Sabtu, 27 Juli 2013

:: SUBHANALLAH, RAHASIA KASIH SAYANG ALLAH DIBALIK : " PUASA ITU UNTUK KU "



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Setiap amalan anak adam, pahalanya akan digandakan sepuluh kali ganda sehinggalah tujuh ratus kali ganda. Allah berkata: Kecuali puasa. Sesungguhnya ia milik Aku. Aku lah yang akan memberikan ganjaran pahalanya. Orang yang berpuasa itu telah meninggalkan nafsu syahwat dan makan minum karena Aku. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan: Kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi daripada wangian kasturi. [Sahih Muslim, Kitab Puasa, Bab Fadhilat Puasa, hadis no:1952]

Kenapakah Allah membedakan antara puasa dan ibadah yang lain?

** Puasa itu Sabar

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [az-Zumar 39:10]

sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
Seorang lelaki daripada Bani Sulaim berkata: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengira-ngira dengan tangannya; Tasbih (Subhanallah) itu separuh daripada timbangan mizan, Alhamdulillah pula memenuhi timbangan itu, Takbir (Allahuakbar) pula mengisi apa yang ada antara langit dan bumi. Puasa itu separuh daripada kesabaran. Bersuci itu separuh keimanan. [Sunan at-Tirmizi, Kitab ad-Daawat (Doa), hadis no: 3465, hadis hasan]

Al-Imam Ibn Rajab al-Hanbali menguraikan dalam Lathoif al-Maarif:
Amalan puasa terkecuali daripada amal-amal yang dilipat gandakan. Kesemua amalan yang lain digandakan pahalanya sepuluh kali ganda sehingga tujuh ratus kali ganda kecuali puasa. Sesungguhnya pahala puasa tidaklah dibataskan gandaan pahalanya, bahkan Allah akan menggandakan pahalanya dengan gandaan yang banyak tanpa ada batasan.

Kata Al-Imam Ibn Rajab lagi:

Sabar itu ada tiga jenis: (Pertama) Sabar dalam mentaati Allah. (Kedua) Sabar daripada melakukan perkara yang Allah haramkan. (Ketiga) Sabar atas segala musibah yang mendatang. Ketiga-tiga jenis sabar ini berkumpul dalam ibadah puasa. Dalam ibadah puasa terdapat kesabaran dalam mentaati Allah, sabar dalam menghadapi perkara yang Allah haramkan ke atas orang berpuasa daripada nafsu syahwatnya, dan bersabar atas apa yang akan menimpa seseorang yang berpuasa seperti kelaparan, dahaga, lemahnya tubuh badan. Semua penderitaan ini yang berpunca daripada ketaatan kepada Allah akan membuahkan pahala kepada pelakunya.

Gandaan pahala puasa tanpa batas di atas hakikatnya umum untuk semua jenis puasa tidak hanya dalam bulan Ramadhan atau pun luar Ramadhan.

Al-Imam Ibn Rajab menukilkan beberapa kalam ilmuan Islam dalam hal ini:
Abu Bakar bin Abi Maryam meriwayatkan daripada guru-gurunya bahwa mereka pernah berkata: Apabila masuknya bulan Ramadhan, bergembiralah dengan bersedekah. Sesungguhnya sedekah pada bulan Ramadhan itu digandakan pahalanya seperti pahala yang orang di jalan Allah. Tasbih dalam bulan Ramadhan lebih afdhal daripada seribu kali tasbih di tempat lain.

Imam an-Nakhai pula berkata: Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih baik daripada puasa seribu hari. Bertasbih dalam bulan Ramadhan lebih baik sebanyak seribu kali bacaan tasbih. Satu rakaat solat dalam Ramadhan lebih baik daripada seribu rakaat di luar sana. Ibadah puasa itu sendiri secara zatnya menggandakan puasa pelakunya berbanding amal-amal yang lain. Berpuasa di bulan Ramadhan lebih afdhal daripada segala jenis puasa. Ini karena kemuliaan bulan Ramadhan dan kemuliaan puasa yang Allah wajibkan atas hamba-hambanya..

** Puasa Ibadah Rahasia Seorang Hamba dan Tuhan

Puasa itu adalah rahasia antara seorang hamba dengan tuhannya. Tiada seorang pun tahu yang dia berpuasa atau tidak karena ia bergantung kepada niat hatinya. Tiada yang mengetahui kecuali Allah. Seorang hamba itu (apabila berpuasa) dia meninggalkan kehendak nafsu syahwatnya yang mana kebiasaannya dia secara sembunyi-sembunyi melakukannya.

Sesungguhnya sesiapa yang meninggalkan kehendak nafsunya karena Allah, bukan karena yang lain. melainkan karena suruhan dan larangan Allah. Ia menunjukkan betapa murninya keimanan dia dan " Allah CINTA kepada hamba-hambaNya yang bergaul denganNya secara RAHASIA antara mereka dan Allah.

Orang yang mencintai Allah suka agar hubungan cintanya berlaku secara rahasia antara mereka dengan yang mana tiada seorang pun yang mengetahui tentang hubungan mereka. Sehingga sebahagian mereka suka jika ibadah mereka tidak diketahui oleh malaikat yang mencatat amalnya..

** Pahala Puasa Tidak Terhapus Sebagai Kafarah Dosa

Al-Imam Ibn Rajab berkata:
Pengecualian puasa daripada ibadah-ibadah lain adalah berbalik kepada persoalan kafarah kepada dosa-dosa yang dilakukan.

Imam al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra menjelaskan ulasan Al-Imam Sufyan bin Uyainah kepada hadis di atas:

Seorang lelaki telah bertanya kepada al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah:

Wahai Abu Muhammad! Terangkan kepada aku tentang hadis nabi sallallahu ‘alaihi wasallam daripada Allah: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya ia milik aku dan akulah yang akan membalasnya.

Al-Imam Ibn ‘Uyainah menjawab: Ini merupakan hadis yang paling pemurah isi kandungannya. Apabila berlakunya hari kiamat, Allah akan menghisab amalan hambanya. Kezaliman akan dihukum dengan semua amalan pelakunya dijadikan kafarah kepada dosa kezaliman tersebut tanpa tinggal sedikit pun kecuali puasa. Lalu Allah menjadikan pahala puasa untuk memperbaiki kezaliman tersebut. Lalu pelaku kezaliman itu dimasukkan ke dalam syurga karena pahala puasa tadi.

Imam Ibn Rajab lalu menyimpulkan:

Sesungguhnya puasa adalah milik Allah. Dan pahala puasa itu akan kekal bersama pemiliknya..



Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar ..



Wallahu a'lam bishawab

Semoga Allah senantiasa membimbing kita , menerima amal ibadah kita dan menyampaikan kita pada ampunan, rahmat dan kasih sayang serta Cinta Nya. اَمِيـْنْ يَـارَبَّ الْعَـالَمِيْــ


Sumber:
Lathoif al-Maarif oleh Al-Imam Ibn Rajab al-Hanbali (Maktabah Syamilah)

Jumat, 19 Juli 2013

:: MAKNA DOA KESEMPURNAAN CAHAYA



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

"Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Tahrîm: 8).

Keterangan : 

Kelak pada hari pertanggungjawaban , ketika berjalan di titian, setiap muslim akan berjalan sesuai dengan cahaya nya masing-masing (keimanan masing-masing), ada yang terang dan mudah, ada yang tertatih jatuh kemudian bangun (ini adalah gol munafik) yang tertinggal dan ada yang tak mampu menyelamatkan diri. (lihat artikel Kehidupan Setelah Kematian)


 

Dalam Al Quran Allah Ta'ala berfirman : 

" Pada hari engkau melihat orang-orang mukmin laki laki dan perempuan cahaya mereka bersinar dihadapan mereka dan dikanan mereka (dikatakan kepada mereka ) kabar gembira bagimu hari ini surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai, kekal didalamnya. Demikianlah kemenangan yang besar"

"Pada hari orang orang munafik laki laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman "tunggulah kami supaya kami dapat mengambil cahayamu" . Dikatakan.kepada mereka "kembalilah kamu ke belakang, maka carilah olehmu cahaya itu". .Maka dijadikanlah diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Disebelah dalamnya ada rahmat dan diluarnya terdapat azab".

"Mereka orang orang munafik menyeru kepada orang orang mukmin "bukankah kami dahulu bersama-sama denganmu? " Orang orang mukmin berkata : Benar. Tetapi engkau mencelakakan dirimu dan menunggu nunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan angan (dunia) sehingga datang ketetapan Allah dan kamu ditipu oleh penipu terhadap Allah
Maka pada hari ini tiada diterima tebusan dari kamu dan tiada pula dari orang orang kafir. Tempat kamu adalah dineraka. Ia adalah tempat berlindungmu dan itulah seburuk buruk tempat kembali". (QS Al Hadiid : 12-15)

Wallahu a'lam bishawab
****************

Ya Allah, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkan kami dan sampaikanlah kami pada rahmat dan surga Mu, Sungguh Engkau Maha berkuasa atas segala sesuatu wahai Dzat yang Maha Pengasih. Aamiin ya Robbal alamin.

:: HATI YANG KERAS AKAN JAUH DARI ALLAH



Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
 

“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)

Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras. Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan.

Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.

Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.

Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.

Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.

Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.

Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil).

Jika Allah subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.

Qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.

(Diterjemahkan dan diringkas dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim rahimahullah hal 111-112)



Wallahu a'lam bishawab
Barakallahufikum

:: PERSIAPAN MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Diantara persiapan menyambut Ramadhan adalah :

1. Memperbanyak do'a agar Allah mengaruniakan umur kepada kita sehingga kita dapat bertemu dengan Ramadhan yang akan tiba beberapa hari lagi

2. Bertaubat kepada Allah, dengan bertaubat maka diharapkan akan berguguran dosa-dosa kita di masa lalu dan Allah akan mudahkan kita dalam beramal di bulan penuh rahmat ini

3. Mencari ilmu tentang Ramadhan dan segala amalan sholih yang dapat dilakukan dan mendatangkan pahala yang besar selama bulan Ramadhan

4. Memperbanyak ibadah sebagai sarana 'pemanasan' menghadapi Ramadhan agar di bulan Ramadhan tubuh kita terbiasa dengan amalan yang banyak

5. Membuat agenda amal sholeh dan memasang target amalan yang akan dilakukan selama bulan Ramadhan.
Contoh: target dapat membaca Al Qur'an dengan lancar, menghafal surat-surat pendek dari juz 'amma, banyak bersedekah kepada faqir miskin sebanyak jumlah tertentu setiap harinya dll

6. Menyambut Ramadhan dengan gembira dan disunnahkan untuk saling mengucapkan selamat menjalani Ramadhan dan menyampaikan berita gembira akan datangnya Ramadhan kepada sesama muslim

7. Berdoa agar diberi semangat/gairah yang tinggi, kemampuan , kesehatan dan kelapangan oleh Allah dalam memaksimalkan diri menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Karena Allah jualah yang memberikan kemampuan serta pertolongan kepada hamba-hamba Nya yang ingin mendekat kepada Nya.

8. Membersihkan hati.

9. Menanamkan perasaan pada diri: bisa jadi ini adalah Ramadhan saya yan terakhir, sehingga kita akan berusaha semaksimal mungkin dalam menjalani setiap amal sholih didalamnya

Ataakum Ramadhan, syahrul Mubarok
(telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan)

والله أعلم بالصواب

Semoga bermanfaat , dan Allah Ta'ala menyampaikan kita pada rahmat serta Karunia Nya. Aamiin .

 

Ust. Muhammad Nuzul Dzikri

:: KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN


Bismillāhir-rahmānir-rahīm.
Ássalamu álaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puasa diwajibkan atas umatNya sebagai amalan Taqwa. FirmanNya;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah 183)

Dalam Hadits Qudsiy berikut ini:“Semua amal anak Adam untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya.”Hadits ini menunjukkan keutamaan puasa di banding amalan yang lain dan besarnya pahala yang akan Allah berikan kepada orang yang berpuasa, karena Dia yang akan membalasnya. Masya Allah.

◆ KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN ◆

Keutamaan Puasa di Bulan Ramadlan dan di Luar Bulan Ramadlan sangat banyak dan diantaranya adalah:

1.● Diampuni dosa-dosanya yg terdahulu.

Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)

Dari Abu hurairoh r.a Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: ”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala keridhoan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yg terdahulu." (HR. Bukhari No.38)

2.● Puasa adalah Perisai dari Api Neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’)

3.● Amalan Puasa memberi Syafaat Pada Hari Kiamat

Rasulullah bersabda : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan ‘Wahai Rabbku, aku menahannya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah ia syafaat karenaku.’ Al-Qur’an pun berkata, ‘Aku menahannya dari tidur malam hari maka berilah syafaat karenanya.” Rasulullah bersabda, “Maka keduanya akan memberikan syafaat.” (HR. Ahmad No.6626, dishahihkan al-Albani)

4.● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba yg berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh 70 musim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5.● Orang Berpuasa Akan Mendapat pintu surga Ar-Rayyan.

Sahl bin Sa’d r.a berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang di sebut dengan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasuki pintu tersebut pada hari kiamat, tidak ada selain mereka yang akan memasukinya. Jika orang terakhir yg berpuasa telah masuk ke dalam pintu tersebut maka pintu tersebut akan tertutup. Barang siapa yang masuk, maka ia akan minum dan barang siapa yang minum maka ia tidak akan haus untuk selamanya.” (HR. Bukhari No.1896 dan Muslim).

6.● Pahala puasa akan dilipat gandakan.

Rasulullah saw bersabda : ”Semua amalan anak Adam untuknya dilipat gandakan setiap satu kebaikan (dianggap) 10 kali kebaikan tersebut dan dilipat gandakan menjadi 700 kali. Allah berfirman : Kecuali puasa, karena amalan itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. (disebabkan) meninggalkan sahwatnya dan makanannya demi Aku.” (HR Muslim).

7● Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR. Bukhari)

8.● Meraih 2 Kebahagiaan bagi Orang yg Berpuasa.

Rasulullah saw bersabda : ”Untuk orang yg berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan kebahagiaan saat berbuka puasa dan kebahagiaan saat menemui Tuhannya.” (Muttafaq ‘Alaihi).

9.● Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Tirmidzi)

10.● Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup. (HR. Muslim)

Maroji’: Shifat Shaum Nabi fi Ramadhan, Syaikh Salim Al Hilali & Syaikh Ali Hasan Al Halabi dan berbagai sumber.
●▬▬▬▬▬▬▬▬▬◆▬▬▬▬▬▬▬▬▬●

Marhaban ya Ramadhan ..
Semoga Allah menjadikan kita insan-insan yang bertakwa. Aamiin.

:: MUTIARA KHUTBAH RASULULLAH SAAT MENYAMBUT BULAN SUCI




Mutiara Hikmah Khutbah Nabi Muhammad Saw Dalam Menyambut Bulan Suci

====================================

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum wr wb
Sahabatku rahimakumullah,
Dalam Kitab “Minhaj Al-Balaghah” diriwayatkan dari Imam Ali Bin Abi Thalib kw, hadits yang panjang tentang “Khutbah Nabi Muhammad SAW menyambut bulan Ramadhan”. Seperti biasa, khutbah Nabi Saw itu sangat penuh makna dan menyentuh hati. Di tengah-tengah khutbahnya, Nabi Saw melayani pertanyaan para sahabatnya.

Rasul Saw memulai Khutbah beliau dengan mengingatkan akan kedatangan bulan istimewa, bulan yang membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Siangnya, malamnya maupun jam demi jamnya adalah yang paling utama.

Dalam salah satu hadits shahih yang sampai kepada kita, tentang keutamaan bulan suci Ramadhan, diriwayatkan, Nabi Saw bersabda “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, mengahapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. At-Thabrani)

-------------------------------------------------------
Dalam awal khutbahnya, Rasul Saw bersabda:
“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah.

Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.”
------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah bulan Tuhan, bulan yang penuh berkah, dimana Rasul Saw juga mengingatkan, bahwa Allah mengundang kita menjadi tamu Allah di bulan Ramadhan. Di bulan ini setiap hembusan nafas kita akan menjadi tasbih. Tidur kita dihitung sebagai ibadah. Banyak yang meragukan hadits tidurnya orang berpuasa itu ibadah. Tentu saja maksud Nabi, lebih utama jika kita tidak tidur dan melakukan kegiatan2 yang positif dan bermanfaat. Dari segi sanad maupun matannya, hadits tidurnya orang puasa dihitung ibadah tidak terbantahkan. Di bulan ini pula semua amal-amal kita diterima dan setiap untaian doa kita diijabah Allah Swt.

-------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah.”
--------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah .Di bulan Ramadhan kita akan menahan haus dan lapar. Apa yang halal diharamkan bagi kita di siang hari. Oleh karenanya kita juga diminta banyak berdoa dengan tulus agar Allah membimbing kita untuk melakukan puasa kita dengan baik dan membaca Al Qur’an serta mentadaburinya. Kita diperintahkan untuk berdoa agar Allah Swt menguatkan iman kita.

Dalam salah satu Hadits yang sampai kepada kita, Nabi Saw bersabda”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari). Rasul Saw mengecam kita jika Ramadhan berlalu dan kita tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.

--------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat.”
----------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah bulan persaudaraan sesama manusia. Sebagaimana dalam khutbah lanjutannya, Rasul Saw memerintahkan kita untuk bersedekah kepada para fakir dan miskin. Rasul juga meminta kita untuk di bulan suci ini memuliakan kedua orangtua kita baik jika orangtua kita masih hidup ataupun jika sudah meninggal dunia.

Rasul Saw juga memerintahkan kita untuk menyayangi anak2 kita, adik-adik kita yang lebih muda umurnya dibanding kita dan saling mengunjungi dalam rangka menyambungkan tali silaturahim (persaudaraan) dengan kerabat kita maupun dengan sesama. Di bulan ini pula Rasul mengingatkan kita agar senantiasa menjaga lidah dan mulut kita dari perkataan-perkataan dusta, fitnah, ghibah atau yang tidak membawa manfaat.

Dalam sebuah Hadits dilaporkan kepada Nabi Saw tentang seseorang yang selalu berpuasa di waktu siang dan bangun malam untuk shalat tetapi sering menyakiti tetangganya dengan lidahnya. Nabi Saw Ia menjawab singkat: “Dia di neraka! “.

Tentang menjaga lidah dari dusta, dalam hadist riwayat Imam Bukhari, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya. (HR. Bukhari)

Di bulan ini pula kita diminta untuk menjaga pandangan kita aurat yang tidak halal serta dari apa-apa yang tidak halal kita melihatnya, dan menjaga pendengaran kita dari ghibah (gossip), perkataan kotor serta apa-apa yang kita dilarang Allah untuk mendengarkannya.

------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. “
---------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Pada khutbah selanjutnya, sebagai Bapak bagi anak-anak yatim (Abul Yatama) di bulan ini Rasul Saw mengajak kita untuk berbuat seperti beliau, yaitu mengasihani anak-anak yatim serta menyantuninya. Di bulan ini Rasul memerintahkan kita untuk bertaubat kepada Allah dari segala dosa-dosa kita. Pada setiap Shalat kita diminta untuk berdoa, karena saat itulah saat yang utama, dimana Allah Swt memandangi kita semua, hambaNya dengan penuh kasih sayang. Rasul Saw menjamin bahwa Allah Swt akan menjawab ketika kita menyeruNya dan Allah Swt akan menyambut kita ketika kita memanggilNya, dan Allah pasti akan mengabulkan doa-doa kita ketika kita berdoa memohon kehadiratNya.

-----------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih;

Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.”
--------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Rasul Saw juga mengajak kita untuk banyak beristighfar,memohon ampunan atas banyaknya dosa-dosa kita dan menebus jiwa kita yang tergadai dosa-dosa kita. Perbanyaklah juga shalat-shalat sunnah dan panjangkanlah sujud kita (dalam shalat) di bulan ini, agar Allah ringankan punggung kita dari beratnya dosa-dosa kita. Rasul Saw juga mengingatkan bahwa Allah Swt tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan Dia tidak akan mengancam kita dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Pengadilan Ilahi kelak di yaumil hisab.

--------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.

Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.”
----------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah Bulan Penuh ampunan (maghfirah), sebaggaimana dalam khutbah selanjutnya, Rasul Saw mengajak kita untuk berbuat baik kepada sesama, meringankan kesulitan mereka. Kita dianjurkan untuk memberi ‘buka puasa’ kepada saudara-saudara kita sesama muslim di bulan ini dan karenannya Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa kita serta kelak akan diganjar Allah kebaikan sama nilainya dengan membebaskan budak.

Dalam hadits diriwayatkan, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Tirmidzi)

Rasul Saw juga mengajak kita untuk menjaga kita dari panasnya api neraka walau hanya dengan sedekah memberi buka sebiji kurma dan atau seteguk air.

---------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda,”Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan (khutbahnya) “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Rasul Saw mengajak kita untuk memperbaiki dan mempercantik ahlak kita di bulan ini, karena siapa saja diantara kita yang baik ahlaknya, maka kelak ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki banyak manusia tergelincir jatuh ke dalam Neraka Jahanam. Sebaliknya ahlak yang buruk akan menghapus amal puasa dan shalat kita.

-------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda:”Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.”
-----------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Khusus kepada para bawahan kita, kepada para pembantu kita atau para tanggungan kita, Rasul Saw memerintahkan kepada kita agar meringankan pekerjaan mereka di bulan suci ini, agar mereka bisa beribadah secara optimal juga di bulan suci. Dengan meringankan beban pekerjaan kepada mereka, maka kelak Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Sebaliknya memaki bawahan atau pembantu kita akan menghapus pahala amal puasa kita.

Dalam satu hadits diriwayatkan, pada bulan Ramadhan Nabi yang mulia memergoki seorang perempuan yang memaki budaknya (pembantunya). Rasul Saw kemudian memanggil perempuan itu dan menyuruhnya berbuka. Perempuan itu berkata: "Inni shaimah. Aku berpuasa." "

Rasul Saw bersabda, “Bagaimana mungkin kamu berpuasa tetapi kamu maki-maki budakmu."

Dalam hadits tersebut, Nabi Saw mengingatkan kita bahwa bulan Ramadhan adalah bulan perkhidmatan, bukan makian. Memaki hamba Allah akan menghapuskan semua pahala puasanya. Agar supaya puasa itu bermanfaat bagi kita, maka tinggalkan segala macam kezaliman, terutama pada orang kecil.

-----------------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Siapa saja yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat”.
-------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Rasul juga memerintahkan kita untuk menahan setiap keburukan yang akan kita lakukan, agar Allah Swt kelak menahan murka-Nya pada hari kita berjumpa dengan-Nya.

----------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya”.
------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Sebanyak 2 kali dalam khutbah yang sama, Rasul mengingatkan kita tentang anak-anak yatim, dan kita di bulan ini diperintahkan untuk memuliakannya, agar kelak Allah Swt memuliakan kita pada hari kita berjumpa dengan-Nya.

------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.”
------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah Bulan Persaudaraan bagi sesama ummat. Sebanyak 2 kali pula dalam khutbah yang sama, Rasul Saw mengingatkan kita akan pentingnya menyambungkan tali persaudaraan (silaturahim) diantara sesama, agar kelak Allah sambungkan hubungan kita denganNya pada hari kita berjumpa denganNya di yaumil hisab. Rasul Saw juga mengecam siapa saja diantara kita yang memutuskan tali persaudaraan dengan sesama, dan kita diancam akan putus dari rahmat Allah Swt kelak di yaumil hisab.

----------------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.”
-------------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Dalam khutbah berikutnya, Rasul memerintahkan kita agar memperbanyak shalat sunnah dan memperbanyak membaca Shalawat Nabi. Shalat-shalat sunnah yang kita kerjakan di bulan Ramadhan ini akan mendapat ganjaran kebebasan dari siksa api neraka. Demikian juga setiap shalat fardhu di bulan Ramadhan ini akan mendapatkan ganjaran seperti melakukan 70 kali shalat fardu di bulan lain. Sedangkan bagi siapa saja diantara kita yang memperbanyak membaca shalawat Nabi di bulan Ramadhan ini, Allah akan memberatkan timbangannya kelak di yaumul hisab, pada hari ketika timbangan meringan.

Dalam Hadits Imam Ahmad, disebutkan bahwa bagi siapa saja yang berpuasa dan shalat malam pada malam harinya, maka ia akan bersih dari dosa seperti bayi yang baru dilahirkan.

Rasulullah Saw bersabda “Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya”. (HR. Ahmad)

--------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.”
-------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an, yaitu di malam qadar (Al-Lait-Al Qadr) . Rasul Saw memerintahkan kepada kita untuk memperbanyak membaca Al Qur’an dan kata Rasul ganjaran sama dengan mengkhatamkan seluruh Al Qur’an bagi siapa saja yang membaca satu ayat Al Qur’an di bulan suci Ramadhan ini. Subhanallah

-------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :”Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.”
------------------------------------------------------

Sahabatku yang dirahmati Allah, Ramadhan adalah penuh rahmat, dan Allah Swt akan membukakan pintu-pintu surga bagi kita, oleh karenanya kita diperintahkan agar selalu berdoa memohon kepada Allah Swt, Sang Pemilik Surga, agar Allah Swt tidak akan pernah menutupkannya bagi kita selamanya.

Sebaliknya, di bulan suci ini, Allah Swt akan menutup Pintu-pintu neraka, oleh karenanya bermohonlah kepada Allah Swt agar pintu Neraka tersebut tidak akan pernah dibukakan untuk kita selamanya.

Di bulan suci ini juga Setan-setan dibelenggu Allah, oleh karenanya bermohonlah kepada Allah Swt agar Setan tidak lagi pernah menguasai diri kita selamanya.
-------------------------------------------------------------------
Rasul Saw bersabda :"Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu.

Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

-------------------------------------------------------------------
Sebelum Rasul Saw menutup Khutbahnya, Amirul mukminin Ali Bin Abu Thalib Kw yang meriwayatkan haidts ini berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?”
Jawab Nabi SAW: “Ya Abal Hasan! (Ali). Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
--------------------------------

Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad


Wallahualam bissawab

Barakallahufikum
Imam Puji Hartono

:: BANYAK MEMOHON DOA KEMUDAHAN UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN DI BULAN RAMADHAN.



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

- Kita harus fahami bahwa untuk mudah melakukan kebaikan di bulan Ramadhan, itu semua atas kemudahan dari Allah. Jika kita terus pasrahkan pada diri sendiri, maka ibadah akan menjadi sulit untuk dijalani. Karena diri ini sebenarnya begitu lemah. Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan tawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Terus memohon do'a pada Allah agar kita mudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat malam, ibadah puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang hafalan Qur'an dan kebaikan lainnya.

Do'a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”

[Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255. Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ

"Allahumma inni as-aluka fi'lal khoiroot wa tarkal munkaroot."

(Artinya: Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi no. 3233, shahih menurut Syaikh Al Albani).

Semoga Allah menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya. Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do'a kemudahan.
Aamiin ya Robbal alamin.

:: KIAT MASUK SURGA TANPA LEWAT NERAKA



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Ada sebuah kabar gembira dari Allah subhana wa Ta'ala yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad tapi dilupakan oleh Umat Islam saat ini. Kabar gembira tersebut adalah:

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang diridai.” (Q.S. Al Qoriah: 6-7)

Di manakah kehidupan yang diridai tersebut? Dalam Alquran diterangkan bahwa kehidupan yang diridai adalah surga.

(21). Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai.
(22). Dalam surga yang tinggi. (Q.S. Al-Haqqah [69]: 21-22)

Kemudian Allah mengulangi kembali pesan atau kabar gembira ini.

“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran. Maka barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-A’raf [7]:

Sedemikian pentingnya pesan ini hingga Allah Ta'ala mengulanginya sebanyak 3 kali.

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Mukminun [23]: 102)

Dalam perdagangan, orang yang beruntung ialah mereka yang pemasukannya lebih banyak dari pengeluaran. Dalam bahasan kita kali ini, orang yang beruntung ialah orang yang lebih banyak kebaikan daripada keburukannya. Jika seseorang harus masuk ke neraka dulu untuk membakar dosa-dosanya, tentu ia tidak bisa dikatakan sebagai orang yang diridai Allah dan beruntung.

Namun, kemudian muncul sebuah pertanyaan, bukankah orang yang berat timbangan kebaikannya tetap saja masih mempunyai dosa yang harus dipertanggung-jawabkan walaupun sedikit? Jawabannya ada pada Alquran,

“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan. Itulah hari ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barang siapa yg beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.S. At Taghabun [64]: 9)

Kemudian yang kedua adalah perbanyak TAUBAT. Dengan perbanyak taubat niscaya Allah Ta'ala akan membersihkan dosa-dosa kita. Berjalan lurus pada jalan Nya , serta senantiasa Bermohon DOA dengan ketertundukan kita sebagai hamba atas RAHMAT NYA. Karena atas rahmat Nya lah , kita semua selamat dari azab.

"Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)." (Q.S. As Shaffat [37]: 127-128)

" Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan, Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu,Yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,Di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan." (Q.S.Ash Shaffaat [37]: 38-43)

“....Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Q.S. Huud [11]: 114)

“ Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Hadiid [57]: 21)

Semoga Allah senantiasa membimbing pada jalan yang lurus , menguatkan kita dalam ketaatan , ketakwaan dan menyampaikan kita pada ampunan, Rahmat serta Ridha Nya. Aamiin ya Robbal alamin.

