Kamis, 06 Mei 2010

MARI SAMA-SAMA BELAJAR, MENJADI SEUTAMA-UTAMA MANUSIA...


Ketika menjelaskan tentang Seutama-utama Manusia, Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan di dalam kitab Madaarijus Saalikin:

Sesungguhnya ibadah yang paling utama adalah beramal untuk mencari keridhaan Allah di setiap waktu sesuai dengan tuntutan waktu dan kondisinya. Dengan perincian sebagai berikut:

1. Ibadah yang paling utama saat berjihad adalah jihad itu sendiri, meskipun harus meninggalkan beberapa wirid-wirid yang sunnah hukumnya.

2. Tatkala datang tamu, maka ibadah yang paling utama adalah menunaikan hak tamu dan melayaninya, meskipun dia (harus) meninggalkan dzikir-dzikir sunnah. Demikian pula menunaikan hak istri dan keluarga.

3. Ibadah yang paling utama di saat-saat terakhir pada malam hari (sepertiga malam terakhir sampai dengan menjelang waktu shubuh) adalah sibuk dengan shalat, membaca Al-Qur'an, berdo'a, dzikir dan istighfar.


4. Ibadah paling utama saat dimintai bimbingan atau mengajari orang yang belum tahu adalah mengajari dan menyibukkan diri dengannya.

5. Ibadah yang paling utama saat shalat lima waktu adalah bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya sesempurna mungkin dan bersegera melakukannya di awal waktunya dengan berangkat ke masjid, meskipun jaraknya jauh, itu lebih utama.

6. Ibadah yang paling utama manakala bertemu dengan orang yang sangat membutuhkan pertolongan baik tenaga atau harta adalah menolongnya dan lebih mendahulukan kebutuhannya dari apa yang disukai.

7. Ibadah yang paling utama ketika membaca Al-Qur'an adalah membulatkan hatimu dan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya hingga seakan-akan Allah berbicara langsung kepadamu. Maka memfokuskan hatimu untuk memahami dan menghayatinya dan bertekad untuk menunaikan perintah yang ada di dalamnya adalah lebih agung dibandingkan tatkala mencurahkan perhatian secara penuh tatkala membaca surat dari raja.

8. Ibadah yang paling utama saat melaksanakan wukuf di Arafah adalah bersungguh-sungguh dalam berdo'a dan dzikir selain shaum yang dapat melemahkan aktivitas tersebut.

9. Ibadah yang paling utama tatkala sepuluh hari Dzulhijjah adalah memperbanyak ibadah, khususnya takbir, tahlil dan tahmid. Ini lebih utama dibandingkan dengan jihad tatkala tidak menjadi fardhu 'ain atasnya.

10. Ibadah yang paling utama pada saat sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah berdiam di masjid dan i'tikaf di dalamnya dengan meninggalkan segala kesibukan di tengah manusia. Bahkan hal ini lebih utama dibandingkan dengan mengajarkan ilmu dan Al-Qur'an kepada manusia menurut sebagian ulama.

11. Ibadah yang paling utama tatkala mendapatkan saudaramu muslim sakit atau meninggal adalah mengunjunginya, mengurusi jenazahnya, dan lebih mendahulukannya daripada engkau berkhalwat (berdzikir menyendiri).

12. Ibadah yang paling utama ketika ditimpa musibah atau mendapat gangguan dari manusia adalah bersabar dan tidak menjauh dari mereka. Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada mukmin yang tidak bergaul dengan manusia agar manusia tidak mengganggunya. Yang paling utama adalah bergaul dengan mereka dalam kebajikan dan yang demikian itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam kebajikan. Meninggalkan mereka dalam kejahatan lebih baik daripada bergaul dengan mereka dalam kejahatan. Namun apabila dipastikan (ada keyakinan) dengan bergaul bersama mereka dalam kejahatan bisa menghilangkan kejahatan mereka atau meredamnya, maka bergaul dengan mereka dalam kejahatan lebih baik daripada meninggalkannya.

Ibadah yang paling utama di setiap waktu dan kondisi adalah mengutamakan keridhaan Allah saat itu dan melaksanakan kewajiban berdasarkan tuntutan waktu dan kondisi ketika itu. Mereka itulah ahli ibadah mutlak. Mereka beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan cara yang paling utama.


Abu Muhammad Herman
(Yang sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Allah Ta'ala)

(Dikutip dari buku "Menjadi Kekasih Allah", penerbit At-Tibyan, Solo)



Abu Muhammad Herman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar