ini karena saya melihat diluar sana penuh dengan hiruk pikuk kehidupan yang melalaikan. Saya tidak akan kuat menghadapinya. Disini saya dapat merindukan surga dan pertemuan dengan Allah setiap saat dan jika kerinduan itu memuncak, saya membaca surah An Najm ini sebagai pengobat rindu saya.”

Sungguh sebuah jawaban yang begitu indah dan tulus yang memaksa keadaan itu berbalik. Kini hamba itu tidak kuasa menahan air mata nya yang menggenang dan mencari jalan keluar untuk membasahi wajahnya. Anak muda tadi terlihat tegar dan kembali tersenyum. Tanpa menunggu lama, ia kembali menganyunkan tongkat sapunya untuk membersihkan lantai yang belum sempat ia bersihkan.

Lama hamba itu terdiam. Disebuah desa yang jauh dari peradaban, disebuah dusun kecil pesisir pantai yang selalu terdengar derai ombak nya, Allah telah mempertemukan hamba itu dengan seorang hamba pilihan-Nya yang penuh dengan keshalihan. Memilih untuk menjauh dari hiruk pikuk dunia demi mengharap surga yang kekal nan abadi dan pertemuan yang agung kelak dengan-Nya.

Hamba itu berkata dalam hatinya, “Maha suci Engkau ya Allah yang telah memberi pelajaran bagi hamba Mu ini. Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku hidayah agar selalu merindukan surga-Mu dan lindungi aku dari hiruk pikuk dunia ini yang dapat menghalangiku dari bersimpuh dihadapan-Mu kelak dalam keadaan Engkau ridha kepadaku ..


Yang fakir kepada ampunan Rabb-nya Yang Maha Berkuasa ,