Wallahu a'lam bishawab

:: KISAH DUKA ABDURRAHMAN BIN AUF SAAT BERBUKA PUASA



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Di kalangan sahabat, Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan. Ia gemar menyumbangkan hartanya dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu fakir miskin, janda, anak yatim dan jihad di jalan Allah Ta’ala.

Ia termasuk sahabat yang masuk Islam di awal dakwah (as-sabiqun al-awwalun), ikut berhijrah ke Madinah, turut serta dalam perang Badar dan perang-perang setelahnya dan salah satu dari sepuluh sahabat muhajirin yang diberi kabar gembira dengan surga (al-mubasyarun bil-jannah). Ia seorang sahabat mulia yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan.

Pada suatu hari saat Abdurrahman bin Auf sedang berpuasa, pembantunya menghidangkan makanan lezat untuk berbuka puasa. Memandang makanan dan minuman lezat di atas meja makan tersebut, sahabat Abdurrahman bin Auf justru termenung dalam kesedihan. Lalu terdengarlah desahan nafasnya. Katanya:

“Mush’ab bin Umair telah terbunuh, sedangkan ia lebih baik dariku. Ia hanya dikafani dengan sebuah kain pendek dari bulu domba. Jika kepalanya ditutupi dengan kain itu, maka kedua kakinya nampak terlihat dan jika kedua kakinya ditutup maka kepalanya nampak terlihat. Hamzah bin Abdul Muthalib juga telah terbunuh dan ia lebih baik dariku.

" Lalu kenikmatan dunia dibukakan lebar-lebar kepada kita. Kami khawatir pahala amal-amal kebaikan kami telah disegerakan kepada kami di dunia.” Abdurrahman bin Auf kemudian menangis tersedu-sedu dan meninggalkan makanan buka puasa tersebut. " (HR. Bukhari no. 4045)

Dikisahkan bahwa hal serupa juga dialami oleh Khabbab bin Art, seorang sahabat muhajirin yang dahulu pernah dipanggang di atas api oleh tuannya agar ia mau kembali kepada agama berhala. Sahabat mulia yang ikut berhijrah dan berjihad bersama Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa salam itu bercerita:

“Kami telah berhijrah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam semata-mata karena ingin mencari wajah Allah, maka pahala kami pun telah tetap di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah wafat tanpa mengambil pahalanya. Di antaranya adalah Mush’ab bin Umair. Ia terbunuh pada perang Uhud dan hanya meninggalkan sebuah kain pendek. Jika kami menutupi kepalanya dengan kain itu, maka kedua kakinya nampak terlihat dan jika kami menutupi kedua kakinya dengan kain itu maka kepalanya nampak terlihat.

Maka Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan kepada kami untuk menutupi kepalanya dengan kain itu dan menutupi kedua kakinya dengan rumput Idzkhir. Dan di antara kami ada orang yang buah perjuangannya telah matang dan kini ia memetik hasilnya.”(HR. Bukhari no. 6448 dan Muslim no. 940)

Subhanallah ,

Semoga kisah ini bermanfaat , mengajarkan kepada kita
sebuah hikmah kesederhanaan dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

:: SEBUAH KISAH BOCAH CILIK , SEBAGAI RENUNGAN


Bismillahirrahmanirrahim,

Beberapa tahun silam saya mendapat e-mail cerita dari sobat saya tentang "Bocah Misterius". Setiap kali saya publish, respon an comment yang datang sangat banyak. Karena itu saya merasa perlu mempublishnya lagi menjelang Ramadhan yang sangat kita tunggu.

Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.

Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.

Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya. Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan.

Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya. Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu.

Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.

Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu. Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. "Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.

Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman. "Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.." Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.

"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa? Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian…!?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.

Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba. "Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami…! Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?

Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi.

Tuan…, jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak…." Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Di tengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman! Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur.

Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat..

Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak. Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan. Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.

Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya. Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.

Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.

Semoga kisah ini bermanfaat membukakan hati kita bersama

:: SUBHANALLAH, DAHSYATNYA MANFAAT PUASA



Bismillahirrahmanirrahim,
Dalam keadaan normal tubuh kita mendapatkan energi dan nutrisi dari luar tubuh melalui makanan, minuman dan radiasi. Ketika kita puasa di siang hari, dimana tidak ada asupan makan, aktifitas dan gerak kita akan membakar energi hingga habis.

Pertama-tama energi akan diperoleh dari glucosa hasil makan (sahur). Setelah habis, energi diperoleh dari glicogen dalam darah. Bila kandungan glicogen berkurang, otak menyatakan lapar lalu menyuruh kita makan. Bila kita sedang berpuasa otak akan otomatis menghidupkan PROGRAM AUTOLISIS.

Semua makhluk hidup di bumi dibekali dengan sistem (fithrah) autolisis yang khas:

- Pohon berpuasa dengan menggugurkan daun
- Rumput dan biji berpuasa dengan berhenti tumbuh (dorman)
- Beruang berpuasa selama musim dingin
- Buaya berpuasa (aestivasi) selama musim panas
- Ikan paus dan burung berpuasa ketika bermigrasi
- Ikan salmon, pinguin, berpuasa ketika musim kawin
- Kuda, kucing, berpuasa ketika terserang penyakit hingga sembuh

Ketika autolisis diaktifkan, maka ia segera beraksi. Autolisis akan mencari database rancangan dasar (fithrah) manusia. Secara keseluruhan ada sekitar 50 trilyun sel penyusun tubuh yang terdiri dari sekitar 200 jenis sel. Berbekal data detail setiap sel autolisis menjelajah seluruh tubuh.

Autolisis mengerti bagaimana seharusnya kondisi sehat dari setiap jenis sel, di bagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, dan berapa banyak jumlah dari tiap jenis sel yang ideal bagi tubuh.

Ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar fithrah, mengubah asam amino dan gula. Bila sel-sel liar habis, ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak) menjadi keton. Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sel-sel rusak, sel sel mati, BENJOLAN hingga TUMOR serta timbunan lemak yang sering menjadi sarang zat beracun.

Subhanallah , Maha Besar Allah atas setiap karunia dan Kasih Sayang Nya.

Wallahu a'lam bishawab

:: AMALAN SUNAH SELAMA BULAN RAMADHAN







بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

1. Bersahur

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari , Muslim )

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad No. 11086, Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 11086)

Dari Amru bin Al-‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim No. 1096)

Dari ‘Amru bin Maimun Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

Para sahabat Muhammad SAW. adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya. (HR. Al-Baihaqi dalam As Sunan Al-Kubra No. 7916. Al-Faryabi dalam Ash Shiyam No. 52. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf No. 9025)


2. Tadarus Al-Quran dan Mengkhatamkannya

Bulan Ramadhan adalah bulan yang amat erat hubungannya dengan Al-Quran, karena saat itulah Al-Quran diturunkan. Oleh karenanya aktifitas bertadarus (membaca sekaligus mengkaji) adalah hal yang sangat utama saat itu, dan telah menjadi aktivitas utama sejak masa Nabi SAW. dan generasi terbaik.

Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:

Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)

Faedah dalam hadits ini adalah:

Rasulullah SAW. juga melakukan tadarus Al-Quran bersama Malaikat Jibril. Beliau melakukannya setiap malam, dan dipilihnya malam karena waktu tersebut biasanya waktu kosong dari aktifitas keseharian, dan malam hari suasana lebih kondusif dan khusyu.’

Bukan hanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi ini juga perilaku para sahabat dan generasi setelah mereka. Beliau beliau mengkhatamkan Al Quran diantara jeda shalat (Magrib-Isya, atau Dhuhur-Ashar, atau di waktu-waktu yang sesuai dengan kedaan masing-masing.


3. Bersedekah

Nabi SAW. sebagai teladan kita telah mencontohkan akhlak yang luar biasa yaitu kedermawanan. Hal itu semakin menjadi-jadi ketika bulan Ramadhan.

Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, menceritakan:

Nabi SAW. adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus Al-Quran bersamanya. Maka, Rasulullah SAW. benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan laksana angin yang berhembus. (HR. Bukhari No. 3220)


4 Memberikan makanan buat orang yang berbuka puasa

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu. (HR. At Tirmidzi , Ahmad )


5. Memperbanyak doa

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak: 1. Doa orang yang berpuasa sampai dia berbuka, 2. Pemimpin yang adil, 3. Doa orang teraniaya. (HR. At Tirmidzi )

Berdoa di waktu berbuka puasa juga diajarkan oleh Nabi SAW. Berikut ini adalah doanya:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika sedang berbuka puasa dia membaca: “Dzahaba Azh Zhama’u wab talatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (HR. Abu Daud No. 2357, Al-Baihaqi )


6. Menyegerakan berbuka puasa

Dari ‘Amru bin Maimun Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

Para sahabat Muhammad SAW. adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya. (HR. Al-Baihaqi )


7. I’tikaf

Dari ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha:

Bahwasanya Nabi SAW. beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatka Allah, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu. (HR. Bukhari, No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)


8. Qiyamur Ramadhan (Shalat Tarawih)

- Keutamaannya:

Shalat Tarawih memiliki keutamaan dan ganjaran yang besar, sebagaimana yang disebutkan oleh berbagai hadits shahih, yakni di antaranya:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi SAW. dia bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam ketika lailatul qadar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 1901, Muslim No. 760, ini lafazh Bukhari)


9. Umrah ketika Ramadhan adalah sebanding pahalanya seperti haji bersama Rasulullah SAW

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah SAW. berkata kepada seorang wanita Anshar bernama Ummu Sinan:

“Sesungguhnya Umrah ketika bulan Ramadhan sama dengan menunaikan haji atau haji bersamaku.” (HR. Bukhari No. 1863, Muslim No. 1256)


10. Menjauhi perbuatan yang merusak puasa

Perbuatan seperti menggunjing (ghibah), adu domba (namimah), menuruti syahwat (rafats), berjudi, dan berbagai perbuatan fasik lainnya, mesti dijauhi sejauh-jauhnya agar shaum kita tidak sia-sia.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja. (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No. 2720)


Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita dalam ketaatan dan menyampaikan kita pada Ampunan , Kemenangan serta Rahmat Nya . aamin.


Wallahu a'lam bishawab
Semoga bermanfaat

:: HAL - HAL YANG MEMBATALKAN PUASA DAN YANG TIDAK


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

A. Hal-hal yang membatalkan puasa ada dua macam

1. Yang membatalkan puasa dan hanya wajib mengqodho-nya saja, yaitu :

a. Makan, minum dan merokok secara sengaja (dan wajib atas pelakunya bertaubat). Muntah dengan sengaja, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:

مَنْ اسْتَقَاءَ فَعَلَيْهِ القَضَاء

”Barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib atasnya qodho’.” (Shahih, HR Hakim dan selainnya).

b. Wanita haidh atau nifas, walaupun ia berada pada waktu akhir menjelang terbenamnya matahari.

2. Yang membatalkan puasa dan wajib mengqodho’ serta membayar kafarat, yaitu: Jima’ (bersetubuh) dan tidak ada selainnya menurut mayoritas ulama.

Kafarat-nya yaitu membebaskan budak, apabila tidak ada budak maka berpuasa dua bulan berturut-turut, apabila tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin.

Sebagian ulama tidak mensyaratkan harus berurutan di dalam kafarat (maksudnya boleh memilih salah satu diantara tiga)


B. Hal-Hal Yang Tidak Membatalkan Puasa

1. Makan dan minum karena lupa, keliru (maksudnya, mengira sudah waktunya buka ternyata belum) atau terpaksa. Tidak wajib mengqodho’-nya ataupun membayar kafarat, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam

”Barangsiapa yang lupa sedangkan ia berpuasa, lalu ia makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum.” (Muttafaq ’alayhi).

Dan sabda beliau, ”Sesungguhnya Allah mengangkat (beban taklif) dari umatku (dengan sebab) kekeliruan, lupa dan keterpaksaan.” (Shahih, HR Thabrani).


2. Muntah tanpa disengaja, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,

”Barangsiapa yang mengalami muntah sedangkan ia dalam keadaan puasa maka tidak wajib atasnya mengqodho’.” (Shahih, HR Hakim).


3. Mencium isteri, baik untuk orang yang telah tua maupun pemuda selama tidak sampai menyebabkan terjadinya jima’.

Dari ’Aisyah Radhiyallahu Anha beliau berkata, ”Rasulullah pernah menciumi (isteri-isteri beliau) sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa, beliau juga pernah bermesraan sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. Namun beliau adalah orang yang paling mampu menahan hasratnya,” (muttafaq ’alayhi).


4. Mimpi basah di siang hari walaupun keluar air mani.

5. Keluarnya air mani tanpa sengaja seperti orang yang sedang berkhayal lalu keluar (air mani).

6. Mengakhirkan mandi janabat, haidh atau nifas dari malam hari hingga terbitnya fajar. Namun yang wajib adalah menyegerakannya untuk menunaikan shalat.

7. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air ke dalam rongga hidung) secara tidak berlebihan, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Laqith bin Shabrah,
أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا

”Sempurnakan wudhu’ dan sela-selailah jari jemari serta hiruplah air dengan kuat (istinsyaq) kecuali apabila engkau sedang berpuasa.” (Shahih, HR ahlus sunan).


8. Menggunakan siwak kapan saja, dan yang semisal dengan siwak adalah sikat gigi dan pasta gigi, dengan syarat selama tidak masuk ke dalam perut.

9. Mencicipi makanan dengan syarat selama tidak ada sedikitpun yang masuk ke dalam perut.

10. Bercelak dan meneteskan obat mata ke dalam mata atau telinga walaupun ia merasakan rasanya di tenggorokan.

11. Suntikan (injeksi) selain injeksi nutrisi dalam berbagai jenisnya. Karena sesungguhnya, sekiranya injeksi tersebut sampai ke lambung, namun sampainya tidak melalui jalur (pencernaan) yang lazim/biasa.

12. Menelan air ludah yang berlendir (dahak), dan segala (benda) yang tidak mungkin menghindar darinya, seperti debu, tepung atau selainnya (partikel-partikel kecil yang terhirup hingga masuk tenggorokan dan sampai perut, pent.).

13. Menggunakan obat-obatan yang tidak masuk ke dalam pencernaan seperti salep, celak mata, atau obat semprot (inhaler) bagi penderita asma.

14. Gigi putus, atau keluarnya darah dari hidung (mimisan), mulut atau tempat lainnya.

15. Mandi pada siang hari untuk menyejukkan diri dari kehausan, kepanasan atau selainnya.

16. Menggunakan wewangian di siang hari pada bulan Ramadhan, baik dengan dupa, minyak maupun parfum.

17. Apabila fajar telah terbit sedangkan gelas ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkan-nya melainkan setelah ia menyelesaikan hajat-nya, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,
إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

”Apabila salah seorang dari kalian telah mendengar adzan dikumandangkan sedangkan gelas masih berada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya sampai ia menyelesaikan hajat­-nya tersebut.” (Shahih, HR Abu Dawud).

18. Berbekam, “karena Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berbekam sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa.” (muttafaq ’alayhi).


Wallahu’alam bish shawwab.
Oleh Sheikh Muhammad Jamil Zainu

Semoga bermanfaat dan berkah Allah menyertai , amin.

Sabtu, 06 Juli 2013

:: KISAH TERHINDAR DARI SIKSA KUBUR KARENA MENJAGA WUDHU

Bismillahirrahmanirrahim,



Berita Alam Kubur malam sebagai renungan semoga kita bisa tetap suci dengan seringnya berwudhu. Juga selain menambah keindahan wajah, wudhu juga dapat menghindarkan diri dari siksa kubur nantinya. seperti halnya kisah di bawah ini.

Kisahnya. Ada seorang insan yang bernama Sulaiman bin Mihrain Al-A'masy. Beliau ini selalu menjaga kesucian dirinya dari hal-hal yang membatalkan wudhu. Ketika ia batal dari wudhunya, cepat-cepat ia mengambil air wudhu lagi.

Pakaiannya terlihat begitu sederhana saja, bahkan teramat sederhana. Ketika seorang tabi'in menghadiri majelis, penampilannya menjadi perhatian banyak orang. Dialah Sulaiman bin Mihram, seorang uama yang tak begitu memperhatikan penampilannya.

Sosok Sulaiman ini unik hingga sering kali membuat orang lain bingung, bahkan tidak sedikit pula yang meremehkannya. Pernah pada suatu ketika Sulaiman menghadiri majelis bersama Ibnu Abi Laila, semua pandangan orang tertuju kepada Sulaiman yang pakaiannya lusuh tak bernilai.

Salah seorang yang hadir di majelis itu bertanya kepada Ibnu Abi, "Wahai Ibnu Abi, kamu menghadiri majelis fikih dan membawa seorang yang seperti ini (berpakaian gembel)?" Ibnu Abi menjawab, "Inilah guru kita, Sulaiman Al A'masy."

Sulaiman sang Ahli Hadits. Setelah mendapatkan penjelasan dari Ibnu Abi Laila, seluruh peserta majelis menjadi tertunduk malu. Mereka merasa bersalah karena telah meremehkan sosok Sulaiman yang merupakan ahli hadits, yang telah menghafal kurang lebih 4 ribu hadits.

Sulaiman ini hampir tujuh tahun lamanya tidak pernah ketinggalan takbiratul ikhram rakaat pertama dalam shalat berjamaah. Juga beliau ini ada pada posisi terdepan alias shaf pertama dalam shalat berjamaah.

Begitu pula dalam hal berwudhu, hampir tak pernah Sulaiman melupakan wudhu jika telah batal wudhunya. Bahkan kalau ia tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan tidak sempat mengambil air wudhu, beliau selalu bertayamum. (Diriwayatkan ulama Fudhail bin Iyadh).

Nikmat Kubur. Ulama kelahiran Thabaristan ini meninggal dunia pada usia 87 tahun, bulan Rabi'ul Awal tahun 148 hijriyah.

Diriwayatkan oleh Jarir. Dia berkata, Setelah kematian SUlaiman, aku pernah melihatnya dalam mimpi, lalu aku bertanya kepadanya, "Wahai Abu Muhammad, bagaimanakah keadaanmu?"

Beliau mengatakan, "Kami selamat dengan pengampunan Allah SWT dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Rupanya Sulaiman Al A'masy telah mendapatkan nikmat kubur karena sejumlah amal ibadahnya semasa hidupnya. Dan salah satunya adalah beliau selalu mempertahankan diri dalam keadaan suci.

Subhanallah, Allahu Akbar ..



Wallahu a'lam bishawab
Barakallahufikum ..

:: SUBHANALLAH, KEUTAMAAN SAYYIDUL ISTIGHFAR



 
Bismillahirrahmanirrahiim,
 
SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

(Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha Illa Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, Audzubika min syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa ‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa Anta )

”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.


Keutamaan dan Kapan membacanya?

Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)


Kandungan maknanya?

Ini adalah doa agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.


Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :

- Nabi Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Ma’buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.

- Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.

- Kemudian dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan kepada diri beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk cara beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.

- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.

- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala.

Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.

Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk syurga.

Wallahu a’lam bisshowab.

Semoga Allah senantiasa memberi karunia dan menyampaikan kita pada ampunan, rahmat serta ridha Cinta Nya . Aamiin.

(Lihat kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin Al Badr. )

:: ALLAH MEMBERSIHKAN HAMBA-NYA DENGAN TIGA TANDA






Bismillahirrahmanirrahim ,


Tipu daya syaitan dan bisikan hawa nafsu sentiasa mempermain-mainkan kehidupan seorang insan, setiap saat kedua-duanya bersatu tenaga merancang untuk merobohkan benteng iman di hati manusia. Namun begitu tidaklah Allah Taala menyerahkan sebulat-bulatnya diri orang mukmin untuk menjadi hidangan syaitan dan hawa nafsu mereka, bahkan Allah Taala membersih jiwa orang mukmin itu setiap saat hingga mereka kembali kepada-Nya dalam keadaan sebersih-bersihnya.

APAKAH TANDA-TANDA ALLAH MENSUCIKAN DIRI SEORANG HAMBA?

1. Diturunkan musibah kepadanya lalu dia redha.
2. Dihidupkan jiwanya lalu dia bertaubat.
3. Dituntun hatinya lalu dia suka beribadat

Tiga perkara yang amat besar fungsinya untuk memastikan hamba yang beriman tetap terjaga dan terlindung dari jenayah hawa nafsu dan tipu daya syaitan. Sehingga dia bertemu Allah dalam keadaan suci, bersih lagi diredai.

•☆.•*´¨`*••♥ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ♥••*´¨*•.☆•

|| DITURUNKAN MUSIBAH KEPADANYA LALU DIA REDHA

Sesunggguhnya musibah akan membentuk tiga karakter manusia.

1. Jiwa yang unggul, teruji dan benar cintanya kepada Allah Taala.

Musibah amat berkait rapat dengan perasaan kejiwaan manusia,

• Apakah dia redha dan akur atas kehendak Allah kemudian percaya dengan ganjaran bagi orang yang sabar?

• Apakah dia menerima musibah itu sebagai hadiah terindah dari kekasih Yang Maha mengasihani?

• Apakah musibah itu mampu melonjakkan imannya ke tahap yang lebih tinggi sehingga dia sentiasa meneliti kekurangan diri? Kemudian bertanya: “Mengapakah Allah memilih diriku?

• Apakah dosa-dosaku yang harus disucikan dengan datangnya musibah ini, bagaimanakah aku harus memperbaiki diri dan amalku?”

Akhirnya, lahir satu keyakinan bahawa Allah akan mengganti musibah itu dengan kebaikan yang akan datang selepasnya. Sesuai dengan Firman-Nya:

☆ ☆ ☆ ☆ “Sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.” (Surah Al-Insyirah ayat 5)


2. JIWA YANG MEMBERONTAK.

Apabila seseorang menerima musibah dengan hati yang berprasangka buruk kepada Allah. Dia berkata:

“Tuhan telah menghinakan aku", menyerahkan aku kepada orang-orang yang jahat lalu mereka menzalimiku. Tuhan menolak doa-doaku, mencampakkan ibadatku sehingga empat puluh hari, Dia tidak menerima amal salehku. Dia menghukum, menutup pintu langit, menahan rezeki dan mengazabku dengan musibah ini. Nauzu billahimin dzalik, betapa bijaknya syaitan meniupkan penyakit putus harapan yang mematikan jiwa redha seorang hamba. Hal ini amat bertentangan dengan suruhan Allah kepada orang yang berdosa didalam surah al-Zumar ayat: 53.

☆ ☆ ☆ ☆ “Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


3. JIWA YANG MUDAH BERPALING.

Kesetiaan menjadi faktor terpenting dalam perhubungan, sebagaimana seorang hamba mesti membuktikan setianya kepada Allah dalam setiap keadaan. Susah atau senang, sibuk atau lengang, kaya atau miskin, terkenal atau terlupakan, diatas atau dibawah, disanjung atau dijatuhkan. Bagaimanapun situasi yang terjadi, hubungan hati dengan Allah Taala tetap terjaga. Tidak pernah melupakan Allah saat senang sebagaimana dia mengingati-Nya di kala susah. Tetapi Al-Quran telah merakamkan keadaan orang yang mudah berpaling ketika dilanda musibah dalam hidupnya. Sebagaimana firman-Nya:

☆ ☆ ☆ ☆ “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Surah al-Hajj ayat: 11)

Sudah selayaknya setiap hamba Allah memandang musibah sebagai satu tanda bahawa Allah Taala mahu membersihkan dirinya, memberi jaminan kafarah atas segala dosanya sehingga dia bertemu Allah dengan jiwa yang redha lagi diredai. Sebagaimana sabda Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam:

☆ ☆ ☆ ☆ “Tiada seorang muslim yang menderita kelelahan, atau penyakit atau kesusahan hati bahkan gangguan berupa duri yang menyakitinya melainkan semua itu menjadi penebus dosa-dosanya.” (Hadis riwayat al-Bukhari Muslim)

•☆.•*´¨`*••♥ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ♥••*´¨*•.☆•

|| KEMUDIAN TANDA YANG KEDUA, IALAH: DIHIDUPKAN JIWANYA LALU DIA BERTAUBAT

Setiap kali berbuat dosa hati akan tersiksa, takut, sedih dan putus asa mengingati kejahatan diri. Disitulah rahmat bagi orang beriman yang melakukan dosa, dia sentiasa ingat untuk bertaubat, merayu dan memohon maaf kepada Allah, merintih dan menangis, sesal yang tidak terperi sakitnya, lalu dia mendekat serapat-rapatnya kepada Allah dan mengetuk pintu taubat setiap kali melakukan kesilapan.

Kemudian hatinya berbisik: “Siapakah yang berkuasa membuka relung hatiku dan membersihkannya dari karat dan noda maksiat? Siapakah yang memberi cahaya ke jiwaku dan menggetarkan perasaan dengan ilmu-Nya sehingga menitislah airmata penyesalanku? Engkaulah Tuhan Yang Maha Menerima Taubat yang telah berfirman:

☆ ☆ ☆ ☆ “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku katakanlah bahawa Aku adalah dekat.” (Surah al-Baqarah ayat: 186)

Bagaikan mati hidup semula, begitulah perumpamaan tentang jiwa orang mukmin yang kembali kepada Allah, sebagaimana perumpamaan Al-Quran:

☆ ☆ ☆ ☆ “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?” (Surah Al-An’am ayat: 122)

Selain menghidupkan jiwa orang mukmin, taubat juga menjadi cara dan kaedah termudah untuk diterima kembali oleh Allah Taala dalam pelukan rahmat-Nya. Namun kadang-kadang jiwa manusia bersikap angkuh, merasa diri telah sempurna dan tidak pernah terseleweng walau sesaat, memandang orang lain dengan pandangan kehinaan, seolah-olah aib dan kelemahan itu hanya milik orang sedang dirinya tiada cela.

Beristighfarlah untuk masa yang dibuang percuma tanpa mengingati Allah. Beristighfarlah untuk diri yang kurang amanah terhadap keluarga dan kerjaya. Beristighfarlah untuk membersihkan hati dari sangka buruk, riya, tamak, dengki, cemburu dan lidah yang menyengat perasaan orang lain. Beristighfarlah kerana rela menjadi sahabat syaitan angkara kejahilan diri dan ketandusan ilmu. Beristighfarlah untuk diri yang tidak merasa perlu untuk beristighfar. Lakukanlah sepanjang masa hingga bertemu Allah dalam keadaan bersih lagi diredai.

•☆.•*´¨`*••♥ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ♥••*´¨*•.☆•

|| YANG KETIGA, TANDA ALLAH MENSUCIKAN SEORANG HAMBA IALAH DITUNTUN HATINYA LALU DIA SUKA BERIBADAT

Sepatutnya para ahli ibadat bersyukur kepada Allah kerana mereka telah dipilih sebagai orang-orang yang dekat di sisi-NYa. Roh ibadah itu telah menjadi darah dan daging mereka, kemana saja mereka melangkah semuanya diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Tetapi berhati-hatilah dengan tipu daya syaitan yang suka memuji diri kita kerana ibadah kita itu sehingga membuat diri lupa bahawa semua itu atas sebab pertolongan Allah Taala. Syaitan juga memujuk diri manusia supaya cepat berpuas hati dengan ibadahnya . Sehingga roh ibadat itu hilang dalam diri nya.

Ya, apabila ibadat yang dilakukan tidak ditujukan untuk mengubat diri, memperbaiki akhlak, meluruskan moral, membangkitkan kekuatan supaya cemerlang sebagai mukmin berjaya di arena dunia yang mencabar dan ibadah itu tidak mampu memaparkan gambaran hidup tentang siksa kubur dan nikmatnya, syurga dan neraka, peristiwa hari kebangkitan. Apabila ibadat hanya dianggap sekadar melunaskan hutang, membayar kewajipan, mendirikan rukun dan syaratnya saja tanpa diselami dengan penghayatan.

Bagaimanakah ibadah Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam? Aisyah radhiallahuanha berkata,

☆ ☆ ☆ ☆ “Rasulullah bangun sembahyang di waktu malam, sehingga pecah-pecah kaki baginda. Saya bertanya: Mengapakah kamu berbuat begini Ya Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian? Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur (atas nikmat Allah tersebut).” (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Tergeraknya hati untuk melakukan ibadah merupakan tuntunan Allah kepada hamba-Nya semata-mata mahu mensucikan kita dan memberi ganjaran yang baik di sisi-Nya. Bukankah sembahyang menjadi pengapus dosa-dosa kecil selama tidak dilakukan dosa besar? Jummat ke Jumaat, Ramadhan ke Ramadhan merupakan proses pergiliran penghapusan dosa yang sepatutnya disyukuri. Jauh sekali melahirkan jiwa yang sombong dan suka memuji diri sendiri dengan ibadah yang masih masin lagi (tidak sedap untuk dinikmati)

Ya Allah , bimbinglah kami agar dapat senantiasa bersyukur kepadaMu dan untuk beribadah lebih baik lagi. Sampaikan kami pada rahmat serta ridha Mu. Aamiin.



Wallahu a'lam bishawab

Djuanda.com